Namundengan pengelolaan koperasi yang lebih profesional di masa yang akan datang, maka koperasi diprediksi dapat meningkatkan kontribusinya terhadap pembangunan. Program Peningkatan Daya Saing UMKM dan Koperasi, dan Program Penguatan Kelembagaan Koperasi. Namun ada beberapa langkah lebih yang bisa di ambil pemerintah dalam memberdayakan
JAKARTA - Koperasi bisa hidup dan tetap ada hingga saat ini, karena mampu beradaptasi dengan perubahan yang kian cepat. Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Prof. Rully Indrawan mengatakan, disaat pandemi Covid-19, koperasi didorong untuk lebih cepat dalam menghadapi perubahan dan perkembangan teknologi terkini, melalui transformasi digital"Mengapa koperasi bisa hidup dan tetap ada di kehidupan masyarakat, karena koperasi mampu beradaptasi dengan perubahan pada lingkungan strategisnya. Saat ini kita "dipaksa" oleh pandemi, untuk menyesuaikan lebih cepat dan progresif", tegas Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Prof. Rully Indrawan, dalam webinar Sosialisasi Program Inovasi dan Transformasi Digital, di Jakarta, Senin 5/10/2020.Hadir dalam webdinar tersebut, Staf Khusus Menkop UKM Fiki C Satari, Direktur Utama LPDB-KUMKM Supomo, Direktur Utama Smesco Indonesia Leonard KemenkopUKM menjelaskan, transformasi yang dilakukan oleh koperasi dengan layanan digital, terutama dalan melayani anggota hingga berhubungan dengan mitra bisnis. Menurutnya, layanan digital menjadi alternatif satu-satunya untuk mewujudkan koperasi yang kuat dan memiliki daya saing koperasi. "Digital layanan bagi para mitra dan anggota harus memiliki karakter yang berbeda. Karena layanan bagi anggota harus mampu menyajikan tingkat partisipasi anggota," upaya tersebut bukan hal yang mudah diterapkan karena kondisi koperasi maupun anggota antar daerah memiliki variasi yang tajam. Namun dengan semangat kebersamaan kita bisa saling sharing baik dari sisi teknis maupun bisa menjadi mediator dan fasilitator yang menjadi bagian penting dari perjalanan sejarah dengan melakukan transformasi digital serta inovasi di lingkungan dan sharing informasi menjadi mudah saat ini karena lagi2 karena dukungan teknologi informasi."Pertemuan seperti ini mustahil dimasa lalu. Pertemuan dengan zoom youtube sekarang sederhana dan mudah. Kesimpulannya, koperasi harus hidup dengan kesadaran di lingkungan yang cepat berubah. Transformasi digital harus dilakukan suka dan tidak suka. Inovasi menjadi sangat penting. Koperasi harus jadi bagian penting perjalanan sejarah," menjelaskan, KemenkopUKM akan mengakomodasi kebutuhan dan mendukung koperasi. Apalagi dalam Undang- Undang Cipta Kerja, koperasi masuk dalam klaster UMKM yang ditugasi untuk turut mendinamisasi usaha2 yang dilakukan oleh berharap hal tersebut dapat memotivasi dan memberikan inspirasi yang berbeda dibanding di masa lalu yaitu membuat koperasi kuat dan berdaya saing dengan dukungan pemetintah yang bernuansa pemberdayaan", itu, Staf Khusus MenkopUKM Fiki C Satari mengatakan, koperasi di Indonesia harus bertransformasi dengan perubahan zaman. Menurutnya perubahan harus dimulai hari ini, untuk menjadi bagian dari sejarah."Kita perlukan sebuah gerakan. Ingin pastikan menjadi bagian sejarah hari ini dan akan datang. Bagian yang diingat penerus mendatang. Kalau bukan hari ini kapan lagi. Bagaimana koperasi kita perubahan zaman. Yang menjadi abadi adalah perubahan," kata Fiki. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Konten Premium Nikmati Konten Premium Untuk Informasi Yang Lebih Dalam
2 WP potensi rendah dan keragaman usaha tinggi diterapkan kebijakan peningkatan daya saing dan daya tarik investasi dengan strategi penetapan standarisasi dan peningkatan mutu produksi; pengelolaan sumber daya alam yang berwawasan lingkungan; pengupayaan harga-harga produksi berada pada harga pasar yang wajar
NAMA RISKA YUNITA KELAS 2 EA 13 NPM 11208073 DOSEN Yuniyuniawati Pada saat terjadi krisis ekonomi koperasi mampu bertahan di pasar karena pesaing-pesaingnya dari pelaku ekonomi lainnya mengalami kehancuran karena hutang, sehingga tidak mampu bertahan di pasar. Maka pada kondisi pasar yang normal maka koperasi tdak boleh lemah, karena pada kondisi pasar yang normal para pesaing tidak mudah untuk dikalahkan apalagi untuk disingkirkan. Untuk itu agar koperasi menghadapi berbagai persaingan yang terjadi di pasar, maka koperasi harus kerjasama pasar untuk mendapatkan harga yang kompetitif, menghindari terjadinya kelangkaan persediaan da jaminan kualitas produk yang lebih baik. Hal tersebut diharapkan koperasi mampu bersaing secara kompetitif. Koperasi pada saat ini mempunyai kedudukan dan peran sama dengan keigatan usaha lain maka koperasi haru berubah dari kesejahteraan menjadi gerakan organisasi ekonomi kompetitif. Ada tiga macam jenis pengembangan koperasi yang dikenal yaitu 1. Koperasi para produsen koperasi produksi . 2. Koperasi para konsumen koperasi konsumsi . 3. Koperasi Kredit. Di dunia gerakan koperasi di masing-masing negara yang sangat maju selalu dapat dikaitkan dengan tiga ciri utama koperasi tersebut. Bagi perekonomian Indonesia, kita perlu mengaitkan dengan Sistem Ekonomi Nasional Indonesia dan kedudukan koperasi. dari sisa produksi pelaku ekonomi di Indonesia terdiri dari Usaha Negara, Usaha Swasta Besar Nasional, Usaha Swasta Asing dan Usaha Ekonomi Rakyat. Dalam hal jumlah unit usaha, Sektor Ekonomi Rakyat yang mendominasi unit usaha yang ada di Indonesia dan usaha rumah tangga, usaha kecil, dan menengah dalam bentuk badan usaha yang berbadan hukum maupun tidak berbadan hukum. Dalam organisasi, koperasi mempunyai aturan dan cara tersendiri dalam memperjuangkan kepentingan ekonomi anggotannya. Oleh karena itu koperasi juga disebut sebagai gerakan, mempunyai organisasi dengan skala dunia yang mempunyai kedudukan sebagai observer pada badan-badan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Jika Koperasi tidak mampu mempertahankan output tertentu, tekanan permintaan anggota akan semakin memperbanyak jumlah yang diproduksi dan dijual. Hal ini mengakibatkan harga semakin menurun dan koperasi akan bekerja dengan biaya rata-rata yang semakin besar.
\n strategi peningkatan daya saing koperasi
Sedangkantantangan yang akan dihadapi antara lain; laju peningkatan ekspos dan impor, laju inflasi, dampak negatife arus modal yang lebih bebas, kesamaan produk, daya saing SDM dan tingkat perkembangan ekonomi. Adapun kendala atau permasalah yang di hadapi UKM antara lain: permodalan, pemasaran, produksi dan teknologi, birokrasi dan infrastruktur. AbstrakPenelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya anggapan bahwa koperasi di Indonesia yang mayoritas dianggap sebagai badan usaha yang tidak mempunyai daya saing. Kondisi empiris mengungkapkan bahwa koperasi belum bisa mensejahterakan anggotanya sendiri, bahkan banyak koperasi yang mengalami kegagalan dan bubar akibat berbagai penelitian ini adalah untuk memberikan perspektif kepada koperasi tentang pentingnya menggarap anggota dengan menggunakan customer focus dengan mempertimbangkan faktor internal dan eksternal yang dimiliki koperasi itu sendiri. Dengan strategi customer focus, koperasi tidak harus memenangkan persaingan dengan cara mencari banyak pelanggan baru, melainkan memenangkan persaingan dengan cara fokus kepada anggota yang loyal. Anggota yang loyal akan tetap bertahan dan mendukung perusahaan bahkan pada saat perusahaan tersebut berada pada kondisi yang paling ini tergolong dalam penelitian kuantitatif, dan termasuk field research dengan pendekatan explanatory atau confirmatory. Penelitian ini dilaksanakan selama 5 bulan, dengan jumlah responden sebesar 133 responden yang terdiri dari pengurus, pengawas, manajer, karyawan dan anggota dari 7 koperasi di kota Batu yang telah dipilih secara purposive. Analisis data yang digunakan adalah Path Analysis dengan bantuan SPSS versi yang dihasilkan adalah strategi customer focus berpengaruh secara signifikan meningkatkan daya saing koperasi. Faktor internal dan eksternal merupakan variabel moderating yang bisa dipakai bersama-sama customer focus untuk menambah peningkatan daya saing faktor internal dan eksternal pada koperasi perlu dipertahankan dan harus mendapatkan perhatian lebih untuk mendukung keberhasilan pelaksanaan customer focus sehingga koperasi bisa berdaya saing dengan badan usaha kunci customer focus, faktor internal, faktor eksternal, daya saing koperasi. Abstract This research is motivated by the assumption that the majority of cooperatives in Indonesia are considered as business entities that do not have competitiveness. Empirical conditions reveal that cooperatives have not been able to prosper their own members, even many cooperatives have failed and disbanded due to various purpose of this study is to provide a perspective to the cooperative about the importance of working on members by using customer focus by considering internal and external factors that are owned by the cooperative itself. With a customer focus strategy, cooperatives do not have to win the competition by finding many new customers, but winning the competition by focusing on loyal members. Loyal members will survive and support the company even when the company is at its research is classified as quantitative research, and includes field research with an explanatory or confirmatory approach. This research was carried out for 5 months, with the number of respondents amounting to 133 respondents consisting of administrators, supervisors, managers, employees and members of 7 cooperatives in the city of Batu which had been selected purposively. Data analysis used was Path Analysis with the help of SPSS version resulting findings are an influential customer focus strategy that significantly improves the competitiveness of cooperatives. Internal and external factors are moderating variables that can be used together with customer focus to increase cooperative internal and external factors in the cooperative need to be maintained and must get more attention to support the successful implementation of customer focus so that cooperatives can be competitive with other business customer focus, internal factors, external factors, cooperative competitiveness Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Volume 3 Nomor 2 September 2018 Mag ister Manajemen Pascasarjana Universitas Islam Malang p-ISSN 2541-6030 e-ISSN 2621-6957 PERAN FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL DALAM MEMODERASI PENGARUH STRATEGI CUSTOMER FOCUS UNTUK MENINGKATKAN DAYA SAING KOPERASI Studi Pada Koperasi Di Kota Batu Ita Athia Dosen Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Islam Malang Email itathia Abstrak Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya anggapan bahwa koperasi di Indonesia yang mayoritas dianggap sebagai badan usaha yang tidak mempunyai daya saing. Kondisi empiris mengungkapkan bahwa koperasi belum bisa mensejahterakan anggotanya sendiri, bahkan banyak koperasi yang mengalami kegagalan dan bubar akibat berbagai faktor. Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan perspektif kepada koperasi tentang pentingnya menggarap anggota dengan menggunakan customer focus dengan mempertimbangkan faktor internal dan eksternal yang dimiliki koperasi itu sendiri. Dengan strategi customer focus, koperasi tidak harus memenangkan persaingan dengan cara mencari banyak pelanggan baru, melainkan memenangkan persaingan dengan cara fokus kepada anggota yang loyal. Anggota yang loyal akan tetap bertahan dan mendukung perusahaan bahkan pada saat perusahaan tersebut berada pada kondisi yang paling buruk. Penelitian ini tergolong dalam penelitian kuantitatif, dan termasuk field research dengan pendekatan explanatory atau confirmatory. Penelitian ini dilaksanakan selama 5 bulan, dengan jumlah responden sebesar 133 responden yang terdiri dari pengurus, pengawas, manajer, karyawan dan anggota dari 7 koperasi di kota Batu yang telah dipilih secara purposive. Analisis data yang digunakan adalah Path Analysis dengan bantuan SPSS versi Temuan yang dihasilkan adalah strategi customer focus berpengaruh secara signifikan meningkatkan daya saing koperasi. Faktor internal dan eksternal merupakan variabel moderating yang bisa dipakai bersama-sama customer focus untuk menambah peningkatan daya saing koperasi. Beberapa faktor internal dan eksternal pada koperasi perlu dipertahankan dan harus mendapatkan perhatian lebih untuk mendukung keberhasilan pelaksanaan customer focus sehingga koperasi bisa berdaya saing dengan badan usaha lainnya. Kata kunci customer focus, faktor internal, faktor eksternal, daya saing koperasi. Abstract This research is motivated by the assumption that the majority of cooperatives in Indonesia are considered as business entities that do not have competitiveness. Empirical conditions reveal that cooperatives have not been able to prosper their own members, even many cooperatives have failed and disbanded due to various factors. The purpose of this study is to provide a perspective to the cooperative about the importance of working on members by using customer focus by considering internal and external factors that are owned by the cooperative itself. With a customer focus strategy, cooperatives do not have to win the competition by finding many new customers, but winning the competition by focusing on loyal Volume 3 Nomor 2 September 2018 Mag ister Manajemen Pascasarjana Universitas Islam Malang p-ISSN 2541-6030 e-ISSN 2621-6957 members. Loyal members will survive and support the company even when the company is at its worst. This research is classified as quantitative research, and includes field research with an explanatory or confirmatory approach. This research was carried out for 5 months, with the number of respondents amounting to 133 respondents consisting of administrators, supervisors, managers, employees and members of 7 cooperatives in the city of Batu which had been selected purposively. Data analysis used was Path Analysis with the help of SPSS version The resulting findings are an influential customer focus strategy that significantly improves the competitiveness of cooperatives. Internal and external factors are moderating variables that can be used together with customer focus to increase cooperative competitiveness. Some internal and external factors in the cooperative need to be maintained and must get more attention to support the successful implementation of customer focus so that cooperatives can be competitive with other business entities. Keyword customer focus, internal factors, external factors, cooperative competitiveness PENDAHULUAN Koperasi sampai dengan saat ini masih terkesan tradisional dan jauh dari kata profesional. Stigma negatif dari masyarakat masih sering disematkan oleh masyarakat kepada koperasi sebagai badan usaha nomor dua atau bahkan ketiga setelah BUMS dan BUMN/BUMD. Anggapan ini beralasan karena sebagian besar koperasi di Indonesia masih belum dikelola dengan menggunakan sentuhan manajemen yang wajib dilakukan oleh badan usaha yang berorientasi pada keuntungan. Kondisi empiris mengungkapkan bahwa banyak sekali koperasi yang ada di Indonesia tidak dapat mensejahterakan anggotanya bahkan banyak yang mengalami kegagalan seiring dengan waktu sehingga bubar dengan sendirinya akibat berbagai faktor Suprayitno, 2007. Beberapa penelitian menyimpulkan bahwa banyak anggota koperasi yang belum merasa puas akan pelayanan yang telah diberikan oleh koperasi. Hal ini tercermin pada adanya kesenjangan antara kualitas pelayanan yang mampu diberikan koperasi dibandingkan dengan yang diharapkan oleh anggota koperasi Agustin, 2013; Eliyawati, 2015; Purba, 2018. Secara kuantitatif perkembangan koperasi di Indonesia menunjukkan perkembangan yang sangat pesat pada setiap tahunnya, dari data yang dilansir dari kementrian Koperasi dan UKM, Jawa Timur merupakan propinsi yang memiliki jumlah koperasi terbanyak di Indonesia. Oleh karenanya, Jawa Timur meraih prestasi sebagai penggerak Koperasi terbaik Nasional. Namun dibalik potensi itu masih terdapat kendala dan masalah yang dihadapi, antara lain masih banyak koperasi yang ditutup karena tidak aktif, pemanfaatan SDM di lingkungan oleh koperasi belum