Foto Edi Wahyono. Dalam artikel terdahulu dibedakan antara murid dan pelajar. Murid padanannya ialah mursyid dan pelajar atau siswa padanannya ialah guru. Mursyid dalam literatur tasawuf berarti
Tiga Adab Seorang Salik Terhadap Mursyid Didalam bertareqat atau menempuh jalan rohani seorang murid salik sangat di tuntut untuk melaksanakan adab yang berlaku dalam tarekat tersebut, karena menurut para ulama adab jauh lebih utama dari ilmu. Jika seorang salik tidak memilki adab kepada sang guru, sudah bisa di pastikan bahwa perjalanannya itu akan sia-sia, si salik tidak akan mendapatkan apa-apa dari perjalanannya itu. Di dalam bertarekat adab adalah hal yang utama. Orang yang tak memiliki adab tak pantas berada di jalan Tuhan. Tak berilmu tapi beradab kepada mursyid tentu akan lebih cepat sampai ke tujuan dari pada berilmu tapi tak beradab kepada mursyid, tentu yang lebih baik adalah berilmu dan beradab sekaligus kepada pembimbing rohaninya. Didalam tarekat adab tiga adab yang mesti di pahami dan dilaksanakan oleh seorang salik yang sedang menempuh jalan ketuhanan seperti yang di jelaskan oleh Mursyid dari Tarekat Qodiriyah Hanafiah Tuangku Syaikh Muhammad Ali Hanafiah Ar-Rabbani. Tiga adab tersebut adalah 1. Adab seorang murid kepada mursyidnya tidaklah boleh melebihi adabnya kepada kedua orang tuanya sendiri. Bagaimana sikap seorang murid kepada orang tuanya, maka begitujugalah sikapnya kepada mursyidnya. Contohnya dalam hal mencium tangan guru atau mursyid, jika si murid selalu mencium tangan orang tuanya, maka bolehlah simurid mencium tangan guru atau mursyidnya. Tapi jika tak pernah mencium tangan orang tuanya di saat bersalaman contohnya, maka tak mengapa jika tak mencium tangan guru mursyidnya, karena adab kepada gurunya tidak boleh melebihi adabnya kepada orang tuanya sendiri. 2. Seorang murid menganggap dan memposisikan mursyidnya sebagai orang tua spritualnya Mursyid bagi murid adalah orang tua rohani, sedang ayah dan ibunya adalah orang tua bagi jasmaninya. Kedudukan orang tua jasmani sama dengan orang tua rohaninya, sehingga adab kepada orang tuan rohaninya tidak boleh melebihi adabnya kepada orang tua jasmaninya. 3. Seorang murid wajib menghormati mursyid lain diluar dari thariqahnya sebagaimana dia menghormati mursyidnya sendiri. Menghormati mursyid dari tarekat lain berarti menghormati mursyid tarekat sendiri, dan tidak menghormati mursyid tareqat lain Tarekat yang muktabaroh berarti tidak menghormati mursyid sendiri. Untuk penjelasannya simak video singkat berikut oleh Tuangku Syaikh Muhammad Ali Hanafiah Ar-Rabbani tentang adab murid kepada guru mursyid. Semoga dapat mencerahkan dan menambah pengetahuan kita tentang adab seorang murid yang sedang menempuh jalan kerohanian kepada guru pembimbing spritualnya. Wassalam. Artikel selanjutnya Tuangku Syaikh Muhammad Ali Hanafiah - 4 Maqam Dalam Tasawuf Pengamal Tarekat harus Bersatu - Tuangku Syeikh Muhammad Ali Hanafiah Hakikat Bai'at Dalam Tarekat - Tuangku Syaikh Muhammad Ali Hanafiah Jadilah peran dalam suatu perjuangan umat dan jangan hanya jadi penonton, sungguh rugi diakhirnya nanti.
Fasilitasorang kota lebih lengkap, sinyal untuk internetnya full, apalagi harganya murah. Dengan internet, mereka bisa menggantikan pertemuan dengan guru mursyid dengan menonton youtube dan mencari di Google. Ini merupakan cara-cara Dajjal untuk menutupi hati kita dari cahaya iman. Cara Dajjal untuk memutus hubungan antara murid dan guru. ๏ปฟAbstrak Ilmu merupakan pengetahuan yang sudah klasifikasi,diorganisasi,disistematisasi dan diinterpretasikan untuk menghasilkan kebenaran yang objektif sehingga dapat diuji kebenarannya dan dapat diuji ulang secara menurut Al-Qur'an mencakup segala macam pengetahuan dan ilmu yang berguna bagi semua manusia dalam kehidupannya,baik dimasa kini ataupun berguna dimasa yang akan datang,berguna didunia dan karena itulah kita sebagai hamba Allah yang menciptakan di muka bumi,harus menguasai ilmu,wajib hukumnya bagi kaum muslimin ataupun muslimat untuk menuntut menciptakan manusia untuk menuntut ilmu tidak hanya ilmu dunia saja,namun ilmu akhiratpun perlu karena apabila kita ingin bahagia di dunia maupun akhirat hendaklah dengan mencari ilmu karena menuntut ilmu itu merupakan suatu kewajiban bagi seorang laki-laki maupun perempuan,tua maupun muda,orang dewasa maupun anak-anak menurut cara-cara yang sesuai dengan keadaan,bakat dan kemampuan. Dalam pemikiran Islam ada dua sumber ilmu,yaitu akal dan tidak boleh dipertentangkan karena manusia diberi kebebasan dalam mengembangkan akal budinya berdasarkan Al-Qur'an dan itulah ilmu dalam pemikiran Islam ada yang bersifat abadi yang tingkat kebenarannya bersifat mutlak karena bersumber dari wahyu Allah dan ilmu yang bersifat perolehan yang tingkat kebenarannyabersifat nisbi karena sumbernya dari akal pikiran manusia. Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna karena dibekali seperangkat potensi dan potensi yang paling utama dalam diri manusia adalah akal manusia dapat berfikir dan hasil pemikirannya itu berupa ilmu pengetahuan dan teknologi,jadi sebagai manusia yang sempurna yang diberikan akal yang sehat Allah mewajibkan manusia untuk menuntut pengetahuan dan teknologi tersebut hendaklah dikembangkan berdasarkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah Swt karena apabila kita kembangkan dengan rasa iman dan takwa maka Allah akan memberikan jaminan kemaslahatan bagi kehidupan umat manusia termasuk juga penjelasan ini banyak ayat dan hadis yang mewajibkan uamt untuk menuntut ilmu salah satunya surat Al-Mujadilah ayat 11dan masih banyak hadis yang menjelaskan kewajiban menuntut ilmu. Disamping menuntut ilmu,hendaklah bertanggung jawab atas kelestarian alam dan lingkungan sekitar, karena apabila tanggung jawab tidak dilakukan dan justru berbuat kerusakan di muka bumi ini maka fungsi manusia sebagai khalifah dan pemakmur di muka bumi telah bergeser menjadi perusak yang pada akhirnya berdampak ekologis bagi keseimbangan alam sekaligus bagi kelangsungan generasi selanjutnya,dan ketika lingkungan rusak maka susah pula tempat untuk menuntut ilmu,jadi orang berilmu juga harus menjaga lingkungan disekitarnya. Sebagai ilmuan apa yang telah diperoleh dalam menjadikan dunia Islam pada masa lampau menjadi pusat pengembangan ilmu dan kebudayaan, Insya Allah dimasa mendatang kejayaan tersebut akan berulang kembali seandainya umat islam tersebut mempelajari dan mengamalkan ajaran Agama Islam secara menyeluruh. Kata kunci Kewajiban menuntut ilmu menurut Al-Qur'an dan Al-Hadits Abstract Science is knowledge that has been classified, organized,syastematized and interpreted to produce an Objective truth that can be verifiable and according to the Qur " an includes all kinds of knowledge that is useful for people in their lives,either the present or the servants of God who have been created in the earth,must master not onlu the world " s but also eschatology because if we want to be happy in this world and hereafter must Didalamthoriqoh ada yang disebut talqinu adz-dzikr, yakni pendiktean kalimat โ€œdzikir la ilaaha illallahโ€ dengan lisan (diucapkan) atau pendiktean ismu adz-dzat lafadz Allah secara bathiniyah dari seorang guru mursyid kepada muridnya. Dalam melaksanakan dzikir thoriqoh seseorang harus mempunyai sanad (ikatan) yang muttashil (bersambung) dari guru mursyidnya yang Home Tausyiah Jum'at, 26 November 2021 - 1345 WIBloading... Memuliakan dan menghormati guru adalah salah satu adab dalam menuntut ilmu. Foto/Ist A A A Islam sangat memuliakan ilmu sehingga para guru atau Mu'allim wajib kita hormati dan muliakan. Selain menghormati guru, seorang murid juga harus menjunjung tinggi adab kepada gurunya. Bertepatan dengan Hari guru yang diperingati setiap tanggal 25 November 2021, sepatutnya kita mendoakan guru-guru yang pernah mengajarkan kebaikan kepada kita. Berikut 12 adab murid kepada guru. Adab-adab murid ini dinukil dari Kitab Mabadi issuluk Fi Ma'rifati 'Alaqatil Abdil Mamluk Ma'al Malikil Muluk karya Sayyidil Habib Abu Bakar Al-'Adny Bin Ali ุงูŽู†ู’ ูŠูŽุจู’ุฏูŽุฃูŽู‡ู ุจูุงู„ุชู‘ูŽุญููŠู‘ูŽุฉู ูˆูŽ ุงู„ุณู‘ูŽู„ูŽุงู…ู1. Hendaknya sang murid memulai terlebih dahulu sapaan dengan sapaan yang agung dan salam kepada sang guru.ูข . ุฃูŽู†ู’ ูŠูู‚ูŽู„ู‘ูู„ูŽ ุงู„ูƒูŽู„ูŽุงู…ูŽ ุจูŽูŠู’ู†ูŽ ูŠูŽุฏูŽูŠู’ู‡ู ุงูู„ู‘ูŽุง ู„ูุถูŽุฑููˆุฑูŽุฉู2. Sedikit berbicara di hadapannya kecuali dalam keadaan . ุฃูŽู„ู‘ูŽุง ูŠูŽุชูŽูƒูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ุฅูู„ู‘ูŽุง ุฌูŽูˆูŽุงุจุงู‹ ุนูŽู„ูŽู‰ ุฃูุณู’ุชูŽุงุฐูู‡ู ุฅูุฐูŽุง ุณูŽุฃูŽู„ูŽู‡ู3. Tidak membicarakan hal yang tidak pantas kecuali jawaban atas apa yang ditanyakan oleh gurunya jika . ุฃูŽู„ู‘ูŽุง ูŠูŽุณุฃูŽู„ูŽ ุญูŽุชู‘ูŽู‰ ูŠูŽุณู’ุชูŽุฃู’ุฐูู†ูŽ ุจูุฃูŽุฏูŽุจู4. Tidak serta merta langsung bertanya kecuali sampai dengan telah diizinkanya dengan penuh sopan . ุฃูŽู„ู‘ูŽุง ูŠูุนูŽุงุฑูุถูู‡ู ูˆูŽ ู„ูŽุง ูŠูุดููŠู’ุฑู ุจูุฎูู„ูŽุงูู ุฑูŽุฃู’ูŠูู‡ู ูˆูŽู„ูŽูˆู’ ูƒูŽุงู†ูŽ ุตูŽุงุฏูู‚ู‹ุง 5. Tidak mendebatnya dan juga tidak memperlihatkan isyarat pertentangan terhadap pendapat sang guru walaupun hal tersebut adalah benar adanya dan pandangan guru tersebut adalah salah.ูฆ . ุฃูŽู„ู‘ูŽุง ูŠูู†ูŽุงุฌููŠ ุฌูŽู„ููŠู’ุณูŽู‡ู ูููŠู’ ู…ูŽุฌู’ู„ูุณู Tidak berbisik apa lagi ngobrol dengan yang hadir pada saat majelis guru . ุฃูŽู„ู‘ูŽุง ูŠูŽุชูŽู„ูŽูู‘ูŽุชูŽ ุงูู„ูŽู‰ ุฌูู‡ูŽุฉู ุงู„ูŠูŽู…ููŠู’ู†ู ุฃูŽูˆู ุงู„ุดู‘ูู…ูŽุงู„ู 7. Tidak memalingkan diri ke kiri atau ke kanan dari pandangannya.