optimal, dan jaringan koperasi yang berjalan tersegmentasi belum mencapai skala usaha optimal dan rapuh kelangsungannya. Pemerintah pusat maupun daerah terus menstimulus pembangunan koperasi agar menjadi koperasi yang sehat dan berkualitas, mampu meningkatkan jumlah anggota dan fokus pada penguatan kelembangaan koperasi sebagai badan usaha yang efektif dan efisien, sehingga mampu berdaya saing tinggi. Volume 3 Nomor 2 September 2018 Mag ister Manajemen Pascasarjana Universitas Islam Malang p-ISSN 2541-6030 e-ISSN 2621-6957 Tabel 1. Jumlah Koperasi di Tingkat Nasional, Propinsi Jawa Timur dan Kota Batu Koperasi sehat dari koperasi yang aktif Sumber dinas koperasi dan disperindag kota Batu, 2018 Koperasi mempunyai pasar internal yang merupakan captive market pasar yang dapat dikuasai, yaitu anggotanya sendiri, yang apabila dikelola secara profesional koperasi bisa memenangkan persaingan dalam memperebutkan pasar atau mempertahankan keeksistensiannya. Captive market inilah yang sebenarnya merupakan keunggulan bersaing yang tidak dimiliki oleh badan usaha lainnya di luar koperasi. Koperasi seharusnya benar-benar mengoptimalkan kebutuhan dan keinginan para anggotanya terlebih dahulu sebelum berekspansi melayani pasar ekternalnya. Penelitian ini akan mencoba memberikan perspektif kepada koperasi tentang pentingnya menggarap pasar internalnya dengan menggunakan strategi customer focus, untuk memenangkan persaingan tidak dengan cara mendapatkan pelanggan yang banyak, melainkan memenangkan persaingan dengan cara fokus pada pelanggan yang loyal. Beberapa riset menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kesempatan baik untuk bertahan, dan bahkan berkembang saat kondisi ekonomi semakin berat, jika mereka memiliki pelanggan yang lebih loyal dari competitor mereka. Pelanggan yang loyal akan tetap bertahan dan mendukung perusahaan bahkan pada saat perusahaan tersebut berada pada kondisi yang paling buruk. Customer focus yang digunakan sebagai strategi marketing ini tentunya harus dirumuskan dengan mempertimbangkan faktor-faktor baik internal maupun eksternal yang dimiliki oleh koperasi. Perencanaan strategis merupakan bagian penting bagi perusahaan dalam usahanya mencapai tujuan. Perencanaan strategis khususnya di Indonesia, umumnya masih dianggap hal yang tidak terlalu penting bagi badan usaha yang berskala kecil menengah. Strategi bisnis dirasa hanya perlu dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang berskala besar. Padahal dengan mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan yang dipunyai, perusahaan baik itu besar maupun kecil dapat merumuskan strateginya untuk menghadapi lingkungan eksternal yang seringkali berubah dengan cepat dan dipenuhi dengan ketidakpastian. Penelitian mengenai pemasaran strategis yang diterapkan pada koperasi di Indonesia masih sangat minim. Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian-penelitian terdahulu dengan melihat seberapa jauh peranan faktor intenal yang dimiliki oleh koperasi dan faktor eksternalnya yang dapat mendukung koperasi untuk melaksanakan stategi customer focus dalam rangka meningkatkan daya saingnya. Volume 3 Nomor 2 September 2018 Mag ister Manajemen Pascasarjana Universitas Islam Malang p-ISSN 2541-6030 e-ISSN 2621-6957 KAJIAN TEORI Pemasaran Koperasi Koperasi pada dasarnya adalah organisasi yang terdiri dari beberapa anggota yang bekerja bersama-sama untuk memenuhi kesejahteraanya. ICA International Cooperative Alliance menegaskan bahwa tujuan didirikannya koperasi adalah untuk membantu memperbaiki kehidupan sosial ekonomi anggotanya dengan saling bekerja sama dan tolong menolong. Dalam sistem kerja koperasi, anggota berstatus ganda, Ropke 1985 menjelaskan bahwa anggota koperasi adalah pemilik dan sekaligus sebagai pelanggan utama koperasi. Sebagai pemilik, anggota berhak mengendalikan jalannya koperasi dan mengambil kebijakan-kebijakan strategis tentang operasional koperasi, seperti jenis produk, bentuk pelayanan, kualitas produk dan pelayanan, harga, rantai distribusi, dan lain sebagainya. Sebaliknya, sebagai pelanggan, anggota berhak untuk mendapatkan kepuasan atas pelayanan yang diberikan koperasi. Sebagai organisasi bisnis, tentunya koperasi juga berorientasi terhadap keuntungan. Oleh karena itu koperasi tetap harus menggunakan strategi pemasaran dalam rangka mempertahankan eksistensinya di pasar. Pada dasarnya koperasi menghadapi dua pasar potensial yang berbeda, yaitu pasar internal internalize market dan pasar eksternal externalize market Hendar, 2010. Pasar internal menggambarkan transaksi bisnis antara koperasi dengan para anggotanya, sedangkan pasar eksternal menggambarkan transaksi bisnis antara koperasi dengan konsumen non anggota. Pengertian manajemen pemasaran menurut beberapa ahli pemasaran Stanton, Kotler, 1975, 1980 adalah suatu perencaaan yang dibuat oleh organisasi agar organisasi atau perusahaan dapat bersaing dengan baik di pasar, sehingga dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama. Manajemen pemasaran dalam koperasi merupakan suatu hal yang sangat vital dan sangat berpengaruh terhadap maju atau mundurnya koperasi. Koperasi sebagai lembaga pemasaran, adalah lembaga yang mengadakan kegiatan pemasaran, menyalurkan barang dari produsen ke konsumen, serta mempunyai hubungan organisasi. Berdasarkan prinsip identitas koperasi, anggota koperasi mempunyai status ganda, yaitu sebagai pemilik sekaligus sebagai pelanggan, maka memberikan pelayanan kepada anggota harus benar-benar memuaskan. Falsafah konsep pemasaran Limakrisna dan Susilo, 2012 bertujuan untuk memberikan kepuasan terhadap keinginan dan kebutuhan konsumen, sehingga konsep pemasaran yang diterapkan dapat merupakan falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomis dan sosial bagi kelangsungan hidup institusi, agar mendapat laba dalam jangka panjang. Selanjutnya Institusi memprioritaskan untuk berfokus pada pelanggan, dan kinerja institusi didefinisikan dengan mempertimbangkan faktor eksternal, yaitu dari perspektif pelanggan yang ditargetkan, sehingga merupakan pendorong mendasar pembelian Wang dan Lo, 2004. Volume 3 Nomor 2 September 2018 Mag ister Manajemen Pascasarjana Universitas Islam Malang p-ISSN 2541-6030 e-ISSN 2621-6957 Strategi Customer Focus Customer Focus menjadi poin yang sangat penting dalam upaya mencapai kepuasan pelanggan. ISO International Standart Organization 9001 meletakkan customer focus pada posisi teratas dalam 7 prinsip sistem manajemen mutunya. Customer focus adalah prioritas utama dengan memberikan semua kebutuhan yang melebihi harapan customer untuk ketercapaian kepuasan pelanggan, sehingga keberlangsungan hidup perusahaan akan terjamin dalam waktu yang panjang. Organisasi bergantung pada pelanggan mereka dan oleh karena itu harus memahami kebutuhan saat ini dan masa depan, harus memenuhi persyaratan pelanggan dan berusaha untuk melebihkan harapan pelanggan ISO 90012015. ISO menegaskan bahwa standar mutu ini dapat diterapkan pada berbagai organisasi, besar ataupun kecil, apapun produk dan layanannya, dalam berbagai aktivitas sektor, apakah itu perusahaan bisnis, layanan publik atau departemen pemerintahan. Whitely dalam Goetsch dan Davis 1994 mengemukakan karakteristik organisasi yang sukses dalam membentuk fokus pada pelanggan, antara lain yaitu 1. Visi, komitmen, dan suasana, Manajemen perlu menunjukkan baik dalam kata-kata tertulis maupun tindakan, bahwa organisasi memiliki komitmen besar terhadap kepuasan pelanggan. 2. Penjajaran dengan pelanggan, Organisasi perlu menyejajarkan dirinya dengan pelanggannya, hal ini tercermin dalam beberapa hal, antara lain yaitu a. pelanggan berperan sebagai penasehat dalam penjualan produk dan pelayanan, b. pelanggan tidak dijanjikan sesuatu yang lebih daripada apa yang bisa diberikan, c. karyawan memahami product knowledge yang dihargai pelanggan, d. masukan dan umpan balik dari pelanggan dimasukkan dalam proses pengembangan produk/layanan. 3. Kemauan untuk mengidentifikasi dan mengatasi permasalahan pelanggan, Perusahaan harus selalu berusaha untuk mengidentifikasi dan mengatasi permasalahan para pelanggannya. Hal ini tercermin dalam hal, a. keluhan pelanggan dipantau dan dianalisa, b. selalu mengupayakan adanya umpan balik dari pelanggan, c. organisasi berusaha mengidentifikasi dan menghilangkan proses, prosedur, dan sistem internal yang tidak menciptakan nilai bagi pelanggan. 4. Memanfaatkan informasi dari pelanggan, Organisasi tidak hanya mengumpulkan umpan balik dari pelanggan, tetapi juga memanfaatkannya dalam rangka melakukan perbaikan. Pemanfaatan informasi dari pelanggan ini tercermin pada a. semua karyawan memahami bagaimana pelanggan menentukan kualitas, b. karyawan di semua level diberi kesempatan untuk bertemu dengan pelanggan, c. karyawan mengetahui siapa yang menjadi pelanggan sesungguhnya, d. organisasi memberikan informasi yang membantu terciptanya harapan realistis kepada para pelanggan, prinsipnya adalah janjikan apa yang bisa diberikan, tetapi berikan lebih dari yang Volume 3 Nomor 2 September 2018 Mag ister Manajemen Pascasarjana Universitas Islam Malang p-ISSN 2541-6030 e-ISSN 2621-6957 dijanjikan, dan e. manajer dan karyawan memahami kebutuhan dan harapan pelanggan. 5. Mendekati para pelanggan, Berdasarkan pendekatan TQM Total Quality Management, organisasi tidak cukup hanya pasif menunggu umpan balik dari pelanggannya. Berbagai bidang yang kompetitif menuntut pendekatan yang lebih aktif. Mendekati pelanggan berarti melakukan hal-hal seperti a. memudahkan pelanggan untuk menjalankan bisnis, b. berusaha mengatasi semua keluhan pelanggan, c. memudahkan pelanggan dalam menyampaikan keluhannya melalui berbagai macam media. 6. Kemampuan, kesanggupan, dan pemberdayaan pegawai, Pegawai diperlukan sebagai profesional yang memiliki kemampuan dan diberdayakan untuk menggunakan pertimbangannya sendiri dalam melakukan hal-hal yang dianggap perlu dalam rangka memuaskan kebutuhan pelanggan. Hal ini berati setiap pegawai memahami produk/jasa yang mereka tawarkan dan kebutuhan pelanggan yang berkaitan dengan produk/jasa tersebut. Ini juga berarti bahwa pegawai diberi sumber daya dan dukungan yang diperlukan dalam memenuhi kebutuhan pelanggan 7. Penyempurnaan produk dan proses secara terus-menerus. Organisasi yang bersifat customer driven melakukan setiap tindakan yang diperlukan untuk secara terus-menerus memperbaiki produk/jasa dan proses yang menghasilkan produk/jasa tersebut. Pendekatan ini diwujudkan dalam hal, yaitu a kelompok fungsional internal bekerja sama untuk mencapai sasaran bersama, b praktik-praktik terbaik yang berkaitan dengan bidang pendidikan dipelajari dan dilaksanakan, c waktu siklus riset dan pengembangan secara terus-menerus dikurangi, d setiap masalah diatasi dengan segera, dan e investasi dalam pengembangan ide-ide inovatif dilakukan. Ketujuh karakteristik tersebut dapat digunakan sebagai pedoman dan membentuk fokus pada pelanggan. Pada tahap awal setiap organisasi perlu melakukan analisis diri. Dalam analisis ini akan ditentukan karakteristik mana yang sudah dan belum ada dalam organisasi. Organisasi perlu mewujudkan karakteristik yang belum ada tersebut sehingga fokus pada pelanggan dapat terbentuk. Faktor Internal Koperasi Secara teoritis, faktor internal seringkali mengacu sebagai potensi dan kemampuan sumber daya yang dimiliki secara internal oleh organisasi atau perusahaan, baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif. Tingkat potensi dan kemampuan sumber daya yang mencerminkan profil organisasi ini akan melahirkan dua kemungkinan yaitu pada kekuatan dan kelemahan. Analisis internal dimaksudkan untuk mengidentifikasi keunggulan bersaing competitive advantage organisasi David, Fred R, 2009. Lingkungan internal merupakan suatu kondisi yang tercipta karena proses yang terjadi dari dalam organisasi. Analisis lingkungan internal ini bersifat dapat dikendalikan oleh organisasi. Hariadi 2005 menambahkan bahwa faktor internal merupakan sejumlah variabel yang meliputi kekuatan Volume 3 Nomor 2 September 2018 Mag ister Manajemen Pascasarjana Universitas Islam Malang p-ISSN 2541-6030 e-ISSN 2621-6957 dan kelemahan yang berada di dalam organisasi, dimana dalam jangka pendek variabel tersebut berada di dalam pengendalian manajer puncak. Koperasi memiliki karakteristik yang berbeda dibandingkan dengan organisasi bisnis lainnya. Pada koperasi, sebenarnya nilai-nilai yang ditawarkan tidak hanya dalam pengertian ekonomis, tetapi juga menyangkut nilai-nilai ideologis seperti kemandirian, solidaritas, demokrasi, kebebasan, keadilan, altruisme dan pengembangan sosial Munkner, 1987. Koperasi memiliki tangible asset dan intangible asset, oleh Ulrich 1998 menyebutkan bahwa aset perusahaan tidak lagi ditentukan oleh seberapa besar nilai investasinya pada asset-aset yang wujud tangible semata, tetapi juga lebih kepada asset tak berwujud intangible asset. Asset intangible koperasi adalah modal koperasi yang tidak berwujud atau bersifat abstrak yang muncul melalui jaringan hubungan interaksi dan kerjasama dengan orang lain. Modal ini disebut sebagai modal sosial, menurut Bullen dan Onyx 2000, komponen modal sosial berupa partisipasi dalam jaringan, hubungan timbal balik, trust, control social, kebersamaan, dan proaktif. Tabel 1 Komponen Modal Sosial Partisipasi dalam jaringan Tingkat kepadatan jaringan-jaringan hubungan yang saling berkaitan antar individu dan kelompok Hubungan timbal balik reprocity Merupakan suatu kombinasi dari sifat untuk mengutamakan orang lain untuk jangka pendek dan kepentingan sendiri dalam jangka panjang Suatu kerelaan untuk menerima segala resiko dalam konteks sosial yang berdasarkan pada keyakinan bahwa orang lain akan memberi reaksi seperti yang diharapkan Norma-norma social social norms Bentuk control social informal, dimengerti secara umum sebagai suatu formula untuk menentukan pola-pola tingkah laku yang diharapkan dalam konteks social tertentu. Kebersamaan the commons Berhubungan dengan pembentukan suatu lumbung’ sumber daya komunitas yang tidak dimiliki seorang individu namun digunakan bagi semua anggota komunitas Sumber Bullen dan Onyx, 2000 Sedangkan faktor internal yang mempengaruhi perkembangan usaha koperasi menurut Soedirman, 2006, meliputi partisipasi anggota, solidaritas antar anggota koperasi, pengurus koperasi yang juga tokoh masyarakat, skala usaha, perkembangan modal, ketrampilan manajerial, jaringan pasar, jumlah dan kualitas SDM koperasi, pemilikan dan pemanfaatan perangkat teknologi produksi, sistem manajemen, dan kinerja pengurus. Faktor Eksternal Koperasi Sedangkan audit eksternal mengacu pada penekanan identifikasi dan evaluasi trend dan kejadian yang berada di luar kendali perusahaan. Volume 3 Nomor 2 September 2018 Mag ister Manajemen Pascasarjana Universitas Islam Malang p-ISSN 2541-6030 e-ISSN 2621-6957 Mengenai faktor eksternal ini, Hariadi 2005 menjelaskan bahwa lingkungan eksternal merupakan sejumlah variabel yang mengacu pada peluang dan ancaman yang berada di luar organisasi dalam jangka pendek dan biasanya tidak dapat dikendalikan oleh manajemen puncak organisasi. Tujuan dari audit eksternal adalah mengembangkan peluang yang dapat menguntungkan perusahaan, serta menghindari ancaman yang bisa merugikan perusahaan. Menurut David 2016, dalam mengaudit eksternal, sebuah perusahaan harus mengumpulkan informasi mengenai lima kekuatan eksternal utama yang mencakup 1. Kekuatan ekonomi, 2. kekuatan sosial, budaya, demografis dan lingkungan, 3. kekuatan pemerintah dan hukum, 4. kekuatan teknologi, dan 5. kekuatan kompetitif yang secara signifikan dapat menguntungkan atau membahayakan organisasi di masa yang akan datang. Soedirman 2006 memaparkan faktor eksternal yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan koperasi antara lain a. Komitmen pemerintah untuk menempatkan koperasi sebagai soko guru perekonomian nasional. b. Sistem prasarana, pelayanan, pendidikan dan penyuluhan. c. Iklim pendukung perkembangan koperasi dari pemerintah. d. Dicabutnya Fasilitas Tertentu Oleh Pemerintah e. Tingkat harga Daya Saing Koperasi Sebagai bagian dari strategi, daya saing bukan dimaksudkan untuk ”memusnahkan” pesaing, akan tetapi menjadi yang terbaik bagi pelanggannya dibandingkan pesaingnya. Menjadi yang terbaik adalah menyampaikan produk dan pelayanan yang terbaik kepada pelanggan dibanding pesaingnya. Definisi daya saing selalu mengalami perkembangan, dalam pembentukan rantai nilai value of chain, daya saing dapat ditunjukkan dari kemampuan perusahaan untuk mendatangkan nilai baik dari kegiatan primer maupun pendukung. Keunggulan bersaing disebabkan oleh pilihan strategi yang dilakukan perusahaan untuk merebut peluang pasar. Ada tiga strategi yang dapat dilakukan perusahaan untuk memperoleh keunggulan bersaing yaitu cost leadership, diferensasi, fokus. Perusahan dapat memperoleh keunggulan bersaing yang lebih tinggi dibanding dengan pesaingnya jika perusahaan dapat memberikan harga jual yang lebih murah daripada harga yang diberikan para pesaingnya dengan nilai/kualitas yang sama. Harga jual yang lebih rendah dapat dicapai oleh perusahaan tersebut karena memanfaatkan skala ekonomis, efisiensi produksi, penggunaan teknologi, kemudahan akses dengan bahan baku, dan sebagainya. Perusahaan juga dapat melakukan strategi diferensiasi dengan menciptakan persepsi terhadap nilai tertentu pada konsumen misalnya, perespsi terhadap keunggulan kinerja produk, inovasi produk, pelayanan yang lebih naik, dan brand image yang lebih unggul. Selain itu strategi fokus juga dapat diterapkan untuk memperoleh keunggulan bersaing sesuai dengan segmentasi pasar sasaran yang diharapkan. Porter, 1993. Volume 3 Nomor 2 September 2018 Mag ister Manajemen Pascasarjana Universitas Islam Malang p-ISSN 2541-6030 e-ISSN 2621-6957 Koperasi akan memiliki keunggulan kompetitif ketika pelanggan terutama anggota mendapatkan kepuasan melalui kesan bahwa produk atau layanan lebih baik daripada produk atau layanan pesaing. Untuk itu koperasi harus memperhatikan lima poin dalam mengembangkan daya saing, yang fokus pada pelanggan sebagai anggota atau bukan anggota, kesetiaan pada kualitas, perhatian terhadap kenyamanan, konsentrasi terhadap inovasi, dan dedikasi terhadap pelayanan Hendar, 2010. Koperasi sebagai badan usaha akan selalu bersaing dengan pelaku usaha lainnya. Indikator koperasi yang bisa memenangkan persaingan adalah koperasi yang mampu menarik anggota sebanyak mungkin. Kemampuan koperasi yang bisa menawarkan kelebihan khusus yang tidak bisa diberikan oleh perusahaan lain akan menarik anggota baru untuk masuk ke dalam koperasi tersebut. Syarat koperasi untuk bisa menarik masyarakat menjadi pemilik koperasi sekaligus sebagai pengguna layanan-layanan yang diberikan oleh koperasi menurut Hendar 2010 antara lain adalah 1. Koperasi harus dapat menghasilkan kelebihan yang sama dengan perusahaan pesaingnya. Koperasi harus menjadi pemenang dalam persaingan atau mempunyai keunggulan bersaing competitive advantages dari para pesaingnya. 2. Anggota koperasi harus mampu mempertahankan keunggulan itu dengan cara berpartisispasi aktif pada koperasinya dan mengendalikan manajemen koperasi agar mampu dan bersedia mempromosikan kepentingan para anggota. Jadi untuk menganalisis keunggulan koperasi harus ada tiga pemain yang diperhitungkan, yaitu koperasi itu sendiri cooperative, para anggota atau pelanggan customer/member dan pesaing competitor. Berbagai strategi perusahaan dalam rangka meraih keunggulan berkesinambungan seperti yang diuraikan pada akhirnya akan bermuara pada sejauh mana masing-masing perusahaan memberikan nilai-nilai yang dirasakan pelanggannya. Jika perusahaa mampu menawarkan nilai-nilai yang lebih besar ketimbang nilai-nilai yang ditawarkan perusahaan lain, maka perusahaan itulah yang akan memperoleh keunggulan bersaing. METODE PENELITIAN Penelitian ini tergolong dalam penelitian kuantitatif, dan termasuk field research dengan pendekatan explanatory atau confirmatory, yaitu penelitian yang bertujuan untuk menguji teori dengan cara menyoroti hubungan antar variabel dengan menggunakan kerangka pemikiran terlebih dahulu, kemudian dirumuskan dalam bentuk hipotesis. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Januari 2018 sampai Mei 2018, terhadap pengurus, pengawas, manajer, karyawan dan anggota dari 7 koperasi di kota Batu yang telah dipilih secara purposive. Populasi dan Sampel Pengambilan sampel pada penelitian ini memakai metode purposive sampling yang merupakan salah satu teknik sampling non random dimana peneliti menentukan pengambilan sampel dengan cara menetapkan ciri-ciri Volume 3 Nomor 2 September 2018 Mag ister Manajemen Pascasarjana Universitas Islam Malang p-ISSN 2541-6030 e-ISSN 2621-6957 khusus yang sesuai dengan tujuan penelitian sehingga diharapkan dapat menjawab permasalahan penelitian. Ada tujuh koperasi di wilayah kota Batu yang dijadikan lokasi untuk penyebaran angket. Pemilihan ketujuh koperasi ini sebagai sampel penelitian didasarkan pada beberapa pertimbangan peneliti, antara lain yaitu koperasi antara 5-10 tahun; 2. Jumlah anggota yang relatif besar; 3. Jenis usaha yang dilakukan oleh koperasi; akses untuk dimasuki untuk penyebaran angket; 5. Keterbatasan waktu dan dana penelitian. Tabel 2 Koperasi Obyek Penelitian Jl. Raya Dadaprejo 1, Batu Kop. Ikhtiyar Butuhe Urip IBU Jl. Ry. Arjuno Junggo, Batu Sumber data primer yang diolah, 2018 Tabel 3 Distribusi Unit Sampel Kop. Ikhtiyar Butuhe Urip Sumber Data yang diolah, 2018 Ukuran sampel minimal yang diambil menggunakan rumus tabel Yount Arikunto, 2006, dimana populasi sebesar lebih dari responden maka besarnya sampel yang diambil adalah sebesar 3%, seperti yang tercantum pada tabel 3. Operasionalisasi Variabel Dalam analisis data, supaya dapat dihitung, variabel perlu dijabarkan ke dalam konsep empirik dan konsep analisis dalam bentuk indikator-indikator yang terukur. Konsep dan operasional variabel penelitian diuraikan pada gambar 1. Metode Analisis Data Data dikumpulkan dalam pernyataan yang disebar melalui angket. Jawaban setiap item instrument diukur dengan menggunaan skala likert. Selanjutnya item pertanyaan tersebut diuji tingkat validitas dan reliabilitasnya terlebih dahulu. Volume 3 Nomor 2 September 2018 Mag ister Manajemen Pascasarjana Universitas Islam Malang p-ISSN 2541-6030 e-ISSN 2621-6957 Metode analisis data yang dipakai adalah analisis jalur path analysis yang bertujuan untuk menguji model yang didukung oleh data, dengan cara membandingkan matriks korelasi teoritis dan matriks korelasi empiris Pedazur, 1982. Jika matriks keduanya relatif sama, maka model dikatakan cocok. Pengujian dilakukan dengan menggunakan koefisien determinasi ganda. Selanjutnya dilakukan uji regresi variabel moderasi untuk mengetahui variabel yang dapat memperkuat atau memperlemah pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen Riduwan dan Sunarto, 2011. Proses yang ditempuh dalam analisis data adalah dengan menggambar model jalur, menghitung koefisien regresi pada jalur yang dirumuskan secara parsial dan simultan, kemudian melakukan uji regresi variabel moderasi dengan menggunakan uji interaksi Moderated regression Analysis MRA. HASIL ANALISIS DATA Angket disebar kepada pengurus, pengawas, manajer, karyawan dan anggota dari ketujuh koperasi yang dipilih. Angket yang disebar sebanyak 160 angket pada jumlah sampel yang telah ditentukan. Angket disebar melalui metode offline langsung bertemu responden dan online menyebarkan lewat email dan whatsapp. Dari keseluruhan angket yang disebar, angket yang diisi dan dikembalikan oleh respoden serta dapat diolah adalah sebanyak 133 angket, sedangkan sisanya tidak diisi oleh responden. Dengan demikian dapat diperoleh jumlah prosentase untuk angket yang siap diolah menjadi data adalah sebesar 83%. Berdasarkan jenis kelaminnya, didapatkan responden wanita yang menjawab angket yaitu sebanyak 79 responden atau sebesar 59,4%. Sedangkan responden yang berjenis kelamin pria adalah sebanyak 54 orang atau sebesar 40,6%. Kemudian dari rentang usia, responden yang terjaring memiliki usia kurang dari 20 tahun adalah 0%, kemudian usia 21-30 tahun sebanyak 25 responden atau sebesar 18,8%. Responden yang memiliki rentang usia antara 31-40 tahun adalah sebanyak 57 orang, usia ini adalah rentang usia terbesar dari total responden, yaitu sebesar 42,9%. Selanjutnya diperoleh data mengenai responden yang mempunyai usia berkisar antara 41-50 tahun adalah sebanyak 40 orang atau sebesar 30,1%. Dan terakhir adalah responden yang memiliki usia di atas 50 tahun yaitu sebanyak 11 orang atau sebesar 8,3%. Analisis penggolongan responden berikutnya adalah diklasifikasikan berdasarkan tingkat pendidikannya. Berdasarkan data yang disajikan pada tabel diketahui bahwa, responden pada penelitian ini terbesar adalah lulusan Sarjana S1/S2, yaitu sebanyak 68 responden atau sebesar 51,1% dari total responden. Hal ini mengindikasikan bahwa koperasi sudah dipegang oleh sumber daya manusia yang memiliki ilmu pengetahuan dan pendidikan tinggi. Responden terbesar selanjutnya adalah responden yang memiliki tingkat pendidikan rendah yaitu SMP/SMA, sebanyak 57 responden atau sebesar 42,9%. Sisanya sebanyak 8 responden atau Volume 3 Nomor 2 September 2018 Mag ister Manajemen Pascasarjana Universitas Islam Malang p-ISSN 2541-6030 e-ISSN 2621-6957 sebesar 6% memiliki tingkat pendidikan menengah atau setara Diploma 1/2/3. Selanjutnya responden akan dianalisis berdasarkan klasifikasinya berdasarkan posisi responden dalam koperasi yang bersangkutan. Dari data yang diperoleh, posisi terbanyak adalah responden sebagai anggota, dimana ditempati oleh sebanyak 76 orang atau sebesar 57,1% dari total responden. Posisi terbesar selanjutnya adalah responden yang bekerja di koperasi sebagai karyawan yaitu sebanyak 40 orang atau sebesar 30,1%. Posisi karyawan ini ada yang merupakan anggota koperasi itu sendiri, tetapi ada juga yang bukan berasal dari anggota pihak luar koperasi. Jabatan selanjutnya yaitu pengurus yang menjadi responden, yaitu sebanyak 11 orang atau sebesar 8,3%. Dilanjutkan oleh pengawas sebanyak 4 orang atau sebesar 3%, dan terakhir adalah manajer sebanyak 2 orang atau sebesar 1,5%. Deskripsi Tanggapan Responden Angket yang disebarkan, menghasilkan skor tertinggi pada variabel customer focus yang ditunjukkan pada instrument pernyataan tentang kemitraan, dengan total index sebesar 85,26%. Sedangkan total nilai terendah diperoleh pada instrument pernyataan mengenai identifikasi tingkat kepuasan/ ketidakpuasan anggota dengan total index sebesar 61,35%. Hasil ini mengindikasikan bahwa koperasi telah menjalin kemitraan dengan para anggotanya, tetapi koperasi belum melakukan identifikasi terhadap kepuasan atau ketidakpuasan anggotanya dengan baik. Selanjutnya dilakukan penghitungan hasil angket untuk mengukur tanggapan responden mengenai faktor internal yang dimiliki koperasi dengan tujuan untuk melihat seberapa besar kekuatan dan kelemahan koperasi dalam mempertahankan keunggulan bersaingnya. Variabel faktor internal terdiri dari 11 item pernyataan, yang meliputi tentang pengukuran aset berwujud dan aset tidak berwujud, antara lain adalah aset fisik koperasi, aset teknologi yang dimiliki koperasi, aset SDM, aset pemasaran, aset pendidikan dan pengembangan, partisipasi dalam jaringan, birokrasi, trust kepercayaan, reprocity interaksi sesama anggota, kesamaan kepentingan, dan profesionalitas tanggung jawab. Secara statistik frekuensi jawaban responden tersebut dapat digambarkan bahwa, dari 133 responden menghasilkan hasil tertinggi dan terendah pada perhitungan total nilai skornya. Total skor tertinggi diperoleh instrument pertanyaan tentang partisipasi anggota dalam jaringan dengan nilai index sebesar 79,70%. Sedangkan skor terendah ada pada instrument pertanyaan mengenai aset teknologi dengan total index sebesar 59,55%. Hal ini menunjukkan bahwa koperasi memiliki sumber daya tidak berwujud berupa motivasi anggota dalam berkoperasi yaitu keinginan untuk berpartisipasi dalam jaringan, namun koperasi belum didukung dengan pemilikan dan penggunaan aset teknologi yang baik. Volume 3 Nomor 2 September 2018 Mag ister Manajemen Pascasarjana Universitas Islam Malang p-ISSN 2541-6030 e-ISSN 2621-6957 Selanjutnya analisis deskriptif mengenai tanggapan responden terhadap faktor eksternal yang dimiliki koperasi dituangkan pada angket yang terdiri dari 8 item pernyataan untuk mengidentifikasikan faktor peluang dan ancaman yang ada di luar kendali koperasi. Beberapa faktor eksternal yang dituangkan ke dalam angket ini antara lain adalah mengenai pandangan masyarakat umum terhadap koperasi, fasilitas dana dan pendidikan yang diberikan pemerintah, produk dan harga pesaing, kerja sama dengan pihak lain, perubahan teknologi, serta peluang untuk melayani non anggota. Hasil tertinggi ditunjukkan pada instrument pertanyaan dengan total index sebesar 79,25%, tentang pandangan masyarakat pada koperasi, dan hasil terendah ditunjukkan oleh item pertanyaan tentang produk pesaing, dengan total index sebesar 60,90%. Dari hasil tersebut mengindikasikan bahwa masih banyaknya stigma negatif dari masyarakat terhadap koperasi, dan produk pesaing yang dianggap tidak mengancam daya saing koperasi. Analisis deskriptif yang terakhir dilakukan pada item pernyataan variabel daya saing koperasi. Jumlah pernyataan yang disajikan untuk mengukur variabel daya saing ini sebanyak 10 item pernyataan. Tanggapan yang diukur dari responden bertujuan untuk mengetahui kemauan dan kemampuan koperasi dalam rangka melayani anggota, meningkatkan pelayanan, memperbarui produk, melayani pasar non anggota, meningkatkan partisipasi anggota, mempertahankan loyalitas anggota, meningkatkan kepercayaan anggota, dan kemauan anggota merekomendasikan koperasi kepada non anggota. Diketahui bahwa skor tertinggi diperoleh instrument pertanyaan dengan jumlah skor index sebesar 78,80%, tentang pemuasan anggota terlebih dahulu. Sedangkan jumlah skor terendah diperoleh dengan total index sebesar 60,90%, mengenai pembatasan layanan non anggota. Hal ini berarti bahwa sebelum koperasi melakukan ekspansi pasar terhadap non anggota, anggota menghendaki koperasi untuk melayani anggota dengan sebaik-baiknya sehingga pemuasan anggota lebih dulu bisa tercapai. Uji Hipotesis Uji t dilakukan untuk menguji hipotesis pertama, kedua dan ketiga, yaitu untuk menguji ada atau tidaknya pengaruh parsial sendiri yang diberikan variabel independen X terhadap variabel dependen Y. Tabel 4 Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis dengan Uji t Strategi customer focus berpengaruh signifikan terhadap daya saing koperasi Faktor internal berpengaruh signifikan terhadap daya saing koperasi Faktor eksternal berpengaruh signifikan terhadap daya saing koperasi Sumber data primer yang diolah, 2018 Volume 3 Nomor 2 September 2018 Mag ister Manajemen Pascasarjana Universitas Islam Malang p-ISSN 2541-6030 e-ISSN 2621-6957 Uji selanjutnya yang dilakukan adalah uji F, yang bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh simultan bersama-sama yang diberikan variabel independen X terhadap variabel dependen Y. Tabel 5 Hasil Uji F a. Predictors Constant, Faktor Eksternal, Customer Focus, Faktor Internal b. Dependent Variable Daya Saing Sumber hasil perhitungan SPSS, 2018 Dari tabel 5 di atas, diketahui output nilai Sig. pengaruh X1, X2, X3 secara simultan terhadap Y adalah sebesar 0,000 F tabel 2,67 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh customer focus X1, faktor internal X2 dan faktor eksternal X3 secara simultan terhadap daya saing Y, dan hasil ini menunjukkan hubungan goodness of fit yang tinggi. Hasil perhitungan koefisien determinasi menghasilkan besarnya nilai R square adalah 0,860, dan ini berarti bahwa pengaruh ketiga variabel dependen customer focus X1, faktor internal X2, dan faktor eksternal X3 secara simultan terhadap variabel daya saing Y adalah sebesar 86,0%, sedangkan sisanya 14,0% dijelaskan oleh sebab lain di luar model ini. Selanjutnya untuk menguji hipotesis keempat dan kelima, maka dilakukan uji moderasi MRA. Dalam uji moderasi ini, ada dua persamaan yang dipakai untuk menguji kuat/lemahnya hubungan ini adalah 1. Y = a + b1x1 2. Y = a + b1x1 + b2x2 + b3x1x2 Dari dua persamaan tersebut nantinya akan dibandingkan hasil yang didapat sebelum ada variabel moderator dan setelah adanya peranan variabel moderator. Persamaan pertama diperoleh hasil Y = 1,183 + 0,699 X1 Hasil persamaan