ูจ. ุฃูŽู†ู’ ูŠูŽูƒููู‘ูŽ ุนูŽู†ู ุงู„ูƒูŽู„ูŽุงู…ู ู…ูŽุนูŽู‡ู ุฅูุฐูŽุง ุฃูŽุธู’ู‡ูŽุฑูŽ ู…ูŽู„ูŽุงู„ูŽู‡ู8. Mencukupkan suatu pembicaraan pada saat nampak kejenuhan pada sang . ุฅูุฐูŽุง ู‚ูŽุงู…ูŽ ู‚ูŽุงู…ูŽ ู…ูŽุนูŽู‡ู ูˆูŽู„ูŽุง ูŠูŽุชู’ุจูŽุนูู‡ู 9. Jikalau sang guru berdiri, maka berdirilah juga dengannya dan tidak mengikutinya tidak mengurubunginya yang terlaluูกู  . ุฃูŽู„ู‘ูŽุง ูŠูุณููŠุกูŽ ุจูู‡ู ุงู„ุธู‘ูŽู†ู‘ูŽ ุนูู†ู’ุฏูŽ ู…ูุดูŽุงู‡ูŽุฏูŽุฉู ู…ูŽุง ูŠูŽุนู’ุชูŽู‚ูุฏูู‡ู ู…ูู†ู’ ุฃูŽูู’ุนุงู„ูู‡ู ุฎูŽุทูŽุฃ ุจูŽู„ู’ ูŠูŽุณู’ุฃูŽู„ูู‡ู ุจูุฃูŽุฏูŽุจู ูˆูŽ ูŠูŽุณู’ุชูŽูู’ุณูุฑู ุนูŽู…ู‘ูŽุง ุฃูŽุดู’ูƒูŽู„ูŽ ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู 10. Tidak langsung berburuk sangka kepada suatu perbuatan sang guru yang disaksikan dimana perbuatan tersebut kita yaqini adalah salah. Akan tetapi kita bertanya terlebih dahulu dengan penuh sopan santun dan menafsirkan hal tersebut kepada yang baik apa-apa yang telah ุฃูŽู„ู‘ูŽุง ูŠูŽุบููŠุจูŽ ุจูุบูŽูŠู’ุฑู ุนูุฐู’ุฑู ุนูŽู†ู’ ู…ูŽุฌูŽุงู„ูุณู ุนูู„ู’ู…ูู‡ู11. Tidak ghoib absen atau tidak hadhir tanpa 'udzur pada majlis ilmunya sang ุฃูŽู†ู’ ูŠูŽูู’ุฑูุญูŽ ุจูู…ูŽุง ูŠููู’ุฑูุญูู‡ู ูˆูŽ ูŠูู†ู’ูƒูุฑู ู…ูŽุง ูŠูู†ู’ูƒูุฑูู‡ู 12. Ikut senang atas atas apa-apa yang disenangi oleh sang guru juga ikut tidak senang atas apa-apa yang tidak disenangi oleh sang Mabadi Issuluk Fi Ma'rifati 'Alaqatil Abdil Mamluk Ma'al Malikil Muluk karya Habib Abu Bakar Al-'Adny Bin Ali Al-MasyhurBaca Juga Bagaimana Adab Murid kepada Guru? Ini Kata Imam Al-Ghazalirhs adab murid kepada guru adab dan akhlak adab murid hari guru nasional Artikel Terkini More 27 menit yang lalu 27 menit yang lalu 48 menit yang lalu 55 menit yang lalu 1 jam yang lalu 1 jam yang lalu AdabMurid Terhadap Guru Hubungan antara mursyid atau syekh dengan murid dalam tarikat zikir Samman seperti hubungan antara Nabi Saw. dengan para sahabat beliau atau dengan para umatnya. Hal ini berlaku pada setiap tarikat manapun.7 Dari sirah nabawiyah, kita telah mengetahui bagaimana sikap para sahabat bertutur kata kepada Rasulullah Saw. dan
Sumber Facebook Arif Wibowo. Dalam perjalanan bertarekat, menjaga adab merupakan sesuatu yang prinsip asas, dasar untuk memastikan perjalanan menuju Allah suluk mencapai maksud dan tujuannya. Beberapa adab murid kepada Guru Mursyid adalah 1. Yakin dan percaya Seorang murid harus memiliki keyakinan penuh bahwa maksud dan perjalanan suluknya tidak akan selamat tanpa peran dan perantaraan Guru Mursyid. Tanpa berpegang teguh pada ajaran dan arahan guru, seorang murid tidak akan terfasilitasi dalam mengatasi setiap rintangan dan godaan yang seringkali samar dan tidak terlihat dari pandangan mata seorang murid. Baca juga Tradisi Mengenang Guru dalam TQN Pontren Suryalaya Jangan sekalipun kita meragukan peran Mursyid dalam membimbing, mengawasi, dan mengawal perjalanan kita. Terlebih ketika misalnya kita ditempatkan pada suatu hal dan keadaan yang tidak sesuai dengan harapan dan kehendak kita. Jangan pernah berpikir bahwa sang Mursyid tidak mau peduli, mengabaikan, atau meninggalkan kita. Satu yang perlu kita ingat bahwa seorang Mursyid sangat amat kasih dan sayangnya kepada semua muridnya. Bahkan beliau jaminkan dirinya untuk keselamatan dan kebahagiaan murid-muridnya, yaitu untuk keselamatan dunia dan akhirat, untuk kebahagiaan dzahir dan bathin. Di sisi lain, seorang Mursyid adalah kekasih Allah, yang diberikan limpahan kuasa untuk memberi pertolongan dan ijabah untuk para muridnya. Seorang Mursyid memiliki pandangan tajam dalam memilihkan jalan dan keadaan terbaik untuk muridnya. Baca juga Guru Mursyid Ibarat Dokter yang Mengobati Penyakit Qalbu Jangan pernah berpikir untuk berhenti dalam bertarekat atau berpindah Mursyid hanya karena hal dan keadaan kita tidak kunjung juga sesuai dengan harapan dan keinginan kita. 2. Patuh dan Melayani Khidmat Seorang Murid harus mengikuti secara penuh apa-apa yang diajarkan oleh Guru Mursyidnya. Kepatuhan seorang Murid ditunjukkan dengan menjalankan wirid-wirid hanya sesuai dengan yang diajarkan. Jangan sampai kita mengubah ajaran guru atau menambah dengan menyisipkan bacaan hanya karena kita merasa yang kita sisipkan adalah bacaan yang mempunyai fadhilah yang bagus atau kaifiat yang mantap. Sungguh, bahwa amaliah yang diberikan oleh Guru kepada Muridnya itu sudah sempurna dan jauh lebih baik daripada dugaan dan penilaian yang terlahir dari keterbatasan ilmu kita. Baca juga Kalian Jago Kandang Bantu TQN Jogja Selain itu, karena jauhar-nya iradah dan mahabbah tidak akan didapatkan seorang murid kecuali dengan tunduk, patuh, dan khidmat melayani Guru Mursyid, maka diantara adab seorang murid adalah mewujudkan khidmat kepada guru dengan rasa senang, rela, dan ikhlas hanya karena Allah Swt. 3. Tidak menduakan Guru Mursyid Menduakan dalam hal ini maksudnya adalah menjalankan amaliah dari dua tarekat sekaligus. Mengambil ijazah dari Mursyid lain dan mengamalkan ajaran thariqah lain di luar yang diajarkan oleh Guru, sama saja meragukan Mursyid kita. Hal inilah yang sering tidak disadari dan seringkali menjadi sebab timbulnya kebingungan dan menjadi gagalnya perjalanan seseorang. Amaliah TQN itu simple. Apa yang diajarkan, lakukan, genggam erat, istiqamahkan. Penulis Arif Wibowo, Ketua LDTQN Yogyakarta Sekarang traktir Tim TQNNEWS gak perlu ribet, sat-set langsung sampe! Terima kasih ya sudah support kami. Salam cinta penuh kehangatan ______
KajianPersepsi Pelajar Terhadap Tahap Profesionalisme Guru Pendidikan Islam MRSM SYED NAJMUDDIN SYED HASSAN AB. HALIM TAMURI ISAHAK OTHAMAN Mursyid merujuk kepada aspek kepimpinan guru dalam bilik darjah untuk menjaga, menasihati, mengarah, membimbing dan memberi petunjuk kepada para pelajar Proses ta'lim merangkumi juga adab berilmu
Assalamuโ€™alaikum warohmatullahi wabarokaatuh 1. Keyakinan penuh kepada Guru Mursyid dalam ajaran, bimbingan, dan pensuciannya atas diri murid-muridnya. โ€“ Mencintai Guru Mursyidnya dengan maksimal. โ€“ Meyakini kesempurnaan Guru Mursyid dalam mendidik dan membimbing. โ€“ Meyakini bahwa tidak ada samanya di daerah itu yang lebih utama dari Guru Mursyidnya. โ€“ Jika memandang orang lain lebih sempurna, maka ikatan cinta pun melemah, dan ucapan serta tindakan Guru Mursyid tidak banyak berpengaruh. โ€“ Sarannya adalah cinta. โ€“ Pengamal adab akan memperoleh tempat dan kecintaan di dalam qolbu sang Syeikh dan diridhoi dalam pandangan Allah Swt. Sebab dengan rahmat, anugerah, dan perhatian Allah Swt, Allah Swt senantiasa melihat dan mengawasi hati para kekasih atau wali-waliNya. Dengan bersemayam di dalam ruang qolbu Syeikh, rahmat dan anugerah Allah terus-menerus mengaliri segenap keberadaannya. โ€“ Keridhaan seorang Syeikh menandakan keridhaan Allah, Nabi Muhammad Saw dan seluruh Syeikh yang menempuh jalan Tasawuf. โ€“ Menghormati ulama-ulama dan para Syeikh adalah hak yang penting, tidak memenuhi hak mereka berarti menantang seorang Syeikh. โ€“ Ditengah para murid laksana Nabi dengan sahabat. 2. Ketetapan hati yang sempurna untuk mendatangi Guru Mursyid. โ€“ Sadarilah tanpa mendatangi Guru Mursyid, pintu tidak bakalan terbuka. โ€“ Jadi di depan pintu gerbang Guru Mursyid, harus berniat menyerahkan hidupnya dan mencapai tujuan. โ€“ Menjadikan perantara wasilah antara dirinya dengan Allah Swt. โ€“ Tandanya Tidak menolak dibimbing dan diarahkan oleh Guru Mursyid. โ€“ Ibarat dokter dengan pasien dan pemandi dengan jenazah. โ€“ Selalu menghadiri majelisnya. โ€“ Tidak berpaling kepada selain Guru Mursyidnya agar hatinya tidak bimbang antara 2 Mursyid. 3. Mematuhi perintah Guru Mursyid. โ€“ Dengan segenap jiwa dan raga mengakui kekuasaan Guru Mursyid dan mematuhi semua perintahnya. Sebab tanpa ketaatan tidak akan bisa mengetahui ketulusan dan apa yang bisa diraih. โ€“ Harus pasrah dan taat dalam semua perintah dan nasehat. โ€“ Jika Guru Mursyid marah atau menunjukkan sikap acuh tak acuh, janganlah memisahkan diri darinya, akan tetapi harus mawas diri, kemungkinan kekurang ajaran yang dilakukan atau telah melakukan pelanggaran atas perintah Allah atau telah melakukan larangan Allah. Hendaklah ia bertaubat kepada Allah dan minta maaf pada Guru Mursyid dan bertekad tidak mengulangi kesalahannya. 4. Tidak melawan kewibawaan Guru Mursyid. โ€“ Jika ada sesuatu yang tidak dapat dipahami dan kebenarannya belum dimengerti. Harus selalu ingat kisah Nabi Musa As. dengan Nabi Khaidir As. โ€“ Tidak boleh menentang Guru Mursyid dalam metode yang digunakannya untuk mendidik murid-muridnya. โ€“ Tidak menyalahi Guru Mursyidnya secara lahir dan tidak menentangnya secara batiniah. โ€“ Akibat dari akal dzahir yang terlalu diperturutkan. Komentar yang dilontarkan adalah tanda kebodohan, mungkin ia pintar ilmu logika tapi bodoh ilmu batin atau hikmah diam lebih baik jika tak mau bertanya. 5. Menafikan kehendak dan keinginannya sendiri. โ€“ Tidak boleh memulai sesuatu tanpa menyesuainya dengan keinginan Guru Mursyid. โ€“ Bersabar atas sikap-sikap Guru Mursyid yang merupakan bagian dari pendidikan. โ€“ Bergegas membantu Guru Mursyid sebisa mungkin. โ€“ Menghindari untuk tidak menyalahi Guru Mursyid, karena menyalahi Guru Mursyid adalah sebuah racun ganas yang bisa membahayakannya. โ€“ Murid tidak seyogyanya mencari-cari dalil dan alasan meminta rukhshah keringanan atas apa yang diperintahkan padanya. 6. Selalu menghargai pemikiran Guru Mursyid. โ€“ Tidak boleh melakukan apapun yang dilarang atau dibenci Guru Mursyid, walaupun dianggap persoalan kecil. โ€“ Jika sedang ada pertanyaan yang dilontarkan kepada Guru Mursyid, hendaknya murid diam. Jika ia menemukan kekurangan atau ketidak tepatan pada jawaban Syeikh, hendaklah tidak membantah. Akan tetapi ia bersyukur kepada Allah atas keutamaan ilmu dan nur yang diberikan khusus oleh Allah. Jika kesalahannya fatal, maka sebaiknya ia cepat menegurnya dengan sepatah kata sehingga Syeikh bisa langsung meralatnya, lalu ia murid bertobat sebab jalan terbaik bagi murid adalah diam. 7. Mengacu pada pengetahuan Guru Mursyid dalam menjelaskan makna berbagai macam pengalaman rohani atau mimpi. โ€“ Untuk membedakan kebenarannya, karena bisa jadi muncul dari ungkapan hasrat buruk yang terpendam atau kabar dari iblis. โ€“ Sampaikanlah pada Guru Mursyid agar bisa dipahami. 