tersebut dapat diinterpretasikan bahwa nilai konstanta a sebesar 1,183 menunjukkan bahwa ketika variabel independen customer focus konstan, maka rata-rata daya saing koperasi adalah sebesar 1,183. Sedangkan koefisien regresi b1 customer focus sebesar 0,699, menunjukkan bahwa setiap kenaikan 1 konstanta pada variabel customer focus akan meningkatkan daya saing koperasi sebesar 0,699. Koefisien ini bernilai positif menunjukkan bahwa semakin baik customer focus yang dilakukan maka akan semakin baik daya saing yang dimiliki oleh koperasi. Hasil Uji Moderasi Variabel Faktor Internal Diperoleh persamaan regresi Y = -4,890 + 1,843X1 + 2,363X2 -0,489X1X2 Volume 3 Nomor 2 September 2018 Mag ister Manajemen Pascasarjana Universitas Islam Malang p-ISSN 2541-6030 e-ISSN 2621-6957 Yang artinya adalah nilai konstanta a sebesar -4,890 dengan nilai negatif pada persamaan tersebut menunjukkan bahwa jika variabel faktor internal dihilangkan, maka ada kecenderungan nilai daya saing koperasi mengalami penurunan sebesar -4,890. Sedangkan koefisien regresi b1 sebesar 1,843 menunjukkan bahwa setiap kenaikan 1 konstanta pada variabel customer focus akan meningkatkan daya saing koperasi sebesar 1,843. Koefisien ini bernilai positif menunjukkan bahwa semakin baik customer focus yang dilakukan maka akan semakin baik daya saing yang dimiliki oleh koperasi. Koefisien regresi b2 sebesar 2,363 artinya bahwa setiap kenaikan 1 konstanta variabel faktor internal akan meningkatkan daya saing koperasi sebesar 2,363. Koefisien regresi b3 bernilai negatif, yaitu -0,489 menunjukkan bahwa setiap penurunan 1 konstanta variabel faktor internal, maka akan menurunkan daya saing koperasi sebesar 0,489. Hasil Uji Moderasi Variabel Faktor Eksternal Diperoleh persamaan regresi Y = -1,384 + 1,206X1 + 0,988X2 -0,211X1X2 Yang artinya adalah nilai konstanta a sebesar -1,384 dengan nilai negatif pada persamaan tersebut menunjukkan bahwa jika variabel faktor eksternal dihilangkan, maka ada kecenderungan nilai daya saing koperasi mengalami penurunan sebesar -1,384. Sedangkan koefisien regresi b1 sebesar 1,206 menunjukkan bahwa setiap kenaikan 1 konstanta pada variabel customer focus akan meningkatkan daya saing koperasi sebesar 1,206. Koefisien regresi b2 sebesar 0,988 artinya bahwa setiap kenaikan 1 konstanta variabel faktor eksternal akan meningkatkan daya saing koperasi sebesar 0,988. Koefisien regresi b3 bernilai negatif, yaitu -0,211 menunjukkan bahwa setiap penurunan 1 konstanta variabel faktor eksternal, maka akan menurunkan daya saing koperasi sebesar 0,211. PEMBAHASAN Interpretasi Pengaruh Customer Focus terhadap Daya Saing Berdasarkan hasil pengujian pada bab sebelumnya, diperoleh output H1 diterima, bahwa terdapat pengaruh positif pelaksanaan customer focus terhadap peningkatan daya saing koperasi. Hasil pengujian menunjukkan pelaksanaan customer focus secara parsial sendiri memberikan kontribusi terhadap peningkatan daya saing koperasi sebesar 31,7%. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa melaksanakan strategi fokus kepada pelanggan mampu memberi tambahan peningkatan daya saing terhadap organisasi. Interpretasi Pengaruh Faktor Internal terhadap Daya Saing Pengujian hipotesis kedua H2 menyimpulkan bahwa H2 diterima yaitu terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel faktor internal terhadap daya saing koperasi. Hasil perhitungan yang didapatkan menunjukkan besar pengaruh yang diberikan faktor internal secara parsial pada peningkatan daya saing koperasi adalah sebesar 58,8%. Hasil tersebut menguatkan hasil penelitian terdahulu, bahwa analisis lingkungan internal berpengaruh positif terhadap strategi bersaing, dan strategi bersaing memiliki hubungan positif dengan kinerja perusahaan. Beal, Volume 3 Nomor 2 September 2018 Mag ister Manajemen Pascasarjana Universitas Islam Malang p-ISSN 2541-6030 e-ISSN 2621-6957 Reginald M, 2000. Analisis lingkungan internal dapat dipakai sebagai strategi pertumbuhan pada perusahaan kecil dan menengah dan menjadi faktor kunci untuk mempertahankan keunggulan kompetitif Karami, 2008. Interpretasi Pengaruh Faktor Eksternal terhadap Daya Saing Pengujian hipotesis ketiga H3 menghasilkan kesimpulan bahwa variabel faktor eksternal tidak berpengaruh secara langsung terhadap daya saing koperasi, sehingga H3 yang ditawarkan dinyatakan ditolak. Perhitungan statistik menghasilkan bahwa variabel faktor eksternal dalam penelitian ini hanya menyumbang pengaruhnya sebesar 7,2% terhadap peningkatan daya saing koperasi dan tergolong pada pengaruh yang tidak signifikan. Hal ini sesuai dengan hasil yang diperoleh pada penelitian Khikmah & Wibisono, 2012 yang menyatakan bahwa baik faktor internal maupun eksternal tidak berpengaruh terhadap perkembangan usaha koperasi. Namun berbanding terbalik dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Kraja & Osmani 2015, yang menemukan bahwa lingkungan eksternal memiliki dampak yang lebih besar daripada lingkungan internal terhadap keberhasilan UMKM. Interpretasi Pengaruh Customer Focus terhadap Daya Saing dimoderasi Faktor Internal Dari hasil output perhitungan diperoleh temuan bahwa ketiga variabel secara simultan bersama-sama memberikan kontribusi pada peningkatan daya saing sebesar 86,0%, sedangkan sisanya sebesar 14,0% dipengaruhi oleh sebab lain di luar model ini. Sedangkan hasil koefisien determinasi pengaruh variabel customer focus terhadap daya saing sebelum adanya variabel moderasi adalah sebesar 73,5%, dan setelah dimoderasi oleh variabel faktor internal, besarnya pengaruh customer focus terhadap daya saing koperasi mengalami kenaikan sebesar 20,1% menjadi 93,6%. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat kecenderungan peningkatan pengaruh akibat adanya interaksi faktor internal pada pelaksanaan strategi customer focus. Interpretasi Pengaruh Customer Focus terhadap Daya Saing dimoderasi Faktor Eksternal Pengujian yang dilakukan pada bab sebelumnya diperoleh output bahwa adanya interaksi yang diberikan oleh faktor eksternal, dapat menaikkan besarnya kontribusi yang diberikan customer focus terhadap daya saing koperasi. Sebelum dimoderasi oleh faktor eksternal, besarnya koefisien pengaruhnya sebesar 73,5% dan setelah dimoderasi meningkat sebesar 6,7% menjadi 80,2%. Karena pemberian variabel faktor eksternal dapat meningkatkan pengaruh customer focus terhadap peningkatan daya saing dan hasilnya signifikan, maka dapat disimpulkan bahwa variabel faktor eksternal merupakan variabel moderating, sehingga H5 diterima. SIMPULAN DAN SARAN Strategi customer focus berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan daya saing koperasi secara parsial maupun simultan. Hal ini berarti koperasi mampu memberi tambahan peningkatan daya saing terhadap organisasi dengan melakukan strategi customer focus kepada anggotanya,. Inti praktek customer focus adalah dengan memenuhi Volume 3 Nomor 2 September 2018 Mag ister Manajemen Pascasarjana Universitas Islam Malang p-ISSN 2541-6030 e-ISSN 2621-6957 kebutuhan para anggota dan berkembang bersama-sama anggota. Strategi customer focus yang bisa dijalankan oleh koperasi antara lain adalah dengan cara menjalin kemitraan dengan para anggotanya, melaksanakan kontak langsung dengan para anggota dan melibatkan anggota dalam penyusunan program kerja koperasi. Faktor internal berpengaruh secara signifikan baik secara parsial maupun simultan terhadap peningkatan daya saing koperasi. Faktor internal yang dimiliki koperasi ini terdiri dari sumber daya berwujud tangible asset dan sumber daya tidak berwujud intangible asset yang berperan dalam mempertahankan loyalitas anggota dalam berkoperasi. Anggota koperasi mempertahankan keanggotaannya untuk menjadi bagian dari koperasi dikarenakan oleh adanya faktor yaitu adanya kesempatan bagi anggota untuk berpartisipasi aktif dalam koperasi, koperasi menyediakan akses pemasaran yang digunakan untuk pengembangan usaha anggotanya, dan koperasi didukung oleh pengurus, manajer, dan karyawan yang handal dalam melaksanakan tugasnya. Dalam penelitian ini, faktor eksternal tidak berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan daya saing koperasi. Hal ini mengindikasikan bahwa stigma negatif terhadap koperasi dari masyarakat masih sangat berpengaruh, sehingga koperasi tidak banyak diminati oleh masyarakat sekitar. Selain itu koperasi juga belum memiliki kesadaran untuk memindai lingkungan eksternalnya dengan baik. Manajerial koperasi belum mampu merespon keadaan dan situasi di luar koperasinya untuk mengenali ancaman dan peluang yang ada. Sehingga dapat disimpulkan, faktor eksternal terbesar yang menghambat daya saing koperasi adalah stigma negatif dari masyarakat mengenai koperasi, faktor produk pesaing, harga pesaing, dan peluang untuk memberikan pelayanan pada non anggota. Dibutuhkan skill manajerial untuk merubah faktor-faktor eksternal yang tidak mendukung perkembangan daya saing tersebut menjadi sebuah peluang yang dapat dipakai untuk meraih keuntungan. Temuan selanjutnya dalam penelitian ini adalah memutuskan bahwa variabel faktor internal adalah variabel moderating yang berperan menambah kontribusi pada peningkatan daya saing koperasi. Dari hasil perhitungan dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat kecenderungan peningkatan pengaruh pada daya saing koperasi akibat adanya interaksi faktor internal pada pelaksanaan strategi customer focus. Bahwa pelaksanaan customer focus semakin baik apabila koperasi mampu mengidentifikasi dan mengelola aset tangible dan aset intangible yang dimilikinya dengan baik pula. Selanjutnya dapat disimpulkan pula bahwa variabel faktor eksternal juga merupakan variabel moderating. Dengan adanya interaksi dari faktor eksternal, pengaruh customer focus terhadap daya saing koperasi semakin meningkat. Meskipun faktor eksternal berada di luar kendali perusahaan, tetapi faktor eksternal sedikit banyak mempengaruhi perusahaan dalam mengidentifikasi kondisi di sekitar perusahaan yang bisa dijadikan sebagai peluang dalam penentuan strateginya. Pelaksanaan customer focus semakin baik apabila manajerial koperasi mampu menganalisis dan Volume 3 Nomor 2 September 2018 Mag ister Manajemen Pascasarjana Universitas Islam Malang p-ISSN 2541-6030 e-ISSN 2621-6957 mengelola faktor eksternalnya dengan baik pula, sehingga dapat merubah suatu ancaman menjadi peluang yang menguntungkan koperasi. Penelitian ini hanya mengambil koperasi yang jenis usahanya adalah koperasi produksi, konsumsi dan serba usaha. Sehingga hasil yang didapatkan masih sangat umum dan tidak dapat dipakai untuk koperasi yang bergerak pada usaha jasa simpan pinjam. Sehingga disarankan untuk penelitian yang akan datang untuk mempertimbangkan penggolongan koperasi berdasarkan jenis usahanya. DAFTAR PUSTAKA Agbim. Kenneth Chukwujioke, Godday Orziemgbe Oriarewo, Tor Aondoaver Zever, 2014, Impact of Business Environmental Scanning Behaviour on the entrepreneurial Performance of Micropreneurs A Conceptual Framework, European Journal of Business and Management ISSN 2222-1905 Paper ISSN 2222-2839 Online, 2014 Agustin, Marina Fransisca, 2013, Analisis Kepuasan Anggota terhadap pelayanan KSU Tandangsari, Students e-journal, Vol,2, Amirullah, 2015, Metode Penelitian Manajemen, Penerbit. Bayumedia Publishing Malang Arikunto, S., 2006, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta, Jakarta Barney. Jay B, 1991, Firm Resources and Sustained Competitive Advantage, Journal of Management, 171 99-120 Beal, Reginald M., 2000, Competing Effectively Environmental Scanning, Competitive Strategy, And Organizational Performance in Small Manufacturing Firm, Journal Of Small Business Management Bisungo. Maurice, Kimani Chege, Douglas Musiega, 2014, Effects of Competitive Strategies Adopted By Farmers’ Cooperatives on Performance in Butere Sub-County, Kenya, International Journal of Business and Management Invention, ISSN Online 2319 – 8028, ISSN Print 2319 – 801X, Volume 3 Issue 5ǁ May. 2014 ǁ Bullen, P and Jenny Onyx, 2000, Measuring social capital in five communities, Journal of Applied Behavioral Science, vol. 36 no. 1, pp. 23-42. David, Fred R, 2009, Strategic Management Manajemen Strategis Konsep, Jakarta, Salemba Empat David. Fred R, 2016, Manajemen Strategik Suatu Pendekatan Keunggulan Bersaing, edisi 15, Salemba Empat. Eliyawati, W., Sutjipta, N., Putra IG Setiawan Adi, 2016, Kualitas Pelayanan dan Tingkat Kepuasan Anggota Koperasi Unit Desa Suraberata Kecamatan Selemadeg Barat, Jurnal Manajemen Agribisnis, Vol. 4, No. 1, Mei, ISSN 2355-0759 Gemima. Dwi, Samsuri, Indra Cahya Kusuma, 2013, Keunggulan Bersaing Koperasi Berkaitan Dengan Penerapan Intellectual Capital, Manajemen Keanggotaan Dan Partisipasi Anggota, Jurnal Volume 3 Nomor 2 September 2018 Mag ister Manajemen Pascasarjana Universitas Islam Malang p-ISSN 2541-6030 e-ISSN 2621-6957 Manajemen dan Kewirausahaan, Vol. 15, No. 2, September 2013, 191-204 Doi ISSN 1411-1438 Goetsch, D. L., dan Davis, S., 1994, Introduction to Total Quality Quality, Productivity, Competitiveness, Englewood Cliffs Prentice Hall International, Inc Gunawan. Dedi Septiadi, Taher Alhabsji, Kusdi Rahardjo, Analisis Lingkungan Eksternal Dan Internal Dalam Menyusun Strategi Perusahaan, Studi Perencanaan Strategi Komoditi Kelapa Sawit Pada PT. Perkebunan Nusantara III Persero, Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang Hanel, Alfred. 1989. Organisasi Koperasi, Pokok-pokok Pikiran Mengenai. Organisasi Koperasi di Negara-negara Berkembang. Yogyakarta Mida Pustaka. Hariadi, B., 2005, Strategi Manajemen Strategi memenangkan Perang Bisnis, Bayumedia Publishing, Jawa Timur. Hasmi. Muhammad Abu Hassan Asaari, Noorliza Karia, Sahrudeen Kassim, Sofri Yahya, 2004, Business Performance of Small Medium Enterprise Strategic Planning and Customer Focus, Information Technology and Organizations in the 21 st Century 114 Hendar, 2010, Manajemen Perusahaan Koperasi, Pokok-Pokok Pikiran Mengenai Manajemen Dan Kewirausahaan Koperasi, Erlangga Karami. Azhdar, 2008, An Investigation On Environmental Scanning And Growth Strategy In High Tech Small And Medium Sized Enterprises, High Technology Small Firms Conference, 21 – 23 May 2008, University of Twente, The Netherlands Khikmah. Siti Noor, Arif Fajar Wibisono, 2012, Pengaruh Faktor Internal Dan Eksternal Terhadap Perkembangan Usaha Koperasi Di Kota Magelang, Penelitian Dosen pemula, Universitas Muhammadiyah Magelang Kraja. Ylvije Borici, Elez Osmani, 2015, Importance Of External And Internal Environment In Creation Of Competitive Advantage To Smes. Case Of Smes, In The Northern Region Of Albania, European Scientific Journal ESJ, ISSN 1857-7431, Kotler, Philip., Keller, Kevin L, 2013, Manajemen Pemasaran, Jilid Kedua, Jakarta Erlangga Lindstad, Olav, 1990, Cooperatives as Tools for Development, makalah dalam makalah dalam Seminar Bank Dunia mengenai ”Donor Support for the Promotion of Rural Cooperatives in Developing Countries Special Emphasis SubSaharan Africa”, Januari 16-17, Washington, the World Bank. Limakrisna, Nandan dan Wilhelmus Hary Susilo, 2012, Manajemen Pemasaran Teori dan Aplikasi dalam Bisnis, Jakarta Mitra Wacana Media Munkner. Hans H, 1987, Hukum Koperasi, Bandung Alumni Parwati. Cyrilla Indri, Inneuke Rose Wijayanti, 2013, Penentuan Faktor Internal Dan Eksternal Dalam Rangka Strategi Pemasaran Guna Volume 3 Nomor 2 September 2018 Mag ister Manajemen Pascasarjana Universitas Islam Malang p-ISSN 2541-6030 e-ISSN 2621-6957 Meningkatkan Daya Saing, Institut Sains & Teknologi AKPRINDO Yogyakarta Pedhazur, 1982, Multiple Regression in Behavioral Research Explanation and Prediction by Elazar J. on Poerwandari, K, 1998, Pendekatan Kualitatif dalam Penelitian Sosial. Jakarta LPSP3-UI Porter E. Michael, 1993, Keunggulan Bersaing , Jakarta, Erlangga Purba. Tiurniari., Heryenzus, 2018, Analisis Gagalnya Koperasi Di Kota Batam,. Jurnal Akuntansi Barelang, [ vol. 2, n. 1, p. 174-195, Januari ISSN 2580-5118. Riduwan & Sunarto, 2011. Pengantar Statistika untuk Penelitian Pendidikan, Sosial, Ekonomi, Komunikasi, dan Bisnis, Bandung Cetakan ke 4, Alfabeta. Rusidi, 1986, Teknik Penelitian Sosial, Universitas. Padjadjaran Bandung Ropke, Jochen, 2000, Ekonomi Koperasi Teori dan Manajemen, terjemahan oleh Sri Djatnika, Salemba Empat, Jakarta Soedirman. 2006, Evaluasi Kinerja Koperasi. Jakarta Rineka Cipta. Striteska. Michaela, Lucie Jelinkova, 2105, Strategic Performance Management with Focus on the Customer, Procedia - Social and Behavioral Sciences 210 2015 66 – 76 Sugiyono, 2009, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung Alfabeta Suharsimi. Arikunto, 1993, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta Rineka Cipta Suliyanto, 2009, Analisis Regresi dengan variabel moderating, slideshare Suprayitno. Bambang, 2007, Kritik Terhadap Koperasi Serta Solusinya Sebagai Media Pendorong Pertumbuhan Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah, Jurnal Ekonomi & Pendidikan, Volume 4, Nomor 2, November 2007 Suryana, 2010, Metodologi Penelitian Model Praktis Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, Buku Ajar Perkuliahan, Universitas Pendidikan Indonesia Tambunan, 2010, KADIN Indonesia, Ukuran Daya Saing Koperasi Dan UKM, Pusat Studi Industri dan UKM, Universitas Trisakti, Kadin Indonesia Wang, Yonggui dan Hing Po Lo, 2004, An Integrated Framework for Customer value and customer relationship management performance a customer based perspective from China, managing Service Quality An International Journal, emeraldinsight 2017, Data Jumlah Koperasi Se-Jawa Timur Perencanaan Strategis pada Perusahaan Entrepreneurial Dalam Menghadapi Ketidakpastian Lingkungan Bisnis Eksternal, Research Paper Blue Ocean Strategy dalam Koperasi Yulian Anita Lukman BagaNimmi ZulbainarniPenelitian ini bertujuan untuk merumuskan strategi pengembangan Koperasi Kumindag yang pada tahun 2015-2019 hanya unit usaha simpan pinjam yang berkembang, sementara itu sejak tahun 2020 diketahui telah diterbitkan peraturan-peraturan baru yang memberikan kemungkinan manfaat lebih banyak bagi koperasi. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pengumpulan data pada Januari-Juni 2021 dengan purposive sampling dan dianalisis menggunakan analisis deskriptif, formulasi strategi menggunakan matriks IFE dan EFE serta SWOT. Dari hasil penelitian diketahui bahwa Koperasi Kumindag berada pada kuadran IV tumbuh dan kembangkan, yang kemudian menjadi dasar untuk penyusunan program dan kegiatan Koperasi, dan disusun menjadi arsitektur strategik Koperasi dengan mempertimbangkan industry foresight. Hasil penelitian dapat diteliti lebih lanjut untuk formulasi dan implementasi strategi yang lebih terinci agar dapat diterapkan kepada Koperasi Kumindag melalui pengurus aktif. Kata kunci koperasi, strategi, pengembangan, SWOT, arsitektur strategikDwi GeminaSamsuriIndra Cahya KusumaThe objectives of this study were to determine intellectual capital application, membership management and member participation effects in Cooperative competitive advantage. Questionnaires were distributed to 208 respondents. The Successive Intervals method was used in order to convert ordinal scale of measurement to be interval measurement level. The Research model was a path analysis and the results of this study showed that the intellectual capital, membership management and member participation simultaneously and partially affected competitive M. BealEnvironmental scanning is generally viewed by strategic management scholars as a prerequisite for formulating effective business strategies. Moreover, effective scanning of the environment is seen as necessary to the successful alignment of competitive strategies with environmental requirements and the achievement of outstanding performance. This study of small manufacturing firms competing in a wide variety of industries examines the effect of the frequency and scope of environmental scanning on environment-competitive strategy alignment. Results suggest that obtaining information on several aspects of specific environmental sectors for example, customers, competitors, suppliers facilitates alignment between some competitive strategies and environments that is, industry life cycle stages whereas the frequency of scanning has no effect on such alignments. Jenny OnyxPaul BullenThis article develops an empirically grounded definition of social capital. Drawing on the work of Coleman and Putnam and others, the article discusses social capital in terms of participation in networks, reciprocity, trust, social norms, the commons, and social agency. Potential items to measure these elements were developed in an empirical study. A questionnaire containing 68 potential items was administered to approximately 1,200 adults in five Australian communities two rural communities, two outer metropolitan areas, and one inner-city area of Sydney. The responses were subjected to extensive statistical analysis involving a hierarchical factor analysis, which identified a single general underlying factor and eight orthogonal specific factors, accounting for 49% of the variance. Three of the specific factors identified were community participation, agency, and trust. The five communities differed significantly in terms of the general and specific factors. Jay B. BarneyUnderstanding sources of sustained competitive advantage has become a major area of research in strategic management. Building on the assumptions that strategic resources are heterogeneously distributed across firms and that these differences are stable overtime this article examines the link between firm resources and sustained competitive advantage. Four empirical indicators of the potential of firm resources to generate sustained competitive advantage—value, rareness, imitability, and substitutability—are discussed. The model is applied by analyzing the potential of several firm resources for generating sustained competitive advantages. The article concludes by examining implications of this firm resource model of sustained competitive advantage for other business FROM AUTHORImpact of Business Environmental Scanning Behaviour on the entrepreneurial Performance of Micropreneurs A Conceptual FrameworkDaftar Pustaka AgbimGodday Kenneth ChukwujiokeTor Aondoaver Orziemgbe OriarewoZeverDAFTAR PUSTAKA Agbim. Kenneth Chukwujioke, Godday Orziemgbe Oriarewo, Tor Aondoaver Zever, 2014, Impact of Business Environmental Scanning Behaviour on the entrepreneurial Performance of Micropreneurs A Conceptual Framework, European Journal of Business and Management ISSN 2222-1905 Paper ISSN 2222-2839 Online, 2014Analisis Kepuasan Anggota terhadap pelayanan KSU TandangsariMarina AgustinFransiscaAgustin, Marina Fransisca, 2013, Analisis Kepuasan Anggota terhadap pelayanan KSU Tandangsari, Students e-journal, Vol,2, Penelitian Manajemen, PenerbitAmirullahAmirullah, 2015, Metode Penelitian Manajemen, Penerbit. Bayumedia Publishing MalangProsedur Penelitian Suatu Pendekatan PraktekS ArikuntoArikunto, S., 2006, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta, JakartaStrategic Management Manajemen Strategis KonsepFred R DavidDavid, Fred R, 2009, Strategic Management Manajemen Strategis Konsep, Jakarta, Salemba Empat David. Fred R, 2016, Manajemen Strategik Suatu Pendekatan Keunggulan Bersaing, edisi 15, Salemba Empat.
Misi4 : Meningkatkan pendapatan masyarakat ( Pariwisata, pertanian, peternakan, perikanan, perindustrian, perdagangan, koperasi, UMKM dan BUMDES) Strategi: Meningkatkan jumlah destinasi wisata; Meningkatkan jumlah wisatawan; pembangunan manusia dan peningkatan daya saing masyarakat dan produk-produk unggulan
This study discusses the strategy of developing sharia financing products for savings and loans cooperatives on sharia financing towards increasing competitiveness KSPPS. KSPPS in performing its function is to collect, manage and distribute and distribute funds. The method used in this study is qualitative research as for the influence in the background with interview and documentation methods. The results of this study show that, the Sharia financing product system with a mudhārabah contract at the KSPPS Bakti Huria Bone Branch Cooperative, the existing financing is financing used to help the community which is carried out in the form of deposits and loans by making contracts in accordance with sharia principles. The level of competitiveness in the KSPPS Bakti Huria Bone Branch Cooperative must be gradual, meaning that the increase in competitiveness begins with efforts to win the competition. To find out the various conditions of competitiveness of cooperatives, a form of continuous development is needed, in order to improve the standard of living for cooperatives in the community. the strategy of increasing competitiveness in the KSPPS Bakti Huria Bone Branch Cooperative is through approaches, services and strategies for members of the KSPPS Bakti Huria Bone Branch Cooperative by conducting its payment system via online, namely through an application member and it does not stop there also the KSPPS Bakti Huria Bone Branch Cooperative teaches its members how to manage the money lent to members and assist in the business process. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free IBF JOURNAL Perbankan Syariah & Keuangan 2 2 Juli – Desember 2022 P ISSN 2828-4402 E ISSN 2963-9034276 ST RA T E G I PE NG EM BA NG AN P R O D U K P EM BI AY A A N S Y A RI AH K S P PS TE RH A DA P PE NI NG KA T A N D A Y A SA IN G D I KO PE R A S I B A K TI H U R I A CA B AN G BO NE Widya Pematasari, Rahma Hidayati DarwisIAIN Bone, Indonesia Rahma_darwis This study discusses the strategy of developing sharia financing products for savings and loans cooperatives on sharia financing towards increasing competitiveness KSPPS. KSPPS in performing its function is to collect, manage and distribute and distribute funds. The method used in this study is qualitative research as for the influence in the background with interview and documentation methods. The results of this study show that, the Sharia financing product system with a mudhārabah contract at the KSPPS Bakti Huria Bone Branch Cooperative, the existing financing is financing used to help the community which is carried out in the form of deposits and loans by making contracts in accordance with sharia principles. The level of competitiveness in the KSPPS Bakti Huria Bone Branch Cooperative must be gradual, meaning that the increase in competitiveness begins with efforts to win the competition. To find out the various conditions of competitiveness of cooperatives, a form of continuous development is needed, in order to improve the standard of living for cooperatives in the community. the strategy of increasing competitiveness in the KSPPS Bakti Huria Bone Branch Cooperative is through approaches, services and strategies for members of the KSPPS Bakti Huria Bone Branch Cooperative by conducting its payment system via online, namely through an application member and it does not stop there also the KSPPS Bakti Huria Bone Branch Cooperative teaches its members how to manage the money lent to members and assist in the business process. Keywords Strategy, Cooperatives, Financing, KSSPS I. PENDAHULUANKoperasi merupakan bentuk hukum yang sudah lama berdiri di Indonesia. Wartawan perkembangan koperasi di Indonesia adalah Bung Hatta dan hingga saat ini dianggap sebagai bapak koperasi Indonesia. Dalam perjalanan koperasi yang sebenarnya sepenuhnya untuk kepentingan bangsa Indonesia, perkembangannya tidak dapat dikatakan yang dianggap sebagai anak kandung dan tulang punggung perekonomian nasional, hidup dan memperkuat koperasi di tengah-tengah masyarakat. Berbagai IBF JOURNAL Perbankan Syariah & Keuangan 2 2 Juli – Desember 2022 P ISSN 2828-4402 E ISSN 2963-9034277 lembaga memberkan banyak kemudahan bagi badan hukum koperasi, namun tidak secara signifikan mengubah kehidupan koperasi itu sendiri. Tidak dapat dipungkiri bahwa koperasi masih sedikit di keuangan telah memainkan peran penting dalam perkembangan dan pertumbuhan masyarakat industri modern. Produksi skala besar dengan kebutuhan investasi yang membutuhkan modal dalam jumlah besar yang tidak dapat dipenuhi tanpa bantuan lembaga keuangan. Lembaga keuangan merupakan basis bagi pengusaha untuk memperoleh tambahan modal melalui mekanisme kredit dan menjadi basisinvestasi melalui mekanismetabungan, oleh karena itu lembaga keuangan berperan penting dalam penyaluran dana sumber dayaekonomi masyarakat. Lembaga Keuangan Mikro Syariah LKMS dapat didefinisikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatannya menghimpun dana dan menyalurkan dana masyarakat yang merupakan lembaga keuangan syariah non-bank yang bersifat nirlaba yang bersifat informal. Disebut informal karena lembaga ini diciptakan oleh kelompok non-pemerintah yang berbeda dengan bank, lembaga keuangan, dan lembaga lainnya. Oleh karena itu, dapat dipahami bahwa Lembaga Keuangan Mikro Syariah LKMS adalah lembaga ekonomi yang berupaya mengembangkan usaha dan investasi produktifuntuk meningkatkan perekonomian pemilik usaha kecil. Daya saing adalah kemampuan untuk menghasilkan barang dan jasa yang terbukti secara internasional dengan tetap mempertahankan tingkat pendapatan yang tinggi dan berkelanjutan, atau daya saing juga dapat diartikan sebagai kemampuan Negara untuk menghadapi tantangan persaingan dari koperasi dan pemberi pinjaman dimasyarakat. Koperasi memegang peranan penting dalam pembangunan perekonomian negara, karena koperasi merupakan kesatuan ekonomi yang menopang perekonomian negara dari segi kekeluargaan, sehingga saat ini koperasi masih tertinggal jauh dari perrkembangan perusahaan lainnya, hal ini disebabkan masalah koperasi terutama masalah aspek internal dan eksternal, aspek komersial dan permodalan terutama modal kerja bagi perusahaan ketika kekurangan modalkerja bagi perusahaan, ketika kekurangan modal kerja bagi perusahaan, ketika kekurangan modal kerja menyebabkan kebangkrutan koperasi maka modal kerja secara umum harus IBF JOURNAL Perbankan Syariah & Keuangan 2 2 Juli – Desember 2022 P ISSN 2828-4402 E ISSN 2963-9034278 disesuaikan dengan sttrategi dan daya saing koperasi, soal permodalan ini sangat penting tidak hanya bagi perusahaan tetapi juga bagi koperasi. Lembaga keuangan mikro perlu merespon dengan lebih baik potensi produk yang mereka hasilkan. Hal ini tentunya meningkatkan daya saing produk. Keunggulan produk yang mencerminkan kekhasan daerah menjadi salah satu nilai tambah bagi lembaga keuangan mikro tersebut dibandingkan dengan lembaga keuangan yang tidak memiliki karakteristik khusus sehingga dapat menjadi dayasaing bagi lembaga keuangan mikro. Dan dengan semakin banyaknya usaha mikro yang berpartisipasi dalam ekonomi digital dengan aplikasi yang mudah diakses melalui internet, usaha mikro dapat berkembang pesat dan menjadi lebih inovatif dan kompetitif dalam hal pendapatan dan kesempatan kerja. Persaingan di era teknologi dan digitalisasi. Kebijakan Pemerintah berperan penting dalam mempercepat pemanfaatan ekonomi digital, terutama melalui koordinasi yang lebih baik dari program-program pemerintahyang ada. Sebagai lembaga komersial, baik LKM maupun LKMS lebih cenderung mengembangkan usahanya di bidang keuangan yaitu simpan pinjam, usaha ini seperti usaha perbankan yaitu menghimpun dana dari calon nasabah dan anggota serta anggota .membawa mereka ke sektor hukum dan menguntungkan dari masyarakat,dengandiaSemoga anggota klien dapat meningkatkan taraf hidup mereka. Pengembangan produk memerlukan strategi yang tepat dengan aspek pendukungnya untuk bertahan di pasar, perusahaan berusaha dengan berbagai cara untuk selalu selangkah lebih maju dari para pesaingnya, melalui penciptaan produk baru, pengenalan produk yang efisien untuk menghemat biaya, perbedaan mengolah, atau mengembangkan produk yang relatif sederhana dan dapat diterima oleh masyarakat,termasuk tulang belulang koperasi KSPPS Bakti Huria,yang perlu mengembangkan strategi pengembangan produk yang baik agar dapat bersaing dengan lembaga-lembaga keuangan syariah lainnya Pemerintah Indonesia sangat berkepentingan dengan koperasi karena koperasimerupakanandalan perekonomian dalam sistem perekonomian. Koperasi Indonesia masih belum mampu menjalankan tugasnya secara efektif dan berkelanjutan. Hal ini dikarenakankoperasi masih menghadapi hambatan strukturaluntuk mengendalikan faktor produksi, khususnya modal. IBF JOURNAL Perbankan