8. Menghormati ucapan Guru Mursyid. โ€“ Lidah Guru Mursyid merupakan mata rantai kehendak Allah Swt. โ€“ Harus yakin, bahwa Guru Mursyid adalah juru bicara Allah Swt dan bukan juru bicara hawa nafsu. โ€“ Qolbu Guru Mursyid laksana lautan yang luas dan berisi mutiara pengetahuan, permata maโ€™rifat dan selalu ditiup oleh angin rahmat dari Dzat Maha Abadi, dan menyisakan sebagian mutiara dan permata itu dibibir pantai lidahnya. Tidak ada ucapan Guru Mursyid yang sia-sia. โ€“ Karena berbekal kemunafikan dan pengetahuannya sendiri semata dan dorongan hawa nafsu seorang murid, ia tidak akan sampai kepada Allah dan tidak akan mendengarkan ucapan Guru Mursyid. 9. Merendahkan suara. 10. Menahan diri dari tindakan diluar batas. โ€“ Dengan ketidak sopanan karena terlalu gembira bersama Guru Mursyid atau terlalu banyak bertanya atau mendebat, akibatnya hijab kemuliaan atau kehormatan terkoyak dan pintu keberkahan pun tertutup. โ€“ Hendaklah mengagungkan Guru Mursyid dan menjaga kehormatannya, baik didepan maupun di belakang Guru Mursyidnya. โ€“ Senantiasa memulai pertemuan dengan ucapan salam. โ€“ Ikut berdiri ketika ia berdiri. Contoh dilarang ๏ƒผ Membebani Guru Mursyid dalam urusan kepengurusan ๏ƒผ Mendahului Guru Mursyid makan, minum, dan bertindak kecuali atas izinnya. ๏ƒผ Panggilan yang tidak dengan sebutan kehormatan. ๏ƒผ Berlalu lalang jalan dekat di hadapannya. ๏ƒผ Menyibukkan diri saat Guru Mursyid bicara, misal berdzikir dengan tasbih atau sejenisnya. ๏ƒผ Tertawa yang panjang dan keras di hadapannya saat Guru Mursyid bicara. ๏ƒผ Banyak bicara di hadapannya. ๏ƒผ Keluar dari Majelisnya bergerak keluar. ๏ƒผ Ribut di dalam Majelisnya. ๏ƒผ Menggelar sajadah di hadapannya kecuali saat shalat. ๏ƒผ Menggulung sajadahnya sementara di atas sajadahnya ada orang yang lebih tinggi tingkat spiritualnya. ๏ƒผ Berbicara di hadapan Guru Mursyid kecuali dalam kondisi darurat bertanya pada teman dan tidak menunjukkan sedikitpun keistimewaan dan kelebihan dirinya di hadapan Guru Mursyid. ๏ƒผ Meminta kembali sesuatu yang ia berikan kepada Guru Mursyid, hal ini merupakan dosa besar dan dapat membatalkan status kemuridannya. โ€œOrang yang menarik kembali hibah yang telah diberikannya seperti anjing yang menjilat muntahannya sendiri.โ€ HR. Bukhari ๏ƒผ Marah terhadap Guru Mursyid. Ia harus cepat-cepat minta ampun kepada Allah Swt dan meminta maaf kepada Guru Mursyid dan merendahkan diri kepadanya. ๏ƒผ Memegang bajunya ketika ia berdiri. 11. Mengetahui waktu yang tepat untuk bicara. โ€“ Tidak boleh terburu-buru dan bicara kasar. โ€“ Sebelum berbicara, harus menunjukkan kerendahan hati, tenang dalam berucap dan jangan terlalu banyak bertanya. โ€“ Tidak meminta penjelasan tentang sesuatu masalah ditengah perjalanan hingga sampai kerumahnya dan tidak banyak bertanya ketika ia merasa jenuh. 12. Menjaga batas kehormatannya sendiri. โ€“ Tidak boleh berbicara sesuatu masalah yang bukan menjadi bagian dari kedudukannya maqam. โ€“ Harus bersikap jujur dan ikhlas dalam bergaul dengan Mursyidnya. โ€“ Jika berlangsung suatu perkara di depan Guru Mursyid, murid berhak diam meskipun dia memiliki penjelasan dan jawaban atas perkara itu. 13. Mampu menjaga rahasia-rahasia Guru Mursyid. โ€“ Tidak boleh mengungkapkan setiap keadaan berupa keajaiban, mimpi dan pengalaman rohani yang dirahasiakan oleh Guru Mursyid. โ€“ Rahasia adalah aib dan menyebar luaskan aib adalah dosa karena akan mengakibatkan fitnah. โ€“ Tidak menyampaikan ucapan-ucapan Guru Mursyidnya kepada manusia, kecuali sesuai dengan kadar pemahaman dan nalar mereka. โ€“ Jika melihat suatu aib pada diri Guru Mursyid mesti ditutupi. โ€“ Jika Guru Mursyid pernah keliru, lalu kembali ke jalur syaraโ€™, maka ia harus meyakini bahwa aib dan kesalahan yang dulu benar-benar telah hilang dan Guru Mursyid telah naik ke derajat yang lebih tinggi. Ini merupakan fase peralihan antara 2 status spiritual hal, sebab setiap peralihan status spiritual memiliki fase pemisah, antara hukum rukhshah syaraโ€™, kemudian ibahah, kemudian azhimah hukum asli dan ketentuan yang lebih berat Al-Asyadd. Kesalahan dan keinsyafan yang dilakukan Guru Mursyid harus dipandang simbol berakhirnya status pertama, untuk kemudian masuk ke ambang status kedua peralihan dari satu wilayah ke wilayah lain. Dengan kata lain melepas jubah kewalian tertentu dan memakai jubah kewalian lain yang lebih tinggi dan mulia. Sebab setiap hari mereka bertambah dekat dengan Allah para wali. 14. Mengungkapkan berbagai rahasia kepada Guru Mursyid. โ€“ Setiap keajaiban dan anugerah yang diberikan Allah kepadanya harus segera diceritakan kepada Guru Mursyid, untuk memperoleh penjelasan dan penilaian dari Guru Mursyid. 15. Berbicara kepada Guru Mursyid sesuai dengan kadar pemahaman pendengar lainnya. Referensi 1. โ€œRahasia Perjalanan Menuju Allahโ€ Syeikh Muhammad Efendi Saโ€™ad As Singkawani Al Jawi 2. โ€œMenelusuri dan Memahami Jalan Kesufianโ€ Syeikh Abdul Qadir Al Jailani 3. โ€œLautan Hakikatโ€ Syeikh Abdul Qadir Al Jailani 4. โ€œ9 Risalah Al Ghazaliโ€ Imam Al-Ghazali 5. โ€œHakikat Tasawufโ€ Abdul Qodir Isa 6.โ€Awaarif Al-Maโ€™aarif Puncak Pengetahuan Ahli Makrifatโ€ Syeikh Syihaabuddin Umar Suhrawardi Kamis, 18 Oktober 2018 Adha Risyandi Khususuntuk para guru, berikut ini telah dirangkum 10 Cara Mengajar yang Baik kepada murid-murid agar mereka mampu menyerap pelajaran yang diberikan dengan efektif dan efisien : 1. Jangan Berdiri Seperti Patung. Source: NgoHuuMoi. maksud tidak berdiri seperti Patung adalah seorang guru sebaiknya bergerak ketika sedang mengajar, tidak hanya

Bincang-bincang di grup Mujahadah Qolbu-2 WhatsApp >Adicacuk Bagaiman adab kita sebagai murid ke guru rohani kitaโ€ฆ? ini yang tanya dari ujung wetan jawa barat. >Richard All Hadis Adab itu lebih utama dari pada ilmu. Sedikit adab lebih baik dari banyaknya ilmu. 1. Adab kesopanan dalam mujahadah. Selain adab hati hendaknya juga memperhatikan adab lahir misalnya pakean, wewangain dan sikap. Orang yang membaca solawat seseungguhnya Rosuulalloh hadir dihadapan orang yang sedang membaca solawat. Demikian juga guru rohani kita banyak para pengamal yang diberi rukiyah solehah melihat beliau RA. hadir dihadapan orang yang sedang bermujahadah. Bagaimana kalau kaki pegel atau kesemutan..? Menahan diri lebih baik tapi kalau sudah tidak tahan. Boleh menjelonjorkan meluruskan kaki untuk mengurangi rasa pegel ke arah samping. Bukan ke arah depan. Setelah itu cepatlah kembali dalam posisi yang sopan Sebagaiman solat kita tidak boleh meludah ke depan tapi kesamping Richard All Hadis 2. Adab kepatuhan Hendaknya seorang murid pasrah, patuh, dan ridlo dengan pengaturan Guru Mursyid, Siap mengabdi menyumbangkan harta dan mencurahkan tenaganya untuk Guru Mursyidnya, Karena bukti kehendak dan cintanya murid terhadap Guru Mursyid tidak bisa di buktikan kecuali dengan cara ini, kejujuran dan keikhlasan murid tidak bisa diketahui kecuali dengan ukuran ini. Bukan karena banyaknya mujahadah 3. Adab batin Tidak boleh seorang murid itu menentang apa yang dilakukan oleh Guru Mursyidnya. sekalipun lahirnya kelihatan haram. dan jangan protes kepada Guru Mursyid semisal โ€œmengapa saya harus lakukan begini ?. Sebab barang siapa protes kepada Guru Mursyidnya tidak akan beruntung selamanya. Terkadang Guru Mursyid melakukan perbuatan yang tercela pada lahir tapi terpuji pada bathin. Seperti kisah Nabi musa AS yang berguru kepada Nabi Khidir. Ditengah jalan Nabi khidir membunuh anak kecil yang tidak berdosa Nabi Musa protes โ€œkenapa Anda melakukan perbuatan ituโ€ sehingga Nabi Musa tidak mendapatkan bagian yang semestinya. Baca kisah lengkapnya disini 4. Adab kepatuhan. Seoarang murid hendaknya meninggalkan pilihannya sendiri dan melaksanakan dengan tunduk pilihan Guru Mursyidnya dalam segala urusan, secara keseluruhan maupun sebagian, urusan ibadah maupun kebiasaan. Dan tanda murid yang jujur adalah, jika Guru Mursyid perintah semisal โ€œmasuklah kamu kedalam tungkuโ€ pawonan yang sedang menyala, maka dengan rela murid itu masuk kedalamnya. 5. Adab murid kepada guru baik dalam urusan doa maupun terhadap sesama. Sebaiknya murid yaqin nancep di hati bahwa segala sesuatu yang berhasil dengan baik. Apakah itu urusan dunia maupun akhirat semata-mata karena barokahnya Guru Mursyid. Tanpa Nadrohnya tidak akan berarti apa-apa. Selalu menjaga Adab kepada Guru Mursyidnya juga terhadap murid muridnya sekalipun tidak di hadapannya, sebagaimana ketika di hadapannya. *Barang siapa yang tidak menjaga adab kepada murid2nya berarti ia berdusta*. Jangan membicarakan tentang keadaan pribadi Guru Mursyid secara mutlak kepada sembarang orang meski kita tau akan hal itu. Kadang-kadang ini menjadi celakanya murid seperti yang terjadi pada kebanyakan murid. Sebaiknya seorang murid sebaiknya selalu berbaik sangka kepada Guru Mursyidnya didalam segala hal. Mohon dikoreksi jika tersalah Silahkan dibagikan semoga bermanfaat Navigasi pos

Sebagaimanaseorang yang sakit menyerahkan dirinya kepada dokternya untuk disembuhkan, begitu pula sang murid, sakit dalam adab dan kelakuannya, berserah diri kepada pengalaman shaikhnya agar supaya disembuhkan. 2. Seorang murid hendaknya tidak menentang cara sang Guru mengarahkan (memberi instruksi) dan mengendalikan sang murid.