Syariah & Keuangan 2 2 Juli – Desember 2022 P ISSN 2828-4402 E ISSN 2963-9034279 Perkebagngan koperasi pada Indonesia belum memberitahukan sisi efektif dan efisian sisi kerja koperasi pada mencapai sisi kesejahteraan rakyat sekitar. Koperasi adalah forum ekonomi yang sinkron menggunakan jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia dan mengakar bertenaga pada jiwa bangsa indonesia, tetapi dalam kenyataannya, kiprah pada koperasi menaruh donasi bagi perekonomian Indonesia sejauh ini belum mencapai taraf yang signifikan. Banyak perseteruan yang merusak perkembangan pada koperasi Indonesia yang biasanya masih ada koperasi menghadapi poly hambatan atau kendala pada proses perkembangannya masalah primer yang dihadapi koperasi merupakan persaingan bisnis merupakan entitas ekonomi lainnya. Masih rendahnya daya saing koperasi dibandingkan dengan badan usaha komersial lainnya merupakan masalah yang belum terselesaikan. Perkembangan koperasi tidak meningkat secara signifikan dariwaktu ke waktu, terbukti dengan semakin berkurangnya peran koperasi akibat rendahnya daya saing koperasi dan lambatnya pertumbuhan koperasi setiap tahunnya. Daya saing merupakan kemampuan untuk untuk membentuk barang dan jasa yang terbukti secara internasional yang menggunakan permanen untuk mempertahankan taraf pendapatan yang tinggi dan berkelanjutan atau kemampuan suatu wilayah untuk membetuk suatu pendapatan dan kesempatan yang kerja yang tinggi sembari permanen terbuka buat persaingan eksternal. Daya saing juga bisa diartikan sebagai kemampuan suatu bangsa pada menghadapi tantangan persaingan berdasarkan koperasi dan rentenir pada tengah-tengah masyarakat. Peningkatan daya saing dalam koperasi harus dilakukan secara bertahap, yaitu peningkatan daya saing diawali dengan upaya memperoleh persaingan di tingkat lokal. Kemudian dikembangkan untuk wilayah/wilayah yang semakin berkembang sehingga pelaku ekonomi lokal dapat bermain dan memenangkan persaingan secara bertahap dan alami. Untuk mengetahui berbagai kondisi daya saing koperasi, maka perlu dirancang suatu pembangunan berkelanjutan untuk meningkatkan taraf hidup koperasi antar jaringan. Oleh karena itu, perusahaan dengan jaringan yang kuat sangat kompetitif. Jaringan komersial merupakan kerjasama komersial, akses dan interaksi mengunakan pihak ketiga perusahaan lain, forum keuangan, forum lain yang diharpkan perusahaan buat menjalani usahanya secara efektif dan efisien, sebagai akibatnya bisa dicapai produktivitas dan daya saing yang tinggi, dan pada akhirnya bisa dicapai perusahaan yang diharpakan. Keuntungan dan perkembangan bisnis yang diharapkan mencapai profit dan Perkembangan usaha yang diharapkan. IBF JOURNAL Perbankan Syariah & Keuangan 2 2 Juli – Desember 2022 P ISSN 2828-4402 E ISSN 2963-9034280 Berdasarkan latar belakang di atas, dengan banyaknya persaingan dalam pengembangan produk menjadikan Koperasi Simpan Pinjam pada Pembiayaan syariah Koperasi KSPPS Bakti Huriah Cabang Bone harus mampu bersaing dengan lembaga keuangan syariah ataupun konfensional. Maka penulis tertarik untuk meneliti mengenai Strategi Pengembangan Produk Pembiayaan Syariah dalam Meningkatkan Daya Saing pada Koperasi Simpan Pinjam pada Pembiayaan Syariah Koperasi KSPPS Bakti Huriah Cabang Bone. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Penelitian Sebelumnya Dari penelitian-penelitian sebelumnya, peneliti menganalisis bahwa strategi pengembangan koperasi memiliki trend problematik yang sama terkait dengan masalah pengembangan produk koperasi, produktivitas dan persaingan dengan perusahaan lain. Dan secara umum beberapa penelitian terdahulu memiliki kesamaan dengan penelitian ini, yaitu Strategi Pengembangan Koperasi. Kebaruan dari penelitian ini yaitu sudah banyak peneliti yang mengkaji tentang Strategi Pengembangan Produk namun masing-masing daerah tertentu memiliki karakteristik terkait tema tersebut. Temuan dari peneliti yakni perlunya mengoptimalkan training dan pendidikan anggota secara merata supaya anggota lebih peduli terhadap perkembangan koperasi, memanfaatkan kiprah pengelola pada manajemen koperasi secara demokrasi buat menarik perhatian masyarakat yang belum sebagai anggota . Perbedaannya dari tahun 2016-2021 yaitu pada tahu 2016 Strategi Pengembangan, Koperasi memanfaatkan kiprah pengelola pada manajemen koperasi secara demokrasi agar menarik perhatian Masyarakat yang belim menjadi anggotanya, sedangkan di tahun 2021 selama masa pandemi Covid-19 memanfaatkan Teknologi informasi untuk merespon kebutuhan Anggotanya. B. Kajian teori 1. Teori Marketing Mix Bauran pemasaran marketing mix adalah undra bagi pemasaran yang terdiri atas banyak sekali unsur suatu acara pemasaran yang perlu dipertimbangkan supaya implementasi taktik pemasaran dan positioning yang ditetapkan berjalan sukses. IBF JOURNAL Perbankan Syariah & Keuangan 2 2 Juli – Desember 2022 P ISSN 2828-4402 E ISSN 2963-9034281 Pemasaran merupakan kegiatan penting dalam sebuah perusahaan demi kelangsungan hidup serta tercapainya visi dan misi utama dari pemasaran yaitu untuk memberikan informasi tentang produk yang dijual perusahaan dan untuk mempengaruhi keputusan membeli konsumen serta menciptakan nilai ekonomis suatu produk. Strategi pemasaran adalah sekumpulan variabel produk, harga, penjualan, dan pemasaran yang merupakan variabel kebijakan dalam strategi pemasaran. Strategi pemasaran adalah seperangkat alat yang digunakan pemasar untuk membentuk karakteristik barang atau jasa yang ditawarkan kepada Strategi pemasaran tersebut adalah Product Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk memuaskan keinginan atau kebutuhan. Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa arahan produk adalah arahan perusahaan untuk menyediakan barang atau jasa sesuai dengan kebutuhan dan persyaratan konsumen. Produk adalah segala sesuatu yang coba ditawarkan oleh perusahaan kepada konsumennya. Perusahaan mencobauntuk menyesuaikan produk dengan kebutuhan pembeli potensial. Price Kebijakan penetapan harga berkaitan dengan pedoman strategis dan taktis, seperti tingkat harga, struktur diskon,syarat pembayaran, dan tingkat diskriminasi harga antara kelompok pelanggan yang berbeda. Kebijakan harga jual harus disesuaikan dengan seberapa banyak konsumen dapat dan ingin membayar barang atau jasa; hal ini juga harus disesuaikan dengan daya beli konsumen sasaran produk tersebut. Penetapan kebijakan penetapan hargatidak hanya didasarkan pada kesediaan konsumen untuk membayar harga suatu produk, tetapi juga harus memperhitungkan seberapa tinggi tarif yang ditetapkan untuk produk sejenis atau produk pesaing. Karena jika jauh lebih murah bagi pesaing untuk menetapkan harga daripada produk yang kita tawarkan, sudah pasti pasar konsumen akan lebih mudah tertarik dan akan memilih produk yang harganya jauh di bawah produk yang kita tawarkan. Kecuali jika pasar konsumen bersedia membayar harga tinggi untuk produk yang kita tawarkan. Place Kebijakan tentang dostribusi adalah menyangkut cara penyampaian produk ketangan konsumen. Dapat disimpulkan bahwah perusahaan mempertimbangkan kapan dan pada mana IBF JOURNAL Perbankan Syariah & Keuangan 2 2 Juli – Desember 2022 P ISSN 2828-4402 E ISSN 2963-9034282 produk tadi sanggup diperoleh sang konsumen waktu konsumen membutuhkannya perusahaan berusaha untuk mendekatkan produknya dan mempermudahkan konsumen agar memperoleh produk menjadi pemuas kebutuhannya kapan saja dibutuhkan. Promotion Kebijakan perusahaan yang diambil pada menyebarkan informasi tentang produknya pada konsumen, bahwa produk tadi sudah tersedia pada pasar dan produk tadi sanggup menaruh manfaat yang memuaskan kebutuhan konsumen. Sifat pemasaran selain yang sudah disebutkan pada atas yaitu buat konsumen pula yang dimaksudkan buat merayu calon konsumen supaya tergerak buat melakukan tindakan pembelian terhadap produk yang ditawarkan. 2. Konsep Pembiayaan Syariah Pembiayaan adalah galat satu tugas pokok bank, yaitu anugerah fasilitas penyediaan dana buat memenuhi kebutuhan piahak yang kurang pada kas keuangan atau dianggap deficit unit . Menurut Undang-Undang UU No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, pembiayaan adalah penyediaan dana atau tagihan untuk menyamakannya. Menurut Undang-UndangNomor 10 Tahun1998 yang mengubah Undang-UndangNomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, pembiayaan syariah adalah penyediaan dana atau tagihan yang timbul dari suatuperjanjian atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain, yang kemudian menyatakan bahwa pihak lain diperlukan melunasi pinjaman dalam jangka waktu tertentu dengan menawarkan kompensasi atau bagi hasil. Menurut PP No. 9 Tahun 1995 tentang pelaksanaan perjanjian simpan pinjam oleh koperasi, pengertian pinjaman adalah pemberian uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan tujuan atau perjanjian pinjam meminjam dan pinjam meminjam antara koperasi dan Bagian, yang mewajibkan peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu, disertai dengan pembayaran sejumlah tertentu. Dari penerangan pada atas bisa diketahui bahwa pembiayaan merupakan penyediaan dana pada konsumen buat membeli suatu barang mengunakan pengembalian pada jangka ketika ekslusif melalui angsuran menggunakan penghasilan, dalam upaya membuat pendapatan yang tinggi, aktivitas pembiayaan koperasi syariah pula menganut prinsip syariah, yang bisa berupa bagi hasil dan pelayanan administrasi. Upaya ini wajib dikendalikan sedekimian rupa sebagai akibatnya kebutuhan liquiditas bisa terjamin dan nir poly yang terbuang percuma. IBF JOURNAL Perbankan Syariah & Keuangan 2 2 Juli – Desember 2022 P ISSN 2828-4402 E ISSN 2963-9034283 produktivitas adalah adanya pembiayaan menaruh peluang bagi masyarakat usaha bisa mempertinggi daya produksinya. lapangan kerja baru artinya, menggunakan dibukanya sektor usaha melalui penambahan dana pembiayaan maka sektor usaha melalui penambahan dana pembiayaan. distribusi pendapatan adalah masyarakat bisnis produktif bisa melakukan aktivitas kerja berarti mereka akan memperoleh pendapatan berdasarkan hasil usahanya. Adapun secara Mikro Pembiayaan diberikan dalam Rangka untuk memaksimalkan laba adalah setiap usaha yang dibuka memiliki tujuan tertinggi yaitu membuat laba usaha. meminimalkan risiko yang artinya usaha yang ditukarkan agar sanggup menghasilkan laba aporisma maka penguaha harus sanggup meminimalkan resiko yang timbul.. kelebihan dana yang artinya pada kehidupan masyarakat terdapat pihak yang mempunyai kelebihan ad intern terdapat pihak yang kekurangan. 3. Konsep Produk Pengembangan Syariah Pengembangan produk merupakan taktik dan mekanisme yang dilakukan sang perusahaan pada pengembangan produk, pemugaran produk antic atau mempertinggi kegunaan produk ke segmen pasar yang ada, asalkan pelanggan menginginkan elemen baru melalui produk. Pembiayaan Tujuan Pembiayaan terdiri atas Dua yaitu bersifat Makro dan Mikro. Tujuan yang bersifat Makro, antara lain 1 Peningkatan perekonomian nasional, Masyarakat yang tidak memiliki akses ekonomi dapat memperoleh akses ekonomi dengan pembiayaan. 2 Tersedianya dana untuk peningkatan usaha, yaitu diperlukan dana tambahan untuk pengembangan usaha. Dana tambahan ini dapat diperoleh dari pembiayaan. Dana surplus dibagikan kepada mereka yang memiliki dana negatif. 3 Meningkatkan produktivitas dan memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk meningkatkan produksinya. 4 Pembukaan posisi baru. Tujuan mikro meliputi IBF JOURNAL Perbankan Syariah & Keuangan 2 2 Juli – Desember 2022 P ISSN 2828-4402 E ISSN 2963-9034284 1Memaksimalkan keuntungan. 2Meminimalkan risiko kekurangan modal dalam suatu perusahaan. 3Penggunaan sumber daya ekonomi. 4Distribusi dana surplus dari dana surplus ke dana 5Tahap-Tahap Pembiayaan Secara Teknis Koperasi Syariah Kanindo atau Koperasi Agro Niaga Indonesi KANINDO dalam Proses penentuan Nisbah Pembiayaan Melalui Tiga tahapyaitu 1kanindo menentukan jenis usaha yang dijalankan nasabah. 2Kanindi menciptakan produksi keuntungan menurut usaha sinkron menggunakan pengalaman nasabah pada menjalankan usaha tadi sebelumnya. 3Kanindo menciptakan proses perhitungan nasabah menggunakan cara nisbah buat kanindo dipengaruhi menurut proyeksi laba bagi hasil kanindo dibagi menggunakan proyeksi laba modal yang diterpkan kanindo dan nisbah buat nasabah dipengaruhi menurut proyeksi keuntungan bagi hasil nasabah bagi hasil menggunakan proyeksi keuntungan modal yang diterapkan oleh kanindo. . Menurut Simamora pengembangan produk adalah proses pencarian gagasan untuk barang dan jasa baru dan mengkonversikannya kedalam tambahan link produk yang berhasil secara komersial, pencarian poduk baru dari pada asuransi nbahwa pelanggan menginginkan unsur baru dan pengenaan produk baru akan membantu mencapai tujuan perusahaan. Menurut alma, pengembangan produk adalah semua bentuk kegiatan yang dilakukan oleh pabrik atau produsen dalam menentukan dan mengembangkan produknya memperbaiki produk lama memperbanyak kegunaan dari produk yang masih sudah ada adan mengurangi biaya produksi dan biaya pembungkus. Strategi pengembangan produk adalah bagian menurut taktik perusahaan corporate strategy.Dalam taktik pengembangan produk, masih ada potensi manfaat dan risiko menurut kegiatan pengembangan produk dan poly faktor yang menyebabkan suatu organisasi mempertimbangkan agar membuatkan produk baru. Hamper seluruh organisasi percaya bahwa pendekatan manajemen strategis saat membuatkan produk baru menaikkan peluang keberhasilan dan pula menimalkan porto dan risiko. IBF JOURNAL Perbankan Syariah & Keuangan 2 2 Juli – Desember 2022 P ISSN 2828-4402 E ISSN 2963-9034285 Menurut Philip Kotler Dan Kevin Lane Keller “pengembangan produk merupakan taktik agar pertumbuhan usaha menggunakan memperlihatkan produk baru atau yang dimodifikasi buat segmen pasar ketika ini. Mengembangkan proses produk fisik sebagai akibatnya pandangan baru produk sebagai produk yang mampu diterapkan. Menurut Hendry simamora “pengembangan produk merupakan proses menemukan pandangan baru buat barang dan jasa baru dan mengubahnya sebagai lini produk lain yang sukses secara komersial” pencarian produk baru didasarkan dalam perkiraan bahwa produk baru mengnginkan barang baru dan sosialisasi produk baru membantu mencapai tujian perusahaan. 