ADAB MURID TERHADAP GURU MURSYID ูก - ุงูŽู†ู’ ูŠููˆู’ู‚ูุฑูŽ ุงู„ู’ู…ูุฑููŠู’ุฏู ุดูŽูŠู’ุฎูŽู‡ู ูˆูŽูŠูุนูŽุธูู‘ู…ูŽู‡ู ุธูŽุงู‡ูุฑู‹ุง ูˆูŽุจูŽุงุทูู†ู‹ุง ู…ูุนู’ุชูŽู‚ูุฏู‹ุง ุฃูŽู†ูŽู‘ู‡ู ู„ุงูŽูŠูŽุญู’ุตูู„ู ู…ูŽู‚ู’ุตููˆู’ุฏูู‡ู ุฅูู„ุงูŽู‘ ุนูŽู„ู‰ูฐ ูŠูŽุฏูู‡ู ุŒ ูˆูŽุฅูุฐูŽุง ุชูŽุดูŽุชูŽู‘ุชูŽ ู†ูŽุธู’ุฑูู‡ู ุฅูู„ู‰ูŽ ุดูŽูŠู’ุฎู ุฃูŽุฎูŽุฑูŽ ุญูŽุฑูŽู…ูŽู‡ู ู…ูู†ู’ ุดูŽูŠู’ุฎูู‡ู ูˆูŽุงู†ู’ุณูŽุฏูŽู‘ ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ุงู„ู’ููŽูŠู’ุถูMurid harus memulyakan dan mengagungkan Guru Mursyidnya lahir dan bathin, Meyaqinkan bahwa tidak akan berhasil tujuannya kecuali perantaraan berkahnya, Dan jika bermacam-macam keinginan hatinya kepada Guru Mursyid lain, maka tertutuplah berkah dari Guru Ke 2ูข - ุงูŽู†ู’ ูŠูŽูƒููˆู’ู†ูŽ ู…ูุณู’ุชูŽุณู’ู„ูู…ู‹ุง ู…ูู†ู’ู‚ูŽุงุฏู‹ุง ุฑูŽุงุถููŠู‹ุง ุจูุชูŽุตูŽุฑูู‘ููŽุงุชู ุงู„ุดูŽู‘ูŠู’ุฎู ูŠูŽุฎู’ุฏูู…ูู‡ู ุจูุงู’ู„ู…ูŽุงู„ู ูˆูŽุงู’ู„ุจูŽุฏูŽู†ู ู„ุฃูŽูู†ูŽู‘ ุฌูŽูˆู’ู‡ูŽุฑูŽุงู’ู„ุฅูุฑูŽุงุฏูŽุฉู ูˆูŽุงู’ู„ู…ูŽุญูŽุจูŽู‘ุฉู ู„ุงูŽูŠูŽุชูŽุจูŽูŠูŽู‘ู†ู ุฅูู„ุงูŽู‘ุจูู‡ูŽุฐูŽุง ุงู„ุทูŽู‘ุฑููŠู’ู‚ู ูˆูŽูˆูŽุฒู’ู†ู ุงู„ุตูู‘ุฏู’ู‚ู ูˆูŽุงู’ู„ุฅูุฎู’ู„ุงูŽุตู ู„ุงูŽูŠูุนู’ู„ูŽู…ู ุฅูู„ุงูŽู‘ุจูู‡ูŽุฐูŽุง ุงู’ู„ู…ููŠู’ุฒูŽุงู†ูHendaknya murid pasrah, patuh, dan ridlo dengan pengaturan Guru Mursyid, Siap mengabdi menyumbangkan harta dan mencurahkan tenaganya untuk Guru Mursyidnya, Karena bukti kehendak dan cintanya murid terhadap Guru Mursyid tidak bisa di buktikan kecuali dengan cara ini, kejujuran dan keikhlasan murid tidak bisa diketahui kecuali dengan ukuran Ke 3ูฃ - ุงูŽู†ู’ ู„ุงูŽูŠูŽุนู’ุชูŽุฑูุถูŽ ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูููŠู’ู…ูŽุง ููŽุนูŽู„ูŽู‡ู ุŒ ูˆูŽู„ูŽูˆู’ูƒูŽุงู†ูŽ ุธูŽุงู‡ูุฑูู‡ู ุญูŽุฑูŽุงู…ู‹ุง ูˆูŽู„ุงูŽูŠูŽู‚ููˆู’ู„ู ู„ูู…ูŽ ููŽุนูŽู„ู’ุชูŽ ูƒูŽุฐูŽุง ุŒ ู„ุฃูŽูู†ูŽู‘ ู…ูŽู†ู’ ู‚ูŽุงู„ูŽ ู„ูุดูŽูŠู’ุฎูู‡ู ู„ูู…ูŽ ู„ุงูŽูŠูŽูู’ู„ูŽุญู ุฃูŽุจูŽุฏู‹ุง ู‚ูŽุฏู’ ุชูŽุตู’ุฏูุฑู ู…ูู†ูŽ ุงู„ุดูŽู‘ูŠู’ุฎู ุตููˆู’ุฑูŽุฉูŒ ู…ูŽุฐู’ู…ููˆู’ู…ูŽุฉูŒ ููู‰ู’ ุงู„ุธูŽู‘ุงู‡ูุฑู ูˆูŽู‡ูู‰ูŽ ู…ูŽุญู’ู…ููˆู’ุฏูŽุฉูŒ ููู‰ู’ ุงู„ู’ุจูŽุงุทูู†ูTidak boleh menentang apa yang dilakukan oleh Guru Mursyid, sekalipun lahirnya kelihatan haram dan jangan protes kepada Guru Mursyid mengapa kamu lakukan begini ?, Sebab barang siapa protes kepada Guru Mursyidnya tidak akan beruntung selamanya. Terkadang Guru Mursyid melakukan perbuatan yang tercela pada lahir tapi terpuji pada Ke 4ูค - ุงูŽู†ู’ ู„ุงูŽูŠูŽูƒููˆู’ู†ูŽ ู…ูุฑูŽุงุฏูู‡ู ุจูุงุฌู’ุชูู…ูŽุงุนูู‡ู ุนูŽู„ู‰ูŽ ุงู„ุดูŽู‘ูŠู’ุฎู ุดูŽูŠู’ุฃู‹ ุบูŽูŠู’ุฑูŽ ุงู„ุชูŽู‘ู‚ูŽุฑูู‘ุจู ุฅูู„ูŽู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽุฒูŽู‘ ูˆูŽุฌูŽู„ุงูŽู‘ Tujuan berguru dengan Mursyid semata-mata agar bisa Taqorrub / Mendekatkan diri kepada Alloh Ke 5ูฅ - ุงูŽู†ู’ ูŠูŽุณู’ู„ูุจูŽ ุงูุฎู’ุชููŠูŽุงุฑูŽ ู†ูŽูู’ุณูู‡ู ุจูุงุฎู’ุชููŠูŽุงุฑู ุดูŽูŠู’ุฎูู‡ู ููู‰ู’ ุฌูŽู…ููŠู’ุนู ุงู’ู„ุฃูู…ููˆู’ุฑู ูƒูู„ููŠูŽุฉู‹ ูƒูŽุงู†ูŽุชู’ ุฃูŽูˆู’ุฌูุฒู’ุฆููŠูŽุฉู‹ ุนูุจูŽุงุฏูŽุฉู‹ ุฃูŽูˆู’ุนูŽุงุฏูŽุฉ ู‹ุŒ ูˆูŽู…ูู†ู’ ุนูŽู„ุงูŽู…ูŽุฉู ุงู’ู„ู…ูุฑููŠู’ุฏู ุงู„ู’ุตูŽู‘ุงุฏูู‚ู ุฃูŽู†ูŽู‘ู‡ู ู„ูŽูˆู’ู‚ูŽุงู„ูŽ ู„ูŽู‡ู ุดูŽูŠู’ุฎูู‡ู " ุงูุฏู’ุฎูู„ู’ ุงู„ุชูŽู‘ู†ูŽูˆูู‘ุฑูŽ " ุŒ ุฏูŽุฎูŽู„ูŽ Meninggalkan pilihan sendiri, melaksanakan dengan tunduk pilihan Guru Mursyid dalam segala urusan, secara keseluruhan maupun sebagian, urusan ibadah maupun kebiasaan. Dan tanda murid yang jujur, jika Guru Mursyid perintah "masuklah kedalam tungku" pawonan yang sedang menyala, dengan rela masuk Ke 6ูฆ - ุงูŽู†ู’ ู„ุงูŽูŠูŽุชูŽุฌูŽุณูŽู‘ุณูŽ ุนูŽู„ู‰ูฐ ุงูŽุญู’ูˆูŽุงู„ู ุงู„ุดูŽู‘ูŠู’ุฎู ู…ูุทู’ู„ูŽู‚ู‹ุง ุŒ ููŽุฑูุจูŽู‘ู…ูŽุง ูƒูŽุงู†ูŽ ููู‰ู’ ุฐูŽู„ููƒูŽ ู‡ูŽู„ุงูŽูƒูู‡ู ูƒูŽู…ูŽุง ูˆูŽู‚ูŽุนูŽ ู„ููƒูŽุซููŠู’ุฑู ุŒ ูˆูŽุฃูŽู†ู’ ูŠูุญู’ุณูู†ูŽ ุจูู‡ู ุงู„ุธูŽู‘ู†ูŽู‘ ููู‰ู’ ูƒูู„ูู‘ ุญูŽุงู„ู Jangan membicarakan tentang keadaan pribadi Guru Mursyid secara muthlaq, Kadang-kadang menjadi celakanya murid seperti yang terjadi pada kebanyakan murid, Sebaiknya selalu berbaik sangka kepada Guru Mursyid didalam segala Ke 7ูง - ุงูŽู†ู’ ูŠูŽุญู’ููŽุธูŽ ุดูŽูŠู’ุฎูŽู‡ู ููู‰ู’ ุบูŽูŠู’ุจูŽุชูู‡ู ูƒูŽุญูุธู’ููู‡ู ููู‰ู’ ุญูุถููˆู’ุฑูู‡ู ูˆุฃูŽู†ู’ ูŠูู„ุงูŽุญูุธูŽู‡ู ูŠู‚ู„ุจู‡ ููู‰ู’ ุฌูŽู…ููŠู’ุนู ุฃูู…ููˆู’ุฑู ุณูŽููŽุฑู‹ุง ูˆูŽุญูŽุถูุฑู‹ุง ู„ููŠูŽุญููˆู’ุฒูŽ ุจูŽุฑูŽูƒูŽุชูŽู‡ู Selalu menjaga Adab kepada Guru Mursyid sekalipun tidak di hadapannya, sebagaimana ketika di Ke 8ูจ - ุงูŽู†ู’ ูŠูŽุฑูŽู‰ ูƒูู„ูŽู‘ ุจูŽุฑูŽูƒูŽุฉู ุญูŽุตูŽู„ูŽุชู’ ู„ูŽู‡ู ู…ูู†ู’ ุจูŽุฑูŽูƒูŽุงุชู ุงู„ุฏูู‘ู†ู’ูŠูŽุง ูˆูŽุงู’ู„ุฃูŽุฎูุฑูŽุฉู ุจูุจูŽุฑูŽูƒูŽุชูู‡ู 8. Sebaiknya murid meyaqinkan bahwa segala sesuatu yang berhasil dengan baik, urusan dunia maupun akhirat semata-mata karena barokahnya Guru Ke 9ูฉ - ุงูŽู†ู’ ู„ุงูŽ ูŠูŽูƒู’ุชูู…ูŽ ุนูŽู„ู‰ูฐ ุดูŠู’ุฎูู‡ู ุดูŽูŠู’ุฃู‹ ู…ูู†ูŽ ุงู’ู„ุฃูŽุญู’ูˆูŽุงู„ู ูˆูŽุงู„ู’ุฎูŽูˆูŽุงุทูุฑู ูˆูŽุงู„ู’ูˆูŽู‚ูุนูŽุงุชู ูˆูŽุงู„ู’ูƒูŽุฑูŽุงู…ูŽุงุชู ู…ูู…ูŽู‘ุง ูˆูŽู‡ูŽุจูŽู‡ู ุงู„ู„ู‡ู ุชูŽุนูŽุงู„ู‰ูฐ ุนูŽู„ู‰ูฐ ูŠูŽุฏูู‡ู Tidak boleh merahasiakan terhadap Guru Mursyid tentang pemberian Alloh SWT. Kedalam hatinya berupa peningkatan hati, masukan hati, kejadian-kejadian, dan Ke 10ูกู  - ุนูŽุฏูŽู…ู ุงู„ุชู‘ุทู„ุน ุฅู„ู‰ ุชุนุจูŠุฑ ุงู„ูˆู‚ุงุฆุน ูˆุงู„ู…ู†ุงู…ุงุช ูˆุงู„ู…ูƒุงุดูุงุช ูˆุงู† ุธู‡ุฑ ูู„ุง ูŠุนุชู…ุฏ ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุจูŽุนู’ุฏูŽ ุนุฑุถ ุงู„ุญุงู„ ุนูŽู„ู‰ูฐ ุงู„ุดูŽู‘ูŠู’ุฎู ูŠูŽูƒููˆู’ู† ู…ูู†ู’ุชูŽุธูุฑู‹ุง ู„ูุฌูŽูˆูŽุงุจูู‡ู ู…ูู†ู’ ุบูŽูŠู’ุฑูุทูŽู„ูŽุจู ุŒ ูˆุฃูŽู†ู’ ุณูŽุฃูŽู„ูŽ ุนูŽู†ู’ ู…ูŽุณู’ุฃูŽู„ูŽุฉู ูุงููŠูŽุงูƒูŽ ูˆูŽุงู’ู„ู…ูุจูŽุงุฏูŽุฑูŽุฉู ุจูุงู„ู’ุฌูŽูˆูŽุงุจู ููู‰ู’ ุญูŽุถู’ุฑูŽุชูู‡ู Tidak boleh mengambil sikap keputusan sendiri, impian-impian dan pengetahuan yang masuk dalam hati sekalipun artinya jelas. Dan setelah menyampaikan kepada Guru Mursyid, maka tunggulah jawaban dan petunjuk Guru Mursyid, Dan jika bertanya pada Guru Mursyid tentang suatu masalah, maka jangan tergesa-gesa minta Ke 11ูกูก - ุงูŽู†ู’ ู„ุงูŽูŠููู’ุดูู‰ูŽ ู„ูุดูŽูŠู’ุฎูู‡ู ุณูุฑู‹ู‘ุง ูˆูŽู„ูŽูˆู’ู†ูุดูุฑูŽ ุจูุงู„ู’ู…ูŽู†ูŽุงุดููŠู’ุฑู Tidak boleh menyebar luaskan rahasia Guru Mursyid, sekalipun di ancam akan di Ke 12ูกูข - ุงูŽู†ู’ ู„ุงูŽูŠูŽุชูŽุฒูŽูˆูŽู‘ุฌูŽ ู‚ูŽุท ุงู…ู’ุฑูŽุฃูŽุฉู‹ ุฑูฐุฃูŽู‰ ุดูŽูŠู’ุฎูŽู‡ู ู…ูŽุงุฆูู„ุงู‹ ุฅูู„ูŽู‰ ุงู„ุชูŽู‘ุฒูŽูˆูŽู‘ุฌู ุจูู‡ูŽุง ูˆูŽู„ุงูŽูŠูŽุชูŽุฒูŽูˆูŽู‘ุฎู ู‚ุท ุงู…ู’ุฑูŽุฃูŽุฉู‹ ุทูŽู„ูŽู‚ูŽู‡ูŽุง ุดูŠู’ุฎูู‡ู ุฃูŽูˆู’ู…ูŽุงุชูŽ ุนูŽู†ู’ู‡ูŽุง Tidak boleh menikah dengan orang perempuan yang diinginkan oleh Guru Mursyid akan dinikahi atau perempuan yang telah dicerai atau ditinggal wafat oleh Guru Ke 13ูกูฃ - ุงูŽู†ู’ ู„ุงูŽูŠูุดููŠู’ุฑู ู‚ูŽุทูู‘ ุนูŽู„ู‰ูฐ ุดูŽูŠู’ุฎูู‡ู ุจูุฑูŽุฃู’ู‰ู ุฅูุฐูŽุง ุงูุดู’ุชูŽุดูŽุงุฑูŽู‡ู ููู‰ู’ ููุนู’ู„ู ุดูŽุฆูู’ ุฃูŽูˆู’ุชูŽุฑู’ูƒูู‡ู ุจูŽู„ู’ ูŠูŽุฑูุฏูู‘ ุงู’ู„ุฃูŽู…ู’ุฑูŽ ุฅูู„ูŽู‰ ุดูŽูŠู’ุฎูู‡ู ุงูุนู’ุชูู‚ูŽุงุฏู‹ุง ู…ูู†ู’ู‡ู ุฃูŽู†ูŽู‘ู‡ู ุงูŽุนู’ู„ูŽู…ู ุจูุงู’ู„ุฃูู…ููˆู’ุฑู ูˆูŽุบูŽู†ูู‰ูŒ ุนูŽู†ู’ ุงูุดู’ุชูุดูŽุงุฑูŽุชูู‡ู ูˆูŽุงูู†ูŽู‘ู…ูŽุง ุงูุดู’ุชูุดูŽุงุฑูŽุชูู‡ู ุชูŽุญูŽุจูู‘ุจู‹ุง ู„ูŽู‡ู ู…ูŽุงู„ูŽู…ู’ ุชูŽู‚ูู…ู’ ุงู„ู’ู‚ูŽุฑูŽุงุฆูู†ู ุงู„ู’ูˆูŽุถูุญูŽุฉู ุนูŽู„ู‰ูฐ ุฎูู„ูŽูู ุฐูŽู„ููƒูŽ ูˆูŽุฅูู„ุงูŽู‘ ููŽู„ู’ูŠูู†ู’ุตูุญูŽ ู„ูŽู‡ู ู…ูŽุนูŽ ุฑูุนูŽุงูŠูŽุฉู ูƒูŽู…ูŽุงู„ู ุงู’ู„ุฃูŽุฏูŽุจู ู…ูŽุนูŽู‡ู Jika Guru Mursyid minta pendapat tentang di laksanakannya sesuatu atau tidak, sebaiknya murid tidak usah mengajukan pendapat, tetapi kembalikan kepada Guru Mursyid, dengan berkeyaqinan bahwa Guru lebih mengerti yang lebih tentang hal tersebut, dan sebenarnya Guru Mursyid tidak butuh pendapat murid itu, hanya memperlihatkan cintanya kepada murid, kecuali ada petunjuk yang jelas tidak begitu, kalau betul-betul minta pendapat, maka jawablah dengan Ke 14ูกูค - ุงูŽู†ู’ ูŠูŽุชูŽููŽู‚ูŽุฏูŽ ุนููŠูŽุงู„ูŽ ุดูŽูŠู’ุฎูู‡ู ุฅูุฐูŽุง ุบูŽุงุจูŽ ุจูุงู’ู„ุงูุญู’ุณูŽุงู†ู ุฅูู„ูŽูŠู’ู‡ูู…ู’ ุจูุงู„ู’ุฎูุฏู’ู…ูŽุฉู ูˆูŽุบูŽูŠู’ุฑูู‡ูŽุง ููŽุฅูู†ูŽู‘ ุฐูŽู„ููƒูŽ ู…ูู…ูŽู‘ุง ูŠูู…ููŠู’ู„ู ู‚ูŽู„ู’ุจูŽ ุดูŽูŠู’ุฎูู‡ู ุฅูู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽู…ูุซู’ู„ู ุงู„ุดูŽู‘ูŠู’ุฎู ููู‰ู’ ุฐูŽู„ููƒูŽ ุงู’ู„ุงูุญู’ูˆูŽุงู†ู Ikut menjaga keluarga Guru Mursyid ketika di tinggal pergi dengan cara mengabdi dengan baik, sesungguhnya dengan cara begitu menyenangkan hati Guru Mursyid kepada murid, begitu juga terhadap keluarga teman Ke 15ูกูฅ - ุฅูุฐูŽุง ูˆูŽุฌูŽุฏูŽ ุงู„ู’ู…ูุฑููŠู’ุฏู ููู‰ู’ ู†ูŽูู’ุณูู‡ู ุนูŽุฌูŽุจู‹ุง ุจูุฃูŽุนู’ู…ูŽุงู„ูู‡ู ูˆูŽุงู…ู’ุชูุญู’ุณูŽุงู†ู‹ุง ู„ูุญูŽุงู„ูู‡ู ููŽู„ู’ูŠูŽุฐู’ูƒูุฑูŽู‡ู ู„ูุดูŽูŠู’ุฎูู‡ู ู„ููŠูŽุฏูู„ูŽู‘ู‡ู ุนูŽู„ู‰ูฐ ุฏูŽูˆูŽุงุฆูู‡ู ููŽุฅูู†ู’ ูƒุชู…ู‡ ูŠูู†ู’ุจูุชู ุงู„ุฑูู‘ูŠูŽุงุกูŽ ูˆูŽุงู„ู†ูู‘ููŽุงู‚ูŽ ููู‰ู’ ู‚ูŽู„ู’ุจูู‡ู Jika didalam hati merasa bahwa dirinya lebih baik tentang amal lahir maupun bathin 'ujub, maka segera rujuk pada Guru Mursyid agar ditunjukan obatnya. Jika disembunyikan malah menyebabkan Riya' dan Ke 16ูกูฆ - ุงูŽู†ู’ ูŠูุนูŽุธูู‘ู…ูŽ ู…ูŽุง ุฃูŽุนู’ุทูŽุงู‡ู ู„ูŽู‡ู ุดูŽูŠู’ุฎูู‡ู ูˆูŽู„ุงูŽูŠูุจูŽูŠูู‘ุนูู‡ู ูู„ุฃูŽุญูŽุฏู ูˆูŽู„ูŽูˆู’ ุฃูŽุนู’ุทูŽุงู‡ู ู…ูŽุง ุฃูŽุนู’ุทูŽุงู‡ู ููŽุฑูุจูŽู‘ู…ูŽุง ูŠูŽูƒููˆู’ู†ู ุทูŽูˆูู‰ูŽ ู„ูŽู‡ู ูููŠู’ู‡ู ุณูุฑู‹ู‘ุง ู…ูู†ู’ ุฃูŽุณู’ุฑูŽุงุฑู ุงู„ู’ููู‚ูŽุฑูŽุงุกู ูููŠู’ู…ูŽุง ูŠูุนููŠู’ู†ูู‡ู ููู‰ู’ ุงู„ุฏูŽู‘ุงุฑูŽูŠู’ู†ู ูˆูŽูŠูู‚ูŽุฑูŽู‘ุจูู‡ู ุฅูู„ู‰ูŽ ุญูŽุถู’ุฑูŽุฉู ุงู„ู„ู‡ู ุชูŽุนูŽุงู„ู‰ูฐ Memulyakan pemberian Guru Mursyid walaupun berupa apa saja, jangan di jual atau diberikan orang lain. Terkadang pemberian Guru Mursid itu mengandung Hikmah dan Rahasia yang boleh membantu keselamatan Dunia dan Akhirat dan mendekatkan kepada Alloh Ke 17ูกูง - ุงูŽู†ู’ ูŠูŽุฌู’ุนูŽู„ูŽ ุฑูŽุฃู…ู† ู…ุงู„ู‡ ุงู„ุตูู‘ุฏู’ู‚ูŽ ููู‰ู’ ุงู„ู’ุฌูŽุฏูู‘ ููู‰ู’ ุทูŽู„ูŽุจู ุงู„ุดูŽู‘ูŠู’ุฎู ุŒ ูˆูŽุงุนู’ู„ูŽู…ู’ ุฃูŽู†ูŽู‘ ุงู’ู„ู…ูุฑููŠู’ุฏูŽ ู„ูŽูˆู’ ุตูŽุญูŽู‘ ู„ูŽู‡ู ูƒูŽู…ูŽุงู„ู ุงู’ู„ุฅูู†ู’ู‚ููŠูŽุงุฏู ู…ูŽุนูŽ ุดูŽูŠู’ุฎูู‡ู ุฑูุจูŽู‘ู…ูŽุง ูˆูŽุตูŽู„ูŽ ุฅูู„ู‰ูŽ ุฐูŽูˆู’ู‚ูู‡ู ุญูŽู„ุงูŽูˆูŽุฉูŽ ู…ูŽุนู’ุฑูููŽุฉู ุงู„ู„ู‡ู ููู‰ู’ ู…ูŽุฌู’ู„ูุณู ูˆูŽุงุญูุฏู ู…ูู†ู’ ุฃูŽูˆูŽู„ู ุฅูุฌู’ุชูู…ูŽุงุนูู‡ู ุจูู‡ู Ketika Bai'at, betul-betul niat yang baik dan adab yang baik, sebab jika seorang murid betul-betul tunduk di hadapan Guru Mursyid, kemungkinan boleh langsung merasakan manisnya Ma'rifat Alloh Ke 18ูกูจ - ุงูŽู†ู’ ู„ุงูŽูŠูŽู†ู’ู‚ูุตูŽ ุฅูุนู’ุชูู‚ูŽุงุฏูู‡ู ููู‰ู’ ุดูŽูŠู’ุฎูู‡ู ุฅูุฐูŽุง ุฑูŽุขู‡ู ู†ูŽู‚ูŽุตูŽ ุนูŽู†ู’ ู…ูŽู‚ูŽุงู…ูู‡ู ุจููƒูŽุซู’ุฑูŽุฉู ู†ูŽูˆู’ู…ูู‡ู ููู‰ู’ ุงู’ู„ุฅูุณู’ุญูŽุงุฑู ุฃูŽูˆู’ู‚ูู„ู‘ุฉู ูˆูŽุฑูŽุนูู‡ู ุฃูŽูˆู’ุบูŽูŠู’ุฑู ุฐูŽู„ููƒูŽ ุŒ ููŽู…ูู†ูŽ ุงู„ู’ูˆูŽุงุฌูุจู ุฃูŽู†ู’ ูŠูุฏูŽูˆูู‘ู…ูŽ ุงู„ู’ู…ูุฑููŠู’ุฏู ุนูŽู„ู‰ูฐ ุฅูุนู’ุชูู‚ูŽุงุฏูู‡ู ููู‰ู’ ุดูŠู’ุฎูู‡ู Jika Guru Mursyid melakukan lelahan perbuatan ganjil tidak boleh berkurang keyaqinan keta'atannya. Kewajiban murid, harus berkeyakinan baik terhadap Guru Ke 19ูกูฉ - ุงูŽู†ู’ ู„ุงูŽูŠููƒู’ุซูุฑูŽ ุงู„ู’ูƒูŽู„ุงูŽู…ูŽ ููู‰ู’ ุญูŽุถู’ุฑูŽุชูู‡ู ูˆูŽู„ูŽูˆู’ุจูŽุงุณูŽุทูŽู‡ู ุจูุงู„ู’ูƒูŽู„ุงูŽู…ู ุŒ ูˆูŽุฃูŽู†ู’ ูŠูŽุนู’ุฑูููŽ ุฃูŽูˆู’ู‚ูŽุงุชูŽ ุงู„ู’ูƒูŽู„ุงูŽู…ู ู…ูŽุนูŽู‡ู ุŒ ููŽู„ุงูŽูŠููƒูŽู„ูู‘ู…ูู‡ู ุฅูู„ุงูŽู‘ููู‰ู’ ุงู„ู’ุจูŽุณู’ุทู ุจูุงู’ู„ุฃูŽุฏูŽุจู ูˆูŽุงู’ู„ุฎูุดููˆู’ุนู ูˆูŽุงู’ู„ุฎูุถููˆู’ุนู ุจูู‚ูŽุฏู’ุฑู ู…ูŽุฑู’ุชูŽุจูŽุชูู‡ู ูˆูŽุฏูŽุฑูŽุฌูŽุชูู‡ู ุŒ ูˆูŽุฅูู„ุงูŽู‘ุญูุฑูู‘ู…ูŽ ู…ูู†ูŽ ุงู„ู’ููุชููˆู’ุญู ูˆูŽู…ูŽุงุญูุฑูู‘ู…ูŽ ู…ูู†ู’ู‡ู ู„ุงูŽูŠูŽุนููˆู’ุฏู ุฅูู„ูŽูŠู’ู‡ู ู…ูŽุฑูŽู‘ุฉู‹ ุฃูุฎู’ุฑูŽู‰ ุฅูู„ุงูŽู‘ ู†ูŽุงุฏูุฑู‹ุง Tidak memperbanyak perkataan dihadapan Guru Mursyid, sekalipun ada kesempatan panjang untuk berbicara. Hendaknya mengetahui waktu dan melaksanakan adab yang baik, khusyu' dan khudlu' menurut derajat dan tingkatan murid. Jika murid melanggar adab berbicara di hadapan Guru Mursyidnya akan tertutup hatinya. Biasanya tidak boleh kembali terbuka kecuali Ke 20ูขู  - ุบูŽุถูู‘ ุงู„ุตูŽู‘ูˆู’ุชู ููู‰ู’ ู…ูŽุฌู’ู„ูุณู ุงู„ุดูŽู‘ูŠู’ุฎู ูู„ุฃูŽู†ูŽู‘ ุฑูŽูู’ุนูŽ ุงู„ุตูŽู‘ูˆู’ุชู ุนูู†ู’ุฏูŽ ุงู’ู„ุฃูŽูƒูŽุงุจูุฑู ุณูุคู ุฃูŽุฏูŽุจูMerendahkan nada suara di hadapan Guru Mursyid. Sebab mengeraskan suara dihadapan Ulama' besar termasuk Etika/Adab Ke 21ูขูก - ุงูŽู†ู’ ู„ุงูŽูŠูŽุฌู’ู„ูุณูŽ ู…ูุชูŽุฑูŽุจูู‘ุนู‹ุง ูˆูŽู„ุงูŽุนูŽู„ู‰ูฐ ุณูŽุฌูŽุฏูŽุฉู ุฃูŽู…ูŽุงู…ูŽ ุงู„ุดูŽู‘ูŠู’ุฎู ุจูŽู„ู’ ูŠูŽู†ู’ุจูŽุบูู‰ ู„ูŽู‡ู ููู‰ู’ ู…ูŽุฌู’ู„ูุณูู‡ู ุงู„ุชูŽู‘ูˆูŽุงุถูุนู ูˆูŽุงู„ุชูŽู‘ุตูŽุงุบูุฑู ูˆูŽุงู’ู„ุฅูุดู’ุชูุบูŽุงู„ู ุจูุงู„ู’ุฎูุฏู’ู…ูŽุฉู Jangan berlagak mulya duduk di hadapan Guru Mursyid, tetapi merendah diri dan selalu siap untuk Ke 22ูขูข - ุงูŽู†ู’ ูŠูุจูŽุงุฏูุฑูŽ ุจูุฅูุชู’ูŠูŽุงู†ู ู…ูŽุง ุฃูŽู…ูŽุฑูŽู‡ู ุจูู‡ู ุจูู„ุงูŽ ุชูŽูˆูŽู‚ูู‘ูู ูˆูŽู„ุงูŽุฅูู‡ู’ู…ูŽุงู„ู ู…ูู†ู’ ุฅูุณู’ุชูุฑูŽุงุญูŽุฉู ูˆูŽู„ุงูŽุณููƒููˆู’ู†ู ู‚ูŽุจู’ู„ูŽ ุชูŽู…ูŽุงู…ู ุฐูŽู„ููƒูŽ ุงู’ู„ุฃูŽู…ู’ุฑู Bergegas-gegas mendatangi dan melaksanakan perintah Guru Mursyid, tanpa menunda-nunda dan berhenti dengan istirahat atau diam sebelum selesai Ke 23ูขูฃ - ุงูŽู„ู’ููุฑูŽุงุฑู ู…ูู†ู’ ู…ูŽูƒูŽุงุฑูู‡ู ุงู„ุดูŽู‘ูŠู’ุฎู ูˆูŽูƒูŽุฑูŽุงู‡ูŽุฉู ู…ูŽุงูŠูŽูƒู’ุฑูŽู‡ู ุทูŽุจู’ุนู‹ุง ูˆูŽุนูŽุฏูŽู…ู ุฅูุฑู’ุชููƒูŽุงุจูู‡ูŽุง Menjauhi segala sesuatu yang tidak di senangi Guru Mursyid dan tidak Ke 24ูขูค - ุงูŽู†ู’ ู„ุงูŽูŠูุฌูŽุงู„ูุณูŽ ู…ูŽู†ู’ ูƒูŽุงู†ูŽ ูŠูŽูƒู’ุฑูŽู‡ู ุดูŽูŠู’ุฎูู‡ู ูˆูŽูŠูุญูุจูู‘ ู…ูŽู†ู’ ูŠูุญูุจูู‘ู‡ู Tidak boleh mendatangi dan mencari ilmu pada orang yang tidak di senangi oleh Guru Mursyid dan senang pada orang yang di senangi oleh Guru Ke 25ูขูฅ - ุงูŽู†ู’ ูŠูŽุตู’ุจูุฑูŽ ุนูŽู„ู‰ูŽูฐ ุฌูŽูู’ูˆูŽุชูู‡ู ูˆูŽุฅูุนู’ุฑูŽุงุถูู‡ู ุนูŽู†ู’ู‡ู ูˆูŽู„ุงูŽูŠูŽู‚ููˆู’ู„ู ู„ูู…ูŽ ููŽุนูŽู„ูŽ ู„ูููู„ุงูŽู†ู ูƒูŽุฐูŽุง ูˆูŽู„ูŽู…ู’ ูŠูŽูู’ุนูŽู„ู’ ู„ูู‰ู’ ูƒูŽุฐูŽุง Hendaknya sabar jika mengerti tidak di senangi Guru Mursyid dan jangan sampai berkata "mengapa kalau dengan orang lain begitu, kalau dengan saya tidak begini".Adab Ke 26ูขูฆ - ุงูŽู†ู’ ู„ุงูŽูŠูŽุฌู’ู„ูุณูŽ ููู‰ู’ ุงู„ู’ู…ูŽูƒูŽุงู†ู ุงู„ู’ู…ูุนูŽุฏูู‘ู„ูŽู‡ู ูˆูŽู„ุงูŽูŠูู„ูุญูู‘ ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ููู‰ู’ ุฃูŽู…ู’ุฑู Jangan duduk di tempat yang di sediakan untuk tempat duduk Guru Mursyid, dan jangan memaksa untuk secepatnya di Ke 27ูขูง - ู„ุงูŽูŠูุณูŽุงููุฑู ูˆูŽู„ุงูŽูŠูŽุชูŽุฒูŽูˆูŽู‘ุฌู ูˆูŽู„ุงูŽูŠูŽูู’ุนูŽู„ู ููุนู’ู„ุงู‹ ู…ูู†ูŽ ุงู’ู„ุฃูู…ููˆู’ุฑู ุงู’ู„ู…ูู‡ูู…ูŽุฉู ุฅูู„ุงูŽู‘ุจูุฅูุฐู’ู†ูู‡ู Jangan bepergian, jangan menikah, dan jangan mengerjakan sesuatu yang penting kecuali semua itu mendapat izinnya Guru Ke 28ูขูจ - ุงูŽู†ู’ ู„ุงูŽูŠูู†ู’ู‚ูู„ูŽ ู…ูู†ู’ ูƒูŽู„ุงูŽู…ู ุงู„ุดูŽู‘ูŠู’ุฎู ุนูู†ู’ุฏูŽ ุงู„ู†ูŽู‘ุงุณูู ุฅูŽูู„ุงูŽู‘ุจูู‚ูŽุฏูŽุฑู ุงูŽูู’ู‡ูŽุงู…ูู‡ูู…ู ูˆูŽุนูู‚ููˆู’ู„ูู‡ูู…ู’ Jangan menceritakan perkataan dan wejangan Guru Mursyid kepada orang lain kecuali di sampaikan dengan cara yang boleh di fahami menurut akal Peringatan Ada kalanya Guru Mursyid memberi kebebasan pada murid, jika sudah kelihatan tanda kesungguhan murid. Guru Mursyid memberi ujian-ujian semakin berat, kadang kelihatan tidak memperhatikan, itu semua agar Nafsunya murid menjadi kalah dan boleha tenggelam kedalam Maqom Fana' Hanya Cinta Kepada Alloh SWT. Sumber dari Haris HarisTHORIQAT NAQSYABANDIYAH About roslanTv Tarekat Ut wisi enim ad minim veniam, quis nostrud exerci tation ullamcorper suscipit lobortis nisl ut aliquip ex ea commodo consequat. Duis autem vel eum iriure dolor in hendrerit in vulputate velit esse molestie consequat, vel illum dolore eu feugiat nulla facilisis at vero eros et accumsan et iusto odio dignissim qui blandit praesent luptatum zzril delenit augue duis. MenurutUmi, mursyid adalah mujaddid umat yang tidak ada apa-apa kepentingan diri dan ikhlas semata-mata kerana Allah.Tanggung jawab murid adalah patuh dan taat kepada guru. Umi sebagai isteri dan sekali gus murid Haji Mahmud, mengutamakan kedudukan adab - Adapun diantara sekian banyak adab murid kepada Syeikh Mursyid , disini saya catat ada 9 Adab / Etika diantaranya ialah sebagai berikut ูก- ุงูŽู†ู’ ู„ุงูŽูŠูŽุนู’ุชูŽุฑูุถูŽ ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูููŠู’ู…ูŽุง ููŽุนูŽู„ูŽู‡ู ุŒ ูˆูŽู„ูŽูˆู’ูƒูŽุงู†ูŽ ุธูŽุงู‡ูุฑูู‡ู ุญูŽุฑูŽุงู…ู‹ุง ูˆูŽู„ุงูŽูŠูŽู‚ููˆู’ู„ู ู„ูู…ูŽ ููŽุนูŽู„ู’ุชูŽ ูƒูŽุฐูŽุง ุŒ ู„ุฃูŽูู†ูŽู‘ ู…ูŽู†ู’ ู‚ูŽุงู„ูŽ ู„ูุดูŽูŠู’ุฎูู‡ู ู„ูู…ูŽ ู„ุงูŽูŠูŽูู’ู„ูŽุญู ุฃูŽุจูŽุฏู‹ุง 1 . Tidak boleh menentang terhadap apa yang dilakukan oleh Guru Mursyid , sekalipun zhohirnya nampak seperti haram dan jangan mengatakan kepada Guru Mursyid MENGAPA ? Barangsiapa yang berbuat demikian maka tidak akan sukses selamanya .