4. Konsep Daya Saing Daya saing merupakan kemampuan buat membentuk barang dan jasa yang lulus uji internasional menggunakan permanen mempertahankan taraf pendapatan yang tinggi dan berkelanjutan, atau kemampuan suatu wilayah buat membentuk pendapatan dan kesempatan kerja yang tinggi sembari permanen terbuka buat persaingan eksternal indikatornya mencangkup system, kualitas pelayanan dan penjualan. Daya saing merupakan efisiensi produksi, efisiensi pemasaran dan kemampuan menaruh produk yang diminta sang konsumen yang dalam akhirnya membuat produk nisbih murah dan berkualitas tinggi. Dalam jangaja panjang, keunggulan komparatif wajib didukung sang keunggulan komppartif efisiesi prodiksi supaya daya saing atau nisbih stabil, bergerak maju dan terus menerus sinkron menggunakan cita-cita konsumen. Daya saing merupakan kemampuan perusahaan industri, daerah, Negara atau antar daerah buat membentuk faktor pendapatan dan lapangan kerja yang reltif lebih tinggi dan lebih berkelanjutan pada persaingan internasional. Oleh karna itu, pada konteks kabupaten atau kota menjadi suatu organisasi, daya saing diartikan menjadi kemampuan suatu kabupaten atau kota buat menyebarkan kinerja sosial ekonomi daerahnya pada rangka menaikkan kesejahteraan pada daerahnya. Daya saing merupakan konsep membandingkan kapasitas dan kinerja perusahaan, subsector atau Negara buat menjual dan memasok barang atau jasa pada saing suatu Negara bisa dicapai menggunakan mengamukalasikan daya saing strategi tiap-tiap perusahaan. Proses penciptaan nilai tambah value added creation berada dalam lingkup perusahaan. IBF JOURNAL Perbankan Syariah & Keuangan 2 2 Juli – Desember 2022 P ISSN 2828-4402 E ISSN 2963-9034286 saing dipengaruhi oleh keunggulan bersaing suatu perusahaan dan sangan bertarung dalam taraf asal nisbuh yang dimilikinya atau sanggup kita sebut keunggulan kompetitif. Pentingnya daya saing lantaran 3 hal yaitu mendorong produktifitas dan menaikkan kemaupuan mandiri. menaikkan kapasitas ekonomi, baik pada konteks regional ekonomi jiga kuantitas pelaku ekonemi sebagain akibatnya pertumbuhan ekonomi meningkat. bahwa prosedur dalam berbagai pasar lebih membentuk ke efisinsi. Mentri pendidikan nasional mendefinisikan daya saing merupakan kemampuan yang memberitahukan output agar lebih baik, lebih cepat atau bermakna. Kemampuan yang dimaksud merupakan memprkokoh pangsa bangsa menghubungakan menggunakan lingkungannya yang menegakkan posisi yang menguntungkan. KSPPS Bakti Huria Usaha Koperasi Cabang Bone merupakan program pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan daya saing koperasi yang bergerak dalam kegiatan ekonomi mikro dan lapangan pekerjaan baru di sektor informal. KSPPS Pemberdayaan Usaha Koperasi Bakti Huria Cabang Bone diukur dengan menggunakan 6 dimensi, yaitu yang menerima proteksi bisnsis melalui pajak informal. Pemberian dana bergulir menggunakan system bagi output menaikkan pendapatan bisnis. kualitas layanan forum keuangan membantu menaikkan pendapatan bisnis. training manajemen teknis, budaya perusahaan dan kewirausahaan sangat krusial buat menaikkan pendapatan perusahaan. koperasi dan UKM membuat perusahaan saya lebih efisien. usaha dan pengrajin tradisional dengan mendukung penyediaan infrastruktur yang memadai untuk koperasi. III. METODE PENELITIANA. Jenis Dan Pendekatan Penelitian Sifat penelitian ini adalah penelitian lapangan. Penelitian yang dilakukan secara intensif, pada hakikatnya penelitian lapangan, adalah penelitian yang dilakukan dengan mencari data dari IBF JOURNAL Perbankan Syariah & Keuangan 2 2 Juli – Desember 2022 P ISSN 2828-4402 E ISSN 2963-9034287 tempat atau tempat penelitian. Data tersebut berasal dari lokasi di KSPPS Cabang Tulang Koperasi Bakti Huria yang fokus pada strategi pengembangan produk pembiayaan syariah untuk meningkatkan daya saing koperasi tulang KSPPS Cabang PembiayaanSyariah KSPPS Bakti Huria. Penelitian ini mengkaji Strategi Koperasi KSPPS Bakti Huria Cabang Bone dalam mengelola pembiayaan usaha kecil dan menengah dan perbedaan penelitian terdahulu dengan yang sekarang pada penelitian ini menekankan pada starategi pembiayaan dan daya saing yang dilakukan pada Koperasi Pembiayaan Syariah agar masyarakat sekitar mau bergabung menjadi anggotanya Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif deskriptif, sumber informasi melalui wawancara dengan pegawai KSPPS Cabang Bones Bakti Huria tentang strategi pengembangan produk pembiayaan syariah. Jenis penelitian ini mengarah pada wawasan yang tidak dapat dicapai dengan metode statistik, sehingga pada umumnya penelitian kualitatif memberikan data deskriptif tentang perilaku yang diamati secara keseluruhan. B. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini berlokasi di kantor Koperasi KSPPS Bakti Huria Cabang Bone. Waktu penelitian ini di mulai pada 16 Agustus 2021-16 September Data Dan Sumber DataSumber data untuk menerima data yang relevan menggunakan topik pnelitian asal data yang dipakai pada penelitian ini yaitu 1 Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari objek penelitian individu,kelompok, dan organisasi. Data primer dalam hal ini adalah data yang berasal langsung dari lapangan dimana penelitian itu berada. Data primer dikumpulkan secara langsung melalui metode wawancara atau wawancara langsung dengan KSPPS Bakti huria Spesialis Tulang Data sekunder pada penelitian ini merupakan data yang diperoleh secara tidak ekslisif melalui prantara didapatkan sang pihak lain atau dipakai sang forum lain yang bukan pengelola namun bisa dipakai buat penelitian tertentu. Data skunder pada penelitian ini merupakan data dokumen, file atau literatur lain yang herbi topik penelitian. D. Subjek Dan Objek Penelitian Subyek penelitian ini adalah karyawan atau financial advisor FC dan manager atau area sales manager ASM koperasi tulang cabang KSPPS Bakti Huria. Subjek penelitian ini adalah manajer karenabagian yang mengevaluasi kinerja tim atau bawahan adalah CF, dan untuk IBF JOURNAL Perbankan Syariah & Keuangan 2 2 Juli – Desember 2022 P ISSN 2828-4402 E ISSN 2963-9034288 membandingkan hasil evaluasi tersebut peneliti memilih CF sebagai subjek penelitian. Subjek penelitian/informan yang diambil dengan kriteria meliputi 1 Jujur. Seorang informan harus disini berarti tidak menutupi apa yang ditanyakan peneliti. Kejujuran informan sangat berpengaruh terhadap keaslian data yang diteliti. 2 Taat Pada Janji. Sebelum melakukan penyidikan, umumnya antara penyidik dan informan menyepakati apa yang boleh dan tidak boleh diminta. Penyidik juga harus menjelaskan konteks dimana penyidikan ini dilakukan, sehingga penyidikan ini dilakukan sedemikian rupa sehingga ada kesepahaman antara penyidikdan pelapor. Setelah kesepakatan tercapai, proses investigasi dapat dilakukan. 3 Aktif berbicara. Dibutuhkan penyidik yang cermat untuk menemukan informan yang suka berbicara. Hal ini dimaksudkan agar informan tidak ragu-ragu untuk menjelaskan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh peneliti. Jika penyidik menemukan informan yang tidak memenuhi kriteria tersebut, mereka akan gagal dan hanya membuang waktu. Objek penelitian dalam penelitian ini, peneliti menunjuk pada strategi pengembangan produk keuangan syariah untuk meningkatkan daya saing. Topik penelitian adalah sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu penelitian, objek penelitian merupakan tujuan penelitian untuk menemukan jawaban dan pemecahan masalah yang muncul. E. Teknik Pengumpulan Data Pada teknik pengumpulan datanya di mana penelitian ini merupakan penelitian lapangan dengan pendekatan kualitatif maka teknik pengumpulan datanya yaitu menggunakan 1 Wawancara. Wawancara merupakan rendezvous 2 orang untuk bertukar berita dan pandangan baru melalui Tanya jawab sebagai akibatnya dibangun makna pada atas topic tertentu. Wawancara dipakai menjadi teknik pengumpilan data saat peneliti ingin melakukan studi pendahuluan data pada saat peneliti ingin melakukan studi pendahuluan buat menemukan perkara yang perlu diteliti, bahkan ketika peneliti ingin mengetahui lebih banyaktentang responden secara mendalam. Dalam penelitian ini dilakukan wawancara terhadapkaryawan KSPPS Cabang Bakti Huria Bone. 2 Dokumentasi. Dokumentasi dapat berupa data penilaian kinerja karyawan Koperasi Bakti Huria Cabang Bone. F. Teknik analisis Data 1 Reduksi DataMereduksi data berarti merangkum, menentukan yang esensial, memfokukan kedalam esensial, mencari tema dan pola, oleh lantaran itu, data yang sudah IBF JOURNAL Perbankan Syariah & Keuangan 2 2 Juli – Desember 2022 P ISSN 2828-4402 E ISSN 2963-9034289 direduksi menaruh citra yang lebih kentara dan memudahkan peneliti buat mengumpulkan data tambahan dan apabila perlu melakukan penelitian. 2 Penyajian Data. Penyajian data dalam penelitian kualitatif adalah teks naratif. Data tersebut dapat disajikan dalam bentuk deskripsi singkat, diagram, hubungan antar kategori, flow chat, dan sejenisnya. Ketika data ditampilkan, selain teks naratif juga dapat berupa grafik, matriks, Jaringan jaringan dan table. 3 Penarikan Pesimpulan. Langkah terakhir merupakan langkah penarikan konklusif, kesimpulan awal menurut birsifat belum pasti dan akan berubah apabila tidak ditemukan bukti yang bertenaga buat termin pengumpulan data maka konklusi yang ditarik adalah konklusi yang kredibel. IV. HASIL DAN PEMBAHASANA. Sistem Produk Pembiayaan Syariah KSPPS Bakti Huriah Sistem Pembiayaan Syariah pada KSPPS Koperasi Bakti Huria Cabang Bone dengan memberikan pembiayaan kepadapara pedagang kecil dan UKM yang ada di wilayah Kabupaten Bone, KSPPS Koperasi Bakti Huria Cabang Bone sendiri berperan dalam mentaati produk pembiayaan yang dikeluarkan untuk membiayai para pedagang kecil, komersial pelakuatau UKM yang inginbekerjasama dengan KSPPS Bakti Huria Cabang Bone. Berdasarkan wawancara dengan Bapak Masruri M selaku direktur koperasi KSPPS Bakti Huria Cabang Bone menyatakan sebagai berikut. Sistem produk pembiayaan syariah dengan akad mudharabah di KSPPS Koperasi Bakti Huria Cabang Bone, pembiayaan yang ada digunakan untuk menghidupi masyarakat, dilakukan dalam bentuk simpanan , dan pinjaman, dengan akad berkorespondensi dengan di antaranya sesuai dengan prinsip Syariah. Unsur-unsur dalam sistem pembiayaan antara lain adanya 2 pihak yaitu pemberian biaya shohibul mall dengan penerima biaya Mudharib. adanyanya agama shohibul maal pada mudahrib yang berdasarkan atas prestasinya yaitu potensi mudharib. adanya yang setuju, berupa konvensi shohibul mall menggunakan pihak lainnya yang berjanji membayar menurut mudharib pada shohibul maal menyerahkan barang, uang atau jasa menurut shohibul maal pada mudharib unsur waktu. unsur resiko baik menurut pihak shohibul mall maupun pada pihak mudharib. IBF JOURNAL Perbankan Syariah & Keuangan 2 2 Juli – Desember 2022 P ISSN 2828-4402 E ISSN 2963-9034290 Pada Koperasi jasa keuangan syaria’ah KJKS menjadi forum keuangan mikro syariah sebenarnya mempunyai kiprah sebagai agen distribusi asset pada disparitas yang memiliki fungsi menjadi forum social dan baitul tamwil mwnjadi forum usaha dengan pola syari’ah. B. Tingkat Daya Saing Di Koperasi Bakti Huria Cabang Bone Upaya meningkatkan daya saing diperlukan bisa membuat pelaku bisnis skala mikro, kecil dan menengah UMKM bisa menaikkan daya bisnis melalui peningkatan daya kreativitas dan penemuan. Secara generic dan daya saing adalah upaya buat memanfaatkan dan mengelola asal daya manusia, teknologi capital da nasal daya almnya buat mencapai nilai tambah atau biasa sianggap pertambahan nilai perunit masukan atau input Secara umum daya saing adalah upaya pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya manusia, teknologi, modal, dan sumber daya alam dalam rangka menambah nilaiatau lebih umum sebagai nilai tambah per unit input atau input unit nilai per input. Peningkatan daya saing pada bagian tulang KSPPS Koperasi Bakti Huria harus dilakukan secara bertahap, artinya peningkatan daya saing diawali dengan upaya memenangkan persaingan. Untuk mengetahui berbagai kondisi persaingan koperasi, diperlukan suatu bentuk pembangunan berkelanjutan untuk meningkatkan taraf hidup koperasi di masyarakat. Orientasi dan fokus pemberdayaan koperasi perlu ditingkatkan. Hal ini mencakup kemudahan akses terhadap fungsi-fungsi perusahaan dan penyediaan layanan pendukung agar koperasi benar-benar mampu menerapkan aturan-aturan umum yang berlaku dalam perekonomian secara konsisten, konsisten dan efisien. Salah satu upaya yang bisa dilakukan menggunakan membentuk jaringan usaha yang kuat. Jaringan bisnis adalah galat satu faktor krusial pada bisnis koperasi buat menaikkan skala ekonomi pengelolaan bisnis yang ekspansi dan efisien pangsa pasar. Hal ini terlihat dari pernyataan ketua cabang koperasi, Bapak Masruri M, bahwa koperasi yang memiliki jalinan usaha yang kuat akan menjadi modal untuk menjalankan usahanya secara efektif dan efisien, sehingga jalinan usaha juga akan menjadi modal usaha. Berdasarkan dari penyampaian pimpinan cabang koperasi KSPPS Bakti Huria dapat disimpulkan bahwa, Membangun daya saing koperasi perlu mengawali menggunakan dan memperkuat daya saing berdasarkan segi produk tivitas melalui perkuatan pelaku bisnis pada negri dan menyediakan iklim bisnis yang kondusif. IBF JOURNAL Perbankan Syariah & Keuangan 2 2 Juli – Desember 2022 P ISSN 2828-4402 E ISSN 2963-9034291 Mengembangkan lingkungan usaha yang kondusif bagi koperasi KSPPS Bakti Huri Cabang Bone bertujuan untuk meningkatkan daya saing koperasi dengan menciptakan peluang usaha yang seluas-luasnya dan memastikan mekanisme pasar yang sehat. Terkait dengan pertumbuhan lingkungan alam dan sumber daya manusia lokal, serta penciptaan sangat berpendapat bagi warga, pelaku ekonomi dan pemerinta, produk unggulan juga adalah produk yang daya saingnya berorientas psar dan ramah lingkungan guna membentuk keunggulan bersaing yang bisa bertahan menghadapi persaingan global.. C. Strategi Pengembangan Produk Pembiayaan Syariah Dalam Meningkatkan Daya Saing Strategi Pengembangan Produk pembiayaan syariah Pada Koperasi KSPPS Bakti Huria Cabang Bone itu menciptakan suatu produk melihat dari kebutuhan anggota yang ada di koperasi KSPPS bakti huria cabang bone, Seperti pada saat ini banyak petani yang masuk anggota dan secara tidak langsung pengurus bakti huria ingin memberdayakan petani sebagai anggotanya,salah satunya yaitu memberikan modal usaha kepetani. Bagaimana cara pemberian modal usahanya kepada petani? Cara Kopesrasi KSPPS Bakti Huria Cabang Bone ini sendiri memberikan modal dengan cara memberiakan bibit dan membiayai biaya tenaga traktornya. Membiayai dari segi kebutuhan yang dibutuhkan oleh anggota Koperasi KSPPS Bakti Huria Cabang Bone, karna banyaknya petani yang tidak bisa membeli cash pupuk, bibit, tenaga traktor dll. Jadi Koperasi KSPPS Bakti Huria Cabang Bone menyediakan semuanya dan memberikan bibit yang sesuai dengan luas area tanah tersebut. Ada juga nasabah yang langsung diberikan uang akan tetapi nasabah tersebut harus memberikan nota seberapa banyak uang yang mereka butuhkan. Tergantung dari nasabah yang memilih apakah yang ia pilih itu Wakalah atau Mudharabah. Dalam strategi meningkatkan daya saing pada Koperasi KSPPS Bakti Huria Cabang Bone ini melalu pendekatan, pelayanan dan strategi pada anggota Koperasi KSPPS Bakti Huria Cabang Bone dengan melakukan sistem pembayarannya melalui via online yaitu melalui aplikasi Anggota, dan tidak sampai disitu juga Koperasi KSPPS Bakti Huria Cabang Bone ini mengajarkan anggotanya cara untuk mengelola uang yang dipinjamkan kepada anggota dan membantu dalam proses usahanya. Jadi mereka betul-betul melakukan hubungan idealisme yang IBF JOURNAL Perbankan Syariah & Keuangan 2 2 Juli – Desember 2022 P ISSN 2828-4402 E ISSN 2963-9034292 baik dan membantu proses pengelolaan usahanya dan dibimbing terus dalam mengatur keuangan, memasarkan produknya, apa itu modal dan juga bisa memisahkan uang pribadi dengan modal usaha agar anggotanya tidak bingung. Strategis merupakan planning yang disatukan luas dan berintegrasi yang menghubungkan keunggulan strategi koperasi menggunakan tantangan lingkungan yang dibuat-buat untuk memastikan bahwa tujuan primer menurut koperasi bisa dicapai melalui aplikasi yang sempurna oleh organisasi. Koperasi KSPPS Bakti Huria Cabang Bone telah berhasil mendorong iklim usaha yang baik di masyarakat dan khususnya dapat memberikan kemudahan investasi bagi para pedagang kecil dan pelaku usaha dengan unit usaha menengah. Dengan keyakinan yang semakin besar, diharapkan fenomena rentenir yang meluas dapat segera teratasi untuk memperkuat kemandirian ekonomi, khususnya usaha mikro, kecil dan menengah dan koperasi, melalui sistem syariah dan untuk memajukan kehidupan ekonomi. Syariah Pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Secara Khusus Perekonomian Indonesia secara umum pada akhirnya memperkuat semangat dan peran , serta anggota masyarakat dalam KJKS atau KSPPS kegiatan simpan pinjam dan pembiayaan Syariah. V. KESIMPULAN DAN SARANA. Kesimpulan Berdasarkan pembelajaran yang telah dipaparkan sebelumnya maka adapun kesimpulan sebagai berikut 1 Sistem Produk pembiayaan syariah dengan akad mudharabah di Koperasi KSPPS Bakti Huria Cabang Bone, pembiayaan yang ada adalah pembiayaan yang dipakai buat membantu warga yang dilakukan pada bentuk simpanan maupun pinjaman dilakukan yang sesuai menggunakan prisip syariah. 2 Tingkat daya saing pada Koperasi KSPPS Bakti Huria Cabang wajib secara sedikit demi sedikit ialah peningkatan daya saing yang menggunakan upaya memenangkan persaingan untuk mengetahui banyak sekali syarat daya saing koperasi maka diharapkan bentuk penelitian yang berkesinambungan, guna menaikkan tingkat kehidupan bagi koperasi pada masyarakat. 