ูข - ุงูŽู†ู’ ูŠูŽุณู’ู„ูุจูŽ ุงูุฎู’ุชููŠูŽุงุฑูŽ ู†ูŽูู’ุณูู‡ู ุจูุงุฎู’ุชููŠูŽุงุฑู ุดูŽูŠู’ุฎูู‡ู ููู‰ู’ ุฌูŽู…ููŠู’ุนู ุงู’ู„ุฃูู…ููˆู’ุฑู ูƒูู„ููŠูŽุฉู‹ . 2 . Meninggalkan pilihan sendiri , melaksanakan dengan tunduk pilihan Guru Mursyid dalam segala ุงูŽู†ู’ ูŠูŽุญู’ููŽุธูŽ ุดูŽูŠู’ุฎูŽู‡ู ููู‰ู’ ุบูŽูŠู’ุจูŽุชูู‡ู ูƒูŽุญูุธู’ููู‡ู ููู‰ู’ ุญูุถููˆู’ุฑูู‡ู .3 . Selalu menjaga Adab kepada Guru Mursyid sekalipun tidak di hadapannya , sebagaimana ketika berada di hadapannya .ูค- ุงูŽู†ู’ ูŠูŽุฑูŽู‰ ูƒูู„ูŽู‘ ุจูŽุฑูŽูƒูŽุฉู ุญูŽุตูŽู„ูŽุชู’ ู„ูŽู‡ู ู…ูู†ู’ ุจูŽุฑูŽูƒูŽุงุชู ุงู„ุฏูู‘ู†ู’ูŠูŽุง ูˆูŽุงู’ู„ุฃูŽุฎูุฑูŽุฉู ุจูุจูŽุฑูŽูƒูŽุชูู‡ู 4 . Meyaqini bahwa segala sesuatu keberhasilan , baik urusan dunia maupun akhirat adalah karena barokah dari Guru Mursyid-nya .ูฅ - ุนูŽุฏูŽู…ู ุงู„ุชู‘ุทู„ุน ุฅู„ู‰ ุชุนุจูŠุฑ ุงู„ูˆู‚ุงุฆุน ูˆุงู„ู…ู†ุงู…ุงุช ูˆุงู„ู…ูƒุงุดูุงุช ูˆุงู† ุธู‡ุฑ ูู„ุง ูŠุนุชู…ุฏ ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุจูŽุนู’ุฏูŽ ุนุฑุถ ุงู„ุญุงู„ ุนูŽู„ู‰ูฐ ุงู„ุดูŽู‘ูŠู’ุฎู ูŠูŽูƒููˆู’ู† ู…ูู†ู’ุชูŽุธูุฑู‹ุง ู„ูุฌูŽูˆูŽุงุจูู‡ู ู…ูู†ู’ ุบูŽูŠู’ุฑูุทูŽู„ูŽุจู ุŒ ูˆุฃูŽู†ู’ ุณูŽุฃูŽู„ูŽ ุนูŽู†ู’ ู…ูŽุณู’ุฃูŽู„ูŽุฉู ูุงููŠูŽุงูƒูŽ ูˆูŽุงู’ู„ู…ูุจูŽุงุฏูŽุฑูŽุฉู ุจูุงู„ู’ุฌูŽูˆูŽุงุจู ููู‰ู’ ุญูŽุถู’ุฑูŽุชูู‡ู 5 . TIDAK BOLEH MENGAMBIL KEPUTUSAN SENDIRI tentang IMPIAN - IMPIAN dan PENGETAHUAN YANG MASUK KE DALAM HATI SEKALIPUN ARTINYA JELAS . Dan setelah menyampaikan kepada Guru Mursyid , maka tunggulah jawaban dan petunjuk Guru Mursyid . Dan jika bertanya pada Guru Mursyid tentang suatu masalah , maka jangan tergesa-gesa minta jawaban.$ads={1}ูฆ - ุงูŽู†ู’ ูŠูุนูŽุธูู‘ู…ูŽ ู…ูŽุง ุฃูŽุนู’ุทูŽุงู‡ู ู„ูŽู‡ู ุดูŽูŠู’ุฎูู‡ู ูˆูŽู„ุงูŽูŠูุจูŽูŠูู‘ุนูู‡ู ูู„ุฃูŽุญูŽุฏู ูˆูŽู„ูŽูˆู’ ุฃูŽุนู’ุทูŽุงู‡ู ู…ูŽุง ุฃูŽุนู’ุทูŽุงู‡ู .ููŽุฑูุจูŽู‘ู…ูŽุง ูŠูŽูƒููˆู’ู†ู ุทูŽูˆูู‰ูŽ ู„ูŽู‡ู ูููŠู’ู‡ู ุณูุฑู‹ู‘ุง ู…ูู†ู’ ุฃูŽุณู’ุฑูŽุงุฑู ุงู„ู’ููู‚ูŽุฑูŽุงุกู ูููŠู’ู…ูŽุง ูŠูุนููŠู’ู†ูู‡ู ููู‰ู’ ุงู„ุฏูŽู‘ุงุฑูŽูŠู’ู†ู ูˆูŽูŠูู‚ูŽุฑูŽู‘ุจูู‡ู ุฅูู„ู‰ูŽ ุญูŽุถู’ุฑูŽุฉู ุงู„ู„ู‡ู ุชูŽุนูŽุงู„ู‰ูฐ 6 . MENGAGUNGKAN PEMBERIAN GURU MURSYID , jangan di jual atau diberikan kepada orang lain walaupun berupa apa saja pemberiannya . Terkadang pemberian Guru Mursyid itu mengandung Hikmah dan Rahasia yang bisa membantu keselamatan Dunia dan Akhirat dan mendekatkan kepada Alloh SWT .ูง - ุงูŽู„ู’ููุฑูŽุงุฑู ู…ูู†ู’ ู…ูŽูƒูŽุงุฑูู‡ู ุงู„ุดูŽู‘ูŠู’ุฎู ูˆูŽูƒูŽุฑูŽุงู‡ูŽุฉู ู…ูŽุงูŠูŽูƒู’ุฑูŽู‡ู ุทูŽุจู’ุนู‹ุง ูˆูŽุนูŽุฏูŽู…ู ุฅูุฑู’ุชููƒูŽุงุจูู‡ูŽุง 7 . Menjauhi segala sesuatu yang tidak di senangi Guru Mursyid dan tidak menjalaninya . ูจ - ุงูŽู†ู’ ู„ุงูŽูŠูุฌูŽุงู„ูุณูŽ ู…ูŽู†ู’ ูƒูŽุงู†ูŽ ูŠูŽูƒู’ุฑูŽู‡ู ุดูŽูŠู’ุฎูู‡ู ูˆูŽูŠูุญูุจูู‘ ู…ูŽู†ู’ ูŠูุญูุจูู‘ู‡ู 8 . Tidak boleh duduk bersama baca berkumpul dengan orang yang membenci Guru Mursyid dan cintai-lah orang yang dicintai oleh Guru Mursyid-nya .ูฉ - ุงูŽู†ู’ ู„ุงูŽูŠูŽุฌู’ู„ูุณูŽ ููู‰ู’ ุงู„ู’ู…ูŽูƒูŽุงู†ู ุงู„ู’ู…ูุนูŽุฏูู‘ู„ูŽู‡ู ูˆูŽู„ุงูŽูŠูู„ูุญูู‘ ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ููู‰ู’ ุฃูŽู…ู’ุฑู 9 . Jangan duduk di tempat yang di sediakan untuk tempat duduk Guru Mursyid dan jangan memaksa untuk secepatnya di Artikel " 9 Adab Murid Kepada Syekh Mursyid "Semoga BermanfaatWallahu a'lam BishowabAllahuma sholli 'alaa sayyidina muhammad wa 'alaa aalihi wa shohbihi wa salim- Media Dakwah Ahlusunnah Wal Jama'ah - Muridbertanya Mursyid menjawab Senin, 25 April 2011. Permohonan Doa: Rezeki. dengannya. Oleh sebab itu, guru-guru kita mengajarkan kepada kita aken memberi sedekah harian, karena sedekah itu dapat menangkal masalah dan memanjangkan kecintaan terhadap Nabi (s) dan keluarganya dan juga kepada para syekh dan jalan Sufi, karena mendengar DALAM Islam, ternyata, bukan hanya murid terhadap guru, pun sebaliknya, guru terhadap murid pun, haruslah mempunyai budi pekerti, atau adab. Adab guru terhadap murid, sama pentingnya dengan adab murid kepada guru. Budi pekerti luhur atau Al-Akhlaq Al-Karimah dalam perspketif islam adalah salat satu misi pokok Nabi Muhammad SAW. Rasulullah ditugaskan Allah memperbaiki atau menyempurnakan akhlak mulia atau budi pekerti luhur. Budi pekerti adalah kesadaran perbuatan atau perilaku seseorang. Dari segi etimologi kata, Istilah budi pekerti adaah gabungan dari 2 kata yaitu budi dan pekerti. Arti kata budi sendiri adalah sadar,nalar,pikiran,watak. Sedangkan arti kata pekerti adalah perilaku, perbuatan, perangai, tabiat, watak, yang jika disimpulkan bahwa budi pekerti yaitu sesuatu yang berkaitan dengan karakter manusia baik dalam sifat maupun perbuatan, yang dilakukan dengan kesadaran. Penerapan budi pekerti dalam kehidupan sehari-hari memberi pengaruh positif bagi lingkungan. Jika setiap individu menunjukkan perilaku baik maka di mata orang lain juga akan menilai orang tersebut sebagai orang yang baik, begitupun sebaliknya. Foto Arab News Perilaku yang baik ini ditunjukan dengan kebiasaan yang sederhana, misalnya dengan bersikap sopan, membiasakan diri dengan senyum dan sapa atau sering menggunakan kata tolong, maaf dan terima kasih. Pendidikan budi pekerti dilakukan sejak dini sangatlah penting, karena budi pekerti merupakan perilaku seseorang sehingga harus dididik dan ditanamkan dengan nilai-nilai budi pekerti yang luhur. BACA JUGA Kesaksian Anas bin Malik Atas Budi Pekerti Nabi Pendidikan budi pekerti ini sendiri memiliki beberapa tujuan, diantaranya adalah berusaha mencegah kejadian-kejadian yang sifatnya negatif, berusaha menanamkan sejak dini nilai-bilai norma dan luhur yang mulai berkurang dan juga untyuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat lewat pemahaman Pendidikan budi pekerti. Salah satu Riwayat yang memberikan anjuran untuk mempunyai budi pekerti yang luhur ialah Hadist Riwayat Ahmad ุงูŽูƒู’ู…ูŽู„ู ุงู„ู’ู…ูุคู’ู…ูู†ููŠู’ู†ูŽ ุฅููŠู’ู…ูŽุงู†ู‹ุง ุงูŽุญู’ุณูŽู†ูู‡ูู…ู’ ุฎูู„ูู‚ู‹ุง Artinya โ€™Orang mukmin yang paling sempurna imannya ialah orang yang paling baik budi pekertinya Ahmad. Berdasarkan hadist diatas, ketika kita mengaku ingin meningkatkan dan menyempurnakan iman kepada Allah dan pada rukun-rukun iman yang lain maka hendaknya kitab isa terus menyempurnakan budi pekerti kita, seperti budi pekerti yang dimiliki oleh Rasulullah SAW. Begitu juga dengan seorang guru ketika mengajar kepada muridnya harus memiliki budi pekerti. Inilah empat macam adab guru terhadap muridnya 1. Adab Guru terhadap Murid Hendaknya mengajar dan mendidik dengan berharap ridho Allah Ketika mengajar harus mempunyai maksud dan tujuan yang baik yaitu dengan mengharapkan ridho dari Allah SWT. Serta mempertahankan kebenaran dan keadilan dalam melestarikan kebaikan umat dengan memperbanyak para ilmuan, dan mengharapkan pahala dari orang yang menyelesaikan belajarnya dan mengharapkan barokahnya doโ€™a mereka kepadanya. Sesungguhnya mengajarkan ilmu itu termasuk perkara yang penting didalam agama dan derajat yang tinggi bagi orang-orang mukmin. 2. Adab Guru terhadap Murid Hendaknya seorang guru tidak mencegah untuk mengajar muridnya karena tidak ikhlasnya niat murid itu. Sesungguhnya bagusnya niat yang di harapkan dengan barokah ilmu. Sebagian Ulama salaf berkata โ€™Kami menuntut ilmu karena selain Allah, maka ilmu itu menolak kecuali karena Allahโ€™โ€™. Foto Abu Umar/Islampos Bahwasanya ilmu dapat diperoleh dengan niat karena Allah. Karena apabila niat yang ikhlas disyaratkan ketika mengajar para pemua, yang mana mereka sulit untuk ikhlas, maka hal itu akan menyebabkan hilangnya ilmu dari kebanyakan manusia. Akan tetapi seorang guru mengajarkan kepada para pemula dengan niat yang baik-baik secara pelan-pelan, baik ucapan atau perbuatan, dan memberi tahu kepadanya, bahwa sesungguhnya dengan bagusnya niat dia akan memperoleh derajat yang tinggi dari ilmu dan amal. Dan memperoleh anugerah yang baik, dan memperoleh berbagai macam hikmah dan terangnya hati dan lapangnya dada, dan mendapat kebaikan, dan bagusnya keadaan dan lurusnya ucapan, dan tingginya derajat di hari kiamat. 3. Adab Guru terhadap Murid Hendaknya menyukai mencari sesuatu ilmu sebagaimana yang telah tercantum dalam Hadist dan membenci sesuatu terhadapnya sebagaimana hadist membencinya. Seorang guru wajib bersungguh-sungguh dalam pencarian ilmu untuk menggauli para santri sebagaimana dia menggauli sesuatu pada anak-anaknya yang mulya dengan kasih sayang, berbuat baik, sabar atas keras kepala atas kurangnya sesuatu yang menimpanya dan tidak menjauhi/menyendiri dari pergaulan manusia. Apabila cara mengetahui kecerdasan mereka dengan isyarat saja maka tidak ada kebutuhan/gunanya dengan cara ibarat mencontohkan dan apabila belum paham juga kecuali dengan terangnya ibarat maka didatangkan cara itu tidak apa-apa. BACA JUGA Mengapa Akhlak Sangat Penting dalam Islam? 4. Adab Guru terhadap Murid Hendaknya mempermudah para santri menyampaikan materi dengan semudah mungkin dalam pengajarannya. Seorang guru wajib menyampaikan dengan tutur kata yang lembut dalam memberi kepahaman, apalagi santri itu keluarga sendiri. Tidak boleh menyimpan menyembunyikan bila ditanya sesuatu karena itu adalah bagian dari dirinya, karena terkadang hal-hal tersebut membingungkan dan membuat bimbang hati, dan berpaling nya hati dan menyebabkan kegelisahan/kegusaran. Imam bukhori sungguh-sungguh telah mengatakan dalam kitab Ar-Robbaniโ€™ โ€™Bahwasannya beliau dalam hal mendidik manusia dengan semudah-mudahnya kecilnya ilmu sebelum mengajarkan kepada mereka yang besar yang sulit. [] SUMBER EBOOK โ€™Adabul Alim Wal mutaโ€™alimโ€™โ€™ .
  • ccmrmi59mg.pages.dev/778
  • ccmrmi59mg.pages.dev/901
  • ccmrmi59mg.pages.dev/237
  • ccmrmi59mg.pages.dev/708
  • ccmrmi59mg.pages.dev/30
  • ccmrmi59mg.pages.dev/434
  • ccmrmi59mg.pages.dev/74
  • ccmrmi59mg.pages.dev/106
  • ccmrmi59mg.pages.dev/85
  • ccmrmi59mg.pages.dev/903
  • ccmrmi59mg.pages.dev/384
  • ccmrmi59mg.pages.dev/40
  • ccmrmi59mg.pages.dev/931
  • ccmrmi59mg.pages.dev/17
  • ccmrmi59mg.pages.dev/627
  • adab murid terhadap guru mursyid