3 Strategi meningkatkan daya saing pada Koperasi KSPPS Bakti Huria Cabang Bone ini melalu pendekatan, pelayanan dan strategi pada anggota Koperasi KSPPS Bakti Huria Cabang Bone dengan melakukan sistem pembayarannya via online yaitu melalui aplikasi anggota dan tidak sampai disitu juga Koperasi KSPPS Bakti Huria Cabang IBF JOURNAL Perbankan Syariah & Keuangan 2 2 Juli – Desember 2022 P ISSN 2828-4402 E ISSN 2963-9034293 Bone ini mengajarkan anggotanya cara untuk mengelola uang yang dipinjamkan kepada anggota dan membantu dalam proses usahanya. B. Saran Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian di atas, maka pada bagian ini dikemukakan saran bahwa berkaitan dengan strategi pengembangan produk pempiayaan dengan tingkat daya saing koperasi, pihak koperasi juga harus lebih memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat/ nasabah sehingga mayarakat yang dulunya beroperasi di rentenir tidak lagi berkeinginan kembali ke rentenir karena sudah merasakan bagaimana baiknya di PUSTAKA Arifin, Saenal. Evaluasi Pembelajaran. Cet. II; Bandung Remaja Rosdakarya, 2010. Alma, Buchari, Manajeen Pemasaran dan Peasaran jasa, BandungAlfabeta, 2002. Baga, M Lukman, Fariyanti Anna, Jahro Siti. Kewirausahan Dan Dayasaing Agrabisnis. Cet 2, Bogor PT IPB Press Penerbit, 2018. Dicky Mahendra,“Inovasi Produk Syariah dari Aspek Pengembangan Fikih Muamalah”, diakses 5 Mei 2017. Hasyim Hajerah Sitti, “Pengaruh Modal Kerja terhadap Tingkat Sisa Hasil Usaha SHU Pada KSP Berkat Bulukumba di Kabupaten Bulukumba” Jurnal, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Makassar, Vol. 5, No. 1, Juni 2017, h. 137. Hamali, Yusuf Ari. Pemahaman Strategi Bisnis dan Kewirausahaan. Jakarta Kencana, cet. 1 Jakarta prenadamedia group, 2016. Ilmi, Wungu Amali. " Strategi Dinas Perdagangan Perindustrian Dan Koperasi Dalam Pembinaan Koperasi Dikota Serang”, Skripsi Fakultas Ilmu Social Dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Serang, 2017. Kasmir. Bank dan Lembaga keuangan lainnya, Jakarta Rajawali Pers, 2012. Kasmir Dr, Bank dan Lembaga keuangan lainnya, Jakarta Rajawali Pers, 2012, h. 254. IBF JOURNAL Perbankan Syariah & Keuangan 2 2 Juli – Desember 2022 P ISSN 2828-4402 E ISSN 2963-9034294 Lukman Baga M, Fariyanti Anna, Jahro Siti. Kewirausahan dan dayasaing agrabisnis cet 2, Bogor PT IPB Press penerbit, 2018 M Masruri, wawancara, pada tanggal 06 agustus 2021. Mursid, M. Manajemen Pemasaran, Jakarta Bumi aksara, 2014. Noor, Jualiansyah .Metode Penelitian Cet. IV; Jakarta Kharisma Putra Utama, 2014. Porter A Micel, Competitive Advantage, Edisi Bahasa Indonesia, Jakarta PT. Indeks Kelompok Gramedia, 2001, Edisi 4, h. 12. sari, Yulita. “Strategi Pengembangan Produk Pada Bank Syariah Dalam Meningkatkan Kualitas Pembiayaan Murabahah studi pada PT. BPRS itra Agro Usaha Bandar Lampung”. Skripsi, jurusan perbankan syariah, Institut Agama Islam Negeri Raden intan, Lampung, 2017. Sari Yulita, “Strategi Pengembangan Produk Pada Bank Syariah Dalam Meningkatkan Kualitas Pembiayaan Murabahah Studi Pada PT. BPRS Itra Agro Usaha Bandar Lampung” Skripsi, Jurusan Perbankan Syariah, Institut Agama Islam Negeri Raden Intan, Lampung, 2017 H. 1 Suharsaputra,Uhar, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan Tindakan. Cet. II; Bandung PT Refika Aditama, 2012. penelitian kulitatif alfabeta. Cet. 8; Bandung 2013 cet. Penelitian Bisnis Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Kombinasi dan R&DCet. I; Bandung Alvabeta, 2017. Srih Widiya, staffsite ekonomi koperasi, dikases pada 24 April 2017 pukul WIB. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this Bandung Remaja RosdakaryaSaenal Evaluasi ArifinPembelajaranArifin, Saenal. Evaluasi Pembelajaran. Cet. II; Bandung Remaja Rosdakarya, Dan Dayasaing AgrabisnisM BagaFariyanti LukmanJahro AnnaSitiBaga, M Lukman, Fariyanti Anna, Jahro Siti. Kewirausahan Dan Dayasaing Agrabisnis. Cet 2, Bogor PT IPB Press Penerbit, Produk Syariah dari Aspek Pengembangan Fikih MuamalahDicky MahendraDicky Mahendra,"Inovasi Produk Syariah dari Aspek Pengembangan Fikih Muamalah", diakses 5 Mei Strategi Bisnis dan KewirausahaanYusuf HamaliAriHamali, Yusuf Ari. Pemahaman Strategi Bisnis dan Kewirausahaan. Jakarta Kencana, cet. 1 Jakarta prenadamedia group, Dinas Perdagangan Perindustrian Dan Koperasi Dalam Pembinaan Koperasi Dikota SerangWungu IlmiAmaliIlmi, Wungu Amali. " Strategi Dinas Perdagangan Perindustrian Dan Koperasi Dalam Pembinaan Koperasi Dikota Serang", Skripsi Fakultas Ilmu Social Dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Serang, dan Lembaga keuangan lainnyaKasmirKasmir. Bank dan Lembaga keuangan lainnya, Jakarta Rajawali Pers, DrKasmir Dr, Bank dan Lembaga keuangan lainnya, Jakarta Rajawali Pers, 2012, h. 254. IBF JOURNAL Perbankan Syariah & Keuangan 2 2 Juli -Desember 2022IV; Jakarta Kharisma Putra UtamaJualiansyah NoorEd Metode PenelitianNoor, Penelitian Cet. IV; Jakarta Kharisma Putra Utama, PorterMicelPorter A Micel, Competitive Advantage, Edisi Bahasa Indonesia, Jakarta PT. Indeks Kelompok Gramedia, 2001, Edisi 4, h. Pengembangan Produk Pada Bank Syariah Dalam Meningkatkan Kualitas Pembiayaan Murabahah Studi Pada PTSari YulitaSari Yulita, "Strategi Pengembangan Produk Pada Bank Syariah Dalam Meningkatkan Kualitas Pembiayaan Murabahah Studi Pada PT. BPRS Itra Agro Usaha Bandar Lampung"
StrategiB2 Memperkasa Industri untuk Bersaing dalam Pasaran Domestik dan Antarabangsa Keupayaan industri akan diperkukuh untuk meningkatkan daya saing dan kemampanan industri tempatan. Ini akan dilaksana dengan menggalakkan kerjasama dalam kalangan industri serta memantapkan keupayaan dan kemampuan pemain industri untuk meningkatkan sumbangan Jakarta - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki memaparkan roadmap untuk mendorong Usaha Mikro Kecil dan Menengah UMKM naik kelas dalam rapat bersama komisi VI DPR RI. Dalam rapat tersebut, Teten juga memaparkan masalah yang dihadapi oleh Kementerian Koperasi dan UKM. Teten menjelaskan, permasalahan yang dihadapi dihadapi UMKM dan koperasi cukup banyak. Kementerian Koperasi dan UKM mencoba untuk menyelesaikan satu persatu. Alokasi Capai Rp 450 Triliun, Menko Airlangga Ajak UMKM Cirebon Manfaatkan KUR Bikin Tekor UMKM, Pemerintah Diminta Turun Tangan Atur Social Commerce Rumah BUMN Pertamina Latih UMKM agar Naik Kelas "Kita tahu problem di UMKM itu banyak, seperti perluasan akses pasar, kemampuan daya saing usaha, akses pembiayaan dan investasi. Bagaimana kita mendorong UMKM lebih maju dan berkembang, seperti yang kecil dan menengah itu karakteristiknya berbeda begitu juga dengan koperasi," kata Teten di Jakarta, Kamis, 20/2/2020. Dalam rapat tersebut, Teten juga menjabarkan tugas yang diberikan oleh Presiden Joko Widodo Jokowi yakni untuk menciptakan UMKM yang sehat sehingga tidak ada konglomerasi. Presiden juga meminta agar produk UMKM mendominasi di pasar dalam negeri dan pasar global. "Saat ini ekspor kita UMKM baru 14 persen, dan di dalam negeri kita menghadapi tantangan besar, masuknya barang konsumsi impor," ungkapnya. Untuk menghadapi tersebut, Kementerian Koperasi dan UKM telah menyusun tiga pilar strategi nasional pengembangan UMKM dan koperasi. Pertama, Kapasitas usaha dan kompetensi KUMKM. Kedua, lembaga keuangan yang ramah bagi KUMKM, dan yang ketiga adalah koordinasi lintas sektor untuk mendukung ekosistem KUKM. "Ini penting karena banyak UMKM yang sebenarnya sehat, tapi mindset kewirausahaan tidak mau naik kelas dan tidak mau berkembang," ujarnya. Selain itu, untuk menjawab masalah-masalah yang dihadapi oleh KUMKM, ia memaparkan ada enam strategi pengembangan KUMKM, yakni 1. Perluasan Akses Pasar Menurutnya, stategi pertama ini sangat penting untuk mengembangkan pasar domestik terlebih dahulu, dengan melakukan kerja sama dengan Kementerian dan lembaga K/L terkait prioritas pengadaan barang dan jasa, seperti di Badan Usaha Milik Negara BUMN, pemerintah daerah. Selanjutnya, meningkatkan konsumsi dalam negeri yang terkait dengan daya beli, yang juga mendorong supaya konsumsi terhadap brand lokal, "Saya pikir anak muda sekarang sudah mulai antri memakai brand lokal, konsumsi anak muda itu costume, saya kira ini peluang yang bagus menguntungkan bagi kita," ujarnya. Kemudian digitalisasi UMKM untuk memperluas online marketplace, dan pasar offline melalui optimalisasi Sarinah, Bandara, Rest Area, pusat perbelanjaan, pasar malam dan revitalisasi apsar rakyat untuk produk UMKM. "Kita ingin mengaktifkan akses UMKM di mall yang masih sedikit, saya minta 20 persen space di mall diberikan ke UMKM, termasuk saya kira di rest area supaya UMKM di utamakan," ujarnya. Pihaknya pun juga akan, mengembangkan lima destinasi unggulan di setiap wilayah di Indonesia, yakni sektor unggulan home stay, wisata alam, kuliner, souvenir, dan pelayanan sumber daya manusianya. KebijakanPemerintah dalam Pengembangan Koperasi dan UMKM Guna Menggerakkan Ekonomi Rakyat dan Menanggulangi Kemiskinan. Strategi Pengembangan Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah (UMKM) Untuk Meningkatkan Perekonomian Masyarakat. Produktivitas dan Strategi Bisnis Industri Kecil - Mikro Untuk Mencapai Daya Saing Tangguh 67% found this document useful 3 votes1K views24 pagesOriginal TitleSTRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING KOPERASICopyright© © All Rights ReservedShare this documentDid you find this document useful?67% found this document useful 3 votes1K views24 pagesStrategi Peningkatan Daya Saing KoperasiOriginal TitleSTRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING KOPERASIJump to Page You are on page 1of 24 You're Reading a Free Preview Pages 6 to 8 are not shown in this preview. You're Reading a Free Preview Pages 12 to 22 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime. Sementarastrategi yang dapat dirumuskan untuk Koperasi UPP Kaliurang adalah meningkatkan efisiensi di segala bidang, mengadakan kontrak kerjasama dengan industri pengolahan susu (IPS), meningkatkan promosi melalui kerjasama dengan instansi terkait, serta meningkatkan pengetahuan terhadap teknologi pengolahan susu
JAKARTA, - Deputi Bidang Kelembagaan Kementerian Koperasi dan UKM Rulli Nuryanto mengatakan, pengembangan koperasi pada 2021 akan dilakukan dengan berbasis pada kawasan, komunitas dan komoditas. "Sebagai lembaga ekonomi sekaligus sebagai lembaga sosial, koperasi dapat tumbuh dan berkembang dari potensi anggotanya untuk membangun ekosistem yang saling menguatkan dalam suatu wilayah atau daerah, berdasarkan produk unggulan lokal," kata Rulli, dalam siaran pers, Kamis 31/12/2020. Rulli bilang, dalam upaya mengembangkan potensi koperasi di masa pandemi Covid-19, pengembangan koperasi dapat dilihat dari pengelompokkan berdasarkan jenisnya. Koperasi konsumen 59,2 persen, jasa 20 persen, simpan pinjam 13,4 persen, produsen 4,9 persen, dan pemasaran 2,6 persen. Jenis koperasi konsumen yang paling dominan didorong untuk dapat memanfaatkan teknologi informasi untuk merespons kebutuhan anggotanya. "Dengan layanan digital, koperasi dapat meningkatkan kualitas layanan pemenuhan kebutuhan konsumsi anggotanya," ujar Rulli. Baca juga Kenaikan Tunjangan Kinerja PNS Tahun 2021 DitundaMenurut Rulli, koperasi jenis konsumen pada umumnya juga menjalankan unit usaha simpan pinjam, yang kini bisa bertransformasi menggunakan teknologi digital. Hal itu membuat kebutuhan pinjaman dan layanan simpanan anggota dapat dilakukan lebih cepat, transparan dan akuntabel. Lebih dari itu, anggota juga ikut serta dalam pengawasan terhadap pengelolaan koperasi oleh pengurus dan pengelola. Sebagai upaya pemerintah merespon dampak pandemi, KemenKopUKM juga telah menyalurkan bantuan permodalan kepada koperasi melalui LPDB-KUMKM. Rulli juga mendorong pengurus dan pengelola dapat mengembangkan usaha online bagi anggotanya, untuk menangkap bertumbuhnya bisnis digital saat ini. "Kami telah menyiapkan berbagai bentuk pelatihan kompetensi dan pendampingan kepada koperasi yang membutuhkan pengembangan usahanya," kata Rulli. Koperasi juga dapat melakukan kerja sama antar koperasi, sehingga koperasi yang lebih besar dapat mendukung koperasi yang skala usahanya lebih kecil melalui kemitraan dan jaringan usaha. Baca juga BI Rilis Aturan Baru Devisa Hasil Ekspor, Berlaku 1 Januari 2021
Koperasidan UKM yang dikutip oleh Firmanzah (2013) tiap tahun rata-rata sebanyak 7% usaha kecil dan menengah dari jumlah 6,2 juta UMKM bermigrasi secara skala dari mikro menjadi kecil, dan dari kecil menjadi menengah. Mengelaborasi strategi peningkatan daya saing IKM di Indonesia dengan belajar pada Pengembangan Koperasi dan usaha mikro, kecil dan menengah UMKM merupakan langkah yang strategis dalam meningkatkan dan memperkuat dasar Pkehidupan perekonomian dari sebagian terbesar rakyat Indonesia, khususnya melalui penyediaan lapangan kerja dan tingkat kemiskinan. Dalam rangka mendukung upaya penanggulangan kemiskinan dan penyediaan lapangan kerja,dilakukan penyediaan dukungan dan kemudahan untuk pengembangan usaha ekonomi produktif berskala mikro/informal, terutama di kalangan keluarga miskin dan/atau di daerah tertinggal dan kantong-kantong usaha skala mikro tersebut diarahkan untuk meningkatkan kapasitas usaha dan keterampilan pengelolaan usaha, serta sekaligus meningkatkan kepastian dan perlindungan usahanya, sehingga menjadi unit usahayang lebih mandiri, berkelanjutan dan siap untuk tumbuh dan koperasi dan UKM juga diarahkan untuk mendukung penciptaan kesempatan kerja dan peningkatan ekspor, antara lain melalui peningkatan kepastian berusaha dan kepastian hukum, pengembangan sistem insentif untuk menumbuhkan wirausaha baru berbasis teknologi dan/atau berorientasi ekspor,serta peningkatan akses dan perluasan pasar ekspor bagi produk-produk koperasidan UKM. Melalui koperasi dan UMKM ini diharapkan mampu mewujudkan kedaulatan ekonomi yang mengutamakan kesejahteraan rakyatKata Kunci Koperasi,UMKM,Pengembangan To read the file of this research, you can request a copy directly from the has not been able to resolve any citations for this has not been able to resolve any references for this publication. 2 Meningkatkan kapasitas petani dalam mengakses permodalan, dan teknologi 3. Peningkatan nilai tambah dan daya saing produksi dan pemasaran hasil pertanian; 4. Penguatan peran dan fungsi kelembagaan petani untuk meningkatkan kemandirian petani. 7.3. Kebijakan Pengembangan Kawasan Tanaman Pangan dan Hortikultura
ArticleAbstractKoperasi Rejo Tani is an Arabica coffee agroindustry located in Sumberwringin District, Bondowoso Regency. Arabica coffee has great potential to be developed due to agroindustrial raw materials. The great potential of coffee agroindustry Arabica began to be realized by various parties so that competition will increase. Koperasi Rejo Tani must have a strategy in maintaining its competitiveness. Assessment Competitiveness uses the Diamond Porter Model approach and scoring method. The results of the assessment of agroindustry competitiveness are factor condition index index value 3,842 with high predicate, demand factor dimension index value 4,129 with high predicate,value indexof related and supporting industry dimensions 2,365 with low predicate, index valueindex of strategic dimension, structure , and competition 3,337 with moderate predicate,dimension index value opportunity 3,476 with high predicate, and government role dimension index value 3,503. While the results of a comprehensive competitiveness assessment with a composite index value with a high predicate. Then formulate a strategy to improve competitiveness using the method Analytical Network Process ANP. Alternative strategies are obtained by conducting indept interviews with experts based on the results of competitiveness assessment. Based on the results of calculations using the ANP method of alternative priorities with theweight highest, namely developing clusters Arabica coffee agroindustry with a weight of full-text available To read the full-text of this research, you can request a copy directly from the has not been able to resolve any citations for this has not been able to resolve any references for this publication.
.
  • ccmrmi59mg.pages.dev/508
  • ccmrmi59mg.pages.dev/413
  • ccmrmi59mg.pages.dev/988
  • ccmrmi59mg.pages.dev/813
  • ccmrmi59mg.pages.dev/132
  • ccmrmi59mg.pages.dev/171
  • ccmrmi59mg.pages.dev/801
  • ccmrmi59mg.pages.dev/940
  • ccmrmi59mg.pages.dev/221
  • ccmrmi59mg.pages.dev/699
  • ccmrmi59mg.pages.dev/372
  • ccmrmi59mg.pages.dev/503
  • ccmrmi59mg.pages.dev/171
  • ccmrmi59mg.pages.dev/412
  • ccmrmi59mg.pages.dev/898
  • strategi peningkatan